- SEHAT
- NUTRISI
Mengungkap 11 penyebab kolesterol tinggi yang jarang disadari, mulai dari pola makan, stres, hingga faktor genetik dan kondisi medis tertentu.
Jumat, 18 Apr 2025 15:00:00

Kolesterol sering kali mendapat reputasi buruk karena dikaitkan dengan berbagai penyakit serius, seperti serangan jantung, stroke, hingga gangguan pembuluh darah. Padahal, kolesterol, yang merupakan zat lemak yang diproduksi secara alami oleh hati, memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Ia membantu dalam membentuk sel-sel tubuh yang sehat, memproduksi hormon, dan menghasilkan vitamin D yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Namun, masalah terjadi ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal yang seharusnya, yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Selama ini, kolesterol tinggi sering dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat, terutama makanan yang kaya akan lemak jenuh dan trans. Daging merah, produk olahan susu, serta makanan gorengan menjadi kambing hitam utama yang dituding sebagai penyebab kolesterol tinggi. Akan tetapi, apa yang sering kali terlupakan adalah bahwa kolesterol tinggi tidak hanya disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu. Dilansir dari Liputan6, ada banyak faktor lain yang turut berperan dalam peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh. Faktor-faktor tersebut mencakup gaya hidup, faktor genetik, serta berbagai kondisi medis yang mungkin tidak kita sadari. Untuk itu, penting bagi kita untuk memahami berbagai penyebab kolesterol tinggi ini agar dapat menghindari dan mengontrolnya dengan lebih efektif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang 11 penyebab kolesterol tinggi yang mungkin belum banyak diketahui. Mari kita lihat satu per satu apa saja faktor yang bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan bagaimana kita dapat mengatasinya.
1. Konsumsi Makanan Tinggi Lemak Jenuh dan Trans

Makanan yang kaya akan lemak jenuh dan lemak trans memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Kolesterol jahat inilah yang bisa menumpuk dalam pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan, yang pada akhirnya memicu serangan jantung dan stroke. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh dan trans adalah:
- Gorengan
- Jeroan (seperti hati ayam atau sapi)
- Keju tinggi lemak
- Daging olahan dan berlemak
- Kulit ayam
- Es krim
- Susu kental manis
- Mentega dan makanan cepat saji
Lemak memang diperlukan oleh tubuh, namun jika dikonsumsi secara berlebihan, tubuh akan memproduksi kolesterol lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Akibatnya, kolesterol akan menumpuk di dalam pembuluh darah, memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
2. Konsumsi Gula dan Minuman Manis Berlebihan
Selain lemak, gula juga memiliki andil besar dalam meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Konsumsi makanan atau minuman yang tinggi gula (seperti bubble tea, soda, atau makanan manis lainnya) dapat menyebabkan sejumlah perubahan negatif dalam tubuh, di antaranya:
- Meningkatkan kadar trigliserida
- Menurunkan kadar kolesterol baik (HDL)
- Meningkatkan kolesterol jahat (LDL)
Kebiasaan mengonsumsi gula secara berlebihan dapat membuat kadar kolesterol dalam tubuh menjadi tidak seimbang, yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang lebih besar.
3. Gaya Hidup Sedentari (Kurang Gerak)

Gaya hidup yang tidak aktif atau sedentari, di mana seseorang lebih banyak duduk dan tidak banyak bergerak, dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Aktivitas fisik yang rendah mengurangi kemampuan tubuh untuk mengubah LDL menjadi HDL (kolesterol baik), yang dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di dalam tubuh. Studi menunjukkan bahwa kebiasaan duduk terlalu lama bisa menurunkan enzim yang mengubah LDL hingga 95%. Akibatnya, metabolisme tubuh melambat, dan risiko serangan jantung pun meningkat hingga 30%.
Untuk itu, penting bagi kita untuk aktif bergerak. Cobalah untuk berdiri atau berjalan setiap 30 hingga 60 menit sebagai langkah awal melawan gaya hidup pasif.
4. Pertambahan Usia
Seiring bertambahnya usia, fungsi metabolisme tubuh juga cenderung menurun, termasuk kemampuan tubuh dalam mengatur kadar kolesterol. Biasanya, risiko kolesterol tinggi meningkat pada usia di atas 45 tahun. Namun, belakangan ini kolesterol tinggi juga mulai banyak ditemukan pada anak muda. Hal ini tidak terlepas dari pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Meskipun penuaan adalah faktor yang tidak bisa dihindari, kita masih bisa mengontrol pola hidup sehat, seperti olahraga teratur dan makan makanan bergizi, untuk mencegah kolesterol tinggi.
5. Faktor Genetik (Familial Hypercholesterolemia)
Kolesterol tinggi tidak selalu disebabkan oleh pola makan atau gaya hidup yang buruk, faktor keturunan juga bisa menjadi penyebab utamanya. Salah satu kondisi genetik yang sering menyebabkan kolesterol tinggi adalah familial hypercholesterolemia. Kondisi ini terjadi akibat kelainan pada kromosom 19 yang membuat tubuh mengalami kesulitan dalam mengelola kolesterol jahat (LDL). Akibatnya, meskipun seseorang telah menjalani pola hidup sehat, kadar kolesterol dalam darah tetap berada pada level yang tinggi.
Familial hypercholesterolemia sering kali tidak menunjukkan gejala sejak dini, sehingga banyak yang tidak menyadarinya hingga terjadi komplikasi serius. Oleh sebab itu, pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin sangat penting, terutama jika terdapat riwayat keluarga dengan masalah kolesterol tinggi.
6. Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol

Alkohol dapat memengaruhi kinerja hati dalam memproses kolesterol. Ketika tubuh mengolah alkohol, hati akan lebih sibuk dalam memecah alkohol daripada memproses kolesterol dan trigliserida. Akibatnya, produksi kolesterol dan trigliserida bisa meningkat. Jika hati tidak mampu memprosesnya dengan optimal, lemak akan menumpuk di dalam darah, yang berisiko memperburuk kadar kolesterol.
Jika Anda mengonsumsi alkohol, lakukanlah dengan bijak dan tidak berlebihan. Mengurangi konsumsi alkohol bisa menjadi salah satu langkah yang efektif untuk menjaga kadar kolesterol tetap seimbang.
7. Stres Kronis

Stres kronis dapat memengaruhi tubuh dalam berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan produksi hormon kortisol dan adrenalin. Peningkatan hormon ini akan memicu beberapa reaksi fisik, seperti peningkatan gula darah dan peningkatan produksi kolesterol serta trigliserida. Selain itu, banyak orang yang cenderung melakukan "stress eating", yaitu makan makanan tinggi lemak dan gula, untuk mengatasi stres. Kebiasaan ini tentu saja memperburuk kadar kolesterol dalam tubuh.
Mengelola stres melalui berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas fisik, bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
8. Hormon Tiroid Rendah (Hipotiroidisme)
Kelenjar tiroid memiliki peran vital dalam mengatur metabolisme tubuh, termasuk dalam proses pengolahan lemak dan kolesterol. Ketika produksi hormon tiroid menurun, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipotiroidisme, tubuh akan mengalami kesulitan dalam membuang kolesterol dari dalam darah secara efektif. Akibatnya, kadar kolesterol jahat (LDL) cenderung meningkat dan berisiko menimbulkan berbagai penyakit kardiovaskular. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 13% penderita kolesterol tinggi ternyata juga mengalami gangguan pada fungsi tiroid.
Kondisi ini sering kali tidak disadari karena gejalanya tampak umum, seperti kelelahan berlebih, kulit kering, atau kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
9. Kondisi Khusus: Kehamilan dan Menopause
Pada masa kehamilan, peningkatan kadar kolesterol merupakan hal yang wajar dan terjadi secara alami sebagai bagian dari proses biologis untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Kolesterol diperlukan untuk membentuk hormon-hormon penting serta membran sel janin. Sementara itu, pada wanita yang memasuki masa menopause, terjadi penurunan hormon estrogen secara signifikan. Hormon ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh.
Ketika estrogen menurun, kadar kolesterol jahat (LDL) cenderung meningkat, sementara kolesterol baik (HDL) menurun. Perubahan hormonal ini dapat memperbesar risiko gangguan jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, wanita hamil maupun yang telah menopause perlu lebih waspada dan menjaga pola makan serta gaya hidup sehat secara konsisten.
10. Penyakit Penyerta
Selain faktor gaya hidup dan genetik, beberapa kondisi medis tertentu juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh. Beberapa di antaranya meliputi hipertensi, diabetes, obesitas, gangguan pada ginjal dan hati, PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), kekurangan hormon pertumbuhan, lupus, hingga penyakit asam urat. Kondisi-kondisi tersebut umumnya berkaitan erat dengan gangguan metabolisme tubuh yang memengaruhi proses pengolahan dan pembuangan kolesterol secara optimal. Akibatnya, kolesterol jahat (LDL) cenderung meningkat, sementara kolesterol baik (HDL) menurun.
Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa memperbesar risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, pengelolaan penyakit yang mendasari sangat penting sebagai bagian dari upaya mencegah lonjakan kolesterol.
11. Konsumsi Kopi Tanpa Filter Secara Berlebihan

Tidak banyak yang menyadari bahwa cara menyeduh kopi juga dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh. Jenis kopi tertentu, seperti kopi yang diseduh menggunakan metode french press, espresso, atau kopi Turki, diketahui mengandung senyawa bernama diterpen, khususnya cafestol dan kahweol yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Mengonsumsi kopi jenis ini lebih dari empat cangkir per hari, terutama tanpa menggunakan filter kertas, dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi secara signifikan.
Bagi Anda pecinta kopi, penting untuk mempertimbangkan metode penyeduhan yang lebih sehat, seperti menggunakan filter kertas yang mampu menyaring senyawa berbahaya tersebut. Dengan begitu, Anda tetap bisa menikmati kopi tanpa mengorbankan kesehatan jantung Anda
Kolesterol tinggi memang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bisa dikendalikan seperti pola makan dan gaya hidup, maupun yang tidak dapat dihindari seperti faktor genetik dan kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk rutin memantau kadar kolesterol dalam darah, meskipun tidak merasakan gejala apa pun.
Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, mengelola stres, serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok, merupakan langkah preventif yang sangat efektif. Jangan biarkan kadar kolesterol yang tidak terkontrol diam-diam merusak kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit serius.
Artikel ini ditulis oleh


Tanda Tanda Kolesterol Tinggi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Berikut tanda-tanda kolesterol tinggi lengkap dengan gejala dan cara mengatasinya.
CNC 1 bulan yang lalu


Cara Menurunkan Kolesterol dengan Cepat, ini Panduan Lengkap dan Efektif
Berikut cara menurunkan kolesterol dengan cepat dan efektif.
CNC 1 bulan yang lalu

Awas Makanan Harian Bisa Picu Kolesterol Tinggi, ini Daftarnya
Berikut daftar makanan yang menyebabkan kolesterol tinggi.
CNC 1 bulan yang lalu




Penyebab Kolesterol Tinggi Selain Makanan, Salah Satunya Merokok
Tak hanya makanan yang dapat sebabkan kolesterol, beberapa kebiasaan ini juga dapat meningkatkan kolesterol.

Ciri Kolesterol Tinggi: Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya
Berikut ini adalah ciri kolesterol tinggi dan cara mengatasinya.

Larangan Kolesterol: Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan Jantung
Berikut ini adalah penjelasan tentang larangan kolesterol dan untuk menjaga kesehatan jantung.