Jakarta (ANTARA) - Shalat Subuh merupakan salah satu shalat fardhu yang wajib dikerjakan tepat pada waktunya, yaitu sejak terbit fajar hingga sebelum matahari terbit.
Namun, terkadang umat Muslim sering melewatkan waktu shalat Subuh karena bangun kesiangan.
Lantas, bagaimana tata cara qadha shalat Subuh yang terlewat dan apa hukum serta niat yang harus diucapkan menurut ajaran Islam? Berikut penjelasannya.
Dalam Islam, shalat fardhu yang terlewat wajib untuk diganti (qadha). Jika seseorang melewatkan shalat Subuh bukan karena sengaja, misalnya karena tertidur atau lupa, maka ia wajib qadha shalat tersebut sesegera mungkin setelah terbangun atau ingat.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Bukhari.
من نام عن صلاة أو نسيها فليصلها إذا ذكرها، لا كفارة لها إلا ذلك
Artinya: "Barangsiapa meninggalkan shalat karena tertidur atau lupa, maka laksanakanlah shalat saat ia ingat (qadha). Tidak ada denda baginya kecuali hal tersebut."
Tidur termasuk dalam kategori uzur yang membolehkan menunda shalat, namun kewajiban menggantinya tetap ada.
Sebaliknya, jika shalat terlewat tanpa alasan yang dibenarkan syariat (tanpa uzur), maka wajib bagi yang bersangkutan untuk segera qadha tanpa menunda sampai waktu shalat berikutnya.
Walaupun shalat Subuh bisa di qadha saat kita bangun kesiangan atau terlewat, besaran pahala yang di dapatkan akan berbeda, di mana pahalanya akan lebih besar bagi yang melaksanakan shalat tepat waktu.
Baca juga: Puasa qadha Ramadhan harus didahulukan dari puasa Syawal
Cara qadha shalat Subuh yang terlewat
Cara mengqadha shalat Subuh sama dengan shalat fardhu lainnya, yaitu melaksanakan dua rakaat dengan tata cara dan bacaan niat yang benar.
Niat qadha shalat Subuh:
أُصَلِّي فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَضَاءً للهِ تَعَالَى
Usholli fardhos subhi rok’ataini mustaqbilal qiblati qadhaan lillahi ta’ala
Artinya: "Saya niat mengqadha shalat Subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala".
Setelah membaca niat tersebut, pelaksanaan shalat Subuh qadha dilakukan seperti biasa, dimulai dengan takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, ruku’, sujud, dan seterusnya hingga selesai dua rakaat.
Kendati demikian, terdapat beberapa cara yang berbeda-beda menurut para ulama. Melansir dari nu online, hal ini berdasarkan pendapat Al-Qadhi Husain, Imam Al-Baghawi, Al-Mutawalli dan ulama lainnya.
Pendapat al-ashah menyatakan bahwa bacaan keras atau lirih saat shalat qadha mengikuti waktu melaksanakan qadha. Jika di qadha pada malam hari, surah dibaca dengan keras dan jika pada siang hari, surah dibaca dengan lirih.
Sedangkan menurut muqabil al-ashah, tetap mengikuti waktu asli shalat. Pada qadha shalat Dzuhur dan Ashar, surah tetap dibaca lirih. Sedangkan, qadha shalat Maghrib, Isya, dan Subuh bacaan surah tetap dikeraskan. Hal ini terlepas dari waktu melaksanakan shalat qadha yang sudah berbeda.
Demikian cara qadha shalat Subuh yang terlewat karena bangun kesiangan. Karena shalat tepat waktu sangat penting, usahakan untuk mengatur jam tidur malam dengan baik agar tidak terlambat bangun.
Biasakan diri untuk bangun pagi demi shalat Subuh, agar ibadah shalat dapat dijalankan tepat waktu tanpa harus di qadha.
Baca juga: Utang puasa orang meninggal wajib dibayar? Ini penjelasan dari ulama
Baca juga: Puasa qadha Ramadhan digabung dengan puasa Syawal apakah boleh?
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025