- BOLA
- INDONESIA
Hidangan ini dianggap steril serta aman untuk dikonsumsi.
Jumat, 18 Apr 2025 16:48:00

Sebuah restoran mewah di Shanghai, China, tengah menjadi perhatian publik setelah meluncurkan pengalaman bersantap yang terinspirasi oleh hutan hujan tropis yang ekstrem. Salah satu hidangan unggulannya adalah makanan penutup yang terbuat dari kotoran gajah yang telah diproses, menciptakan kontroversi yang luas dan memecah pendapat masyarakat di media sosial.
Restoran ini mulai ramai diperbincangkan setelah seorang narablog makanan (food blogger) terkenal, "Catatan Kuliner Mixue," yang memiliki lebih dari 400.000 pengikut di platform RedNote, mengunggah video berjudul Shanghai's New Restaurant Pushes the Limits of Crazy atau "Restoran Baru di Shanghai Dorong Batas Kewarasan" pada 7 April lalu. Dalam video tersebut, ia membagikan pengalamannya menikmati hidangan unik di restoran ini, seperti dilansir South China Morning Post, Kamis (17/4).
Restoran ini mengusung konsep ramah lingkungan dengan menyajikan 15 hidangan yang terinspirasi dari hutan hujan. Salah satu menu yang menarik perhatian adalah "Flowers Inserted into Elephant Dung," sebuah hidangan penutup berbahan dasar kotoran gajah kering yang telah disterilkan dan diolah menjadi remah-remah renyah, dihias dengan parfum herbal, selai buah, serbuk sari, dan es krim madu. Untuk menikmati paket lengkap hidangan ini, pengunjung harus merogoh kocek hingga 3.888 yuan, yang setara dengan sekitar Rp8,7 juta, belum termasuk minuman.
Pendiri restoran ini merupakan gabungan dari etnis Blang yang berasal dari China dan seorang koki asal Prancis. Mereka mengklaim telah menghabiskan tujuh tahun melakukan penelitian mengenai hutan hujan di Provinsi Yunnan sebelum mewujudkan konsep "membawa hutan ke Shanghai." Dalam pengalaman bersantap yang ditawarkan, pengunjung diajak untuk memulai dengan memetik daun langsung dari tanaman pot, mencelupkannya ke dalam saus, dan menyantapnya dalam keadaan mentah. Menu lainnya termasuk menjilat madu dari es batu hingga semangkuk "lumpur hitam" yang dirancang untuk meniru aroma tajam bunga Rafflesia.
Diklaim Steril dan Aman

Untuk salah satu hidangan penutup yang paling kontroversial, para tamu diharuskan menaiki tangga dalam sesi "tur pencuci mulut" untuk memilih aroma herbal dan selai yang diinginkan untuk ditambahkan ke kotoran gajah yang telah diproses. Menurut pihak restoran, kotoran ini kaya akan serat tumbuhan dan sering digunakan dalam industri pembuatan kertas yang ramah lingkungan.
Walaupun restoran mengklaim bahwa kotoran tersebut steril dan aman, masih ada keraguan mengenai apakah menu yang berbahan dasar kotoran gajah ini memenuhi standar keamanan pangan sesuai dengan Undang-Undang Kebersihan Makanan di China. Undang-undang tersebut mensyaratkan bahwa makanan harus tidak beracun, tidak membahayakan, dan memiliki nilai gizi yang memadai.
Pandangan warganet pun terbelah mengenai hal ini. Salah satu komentar menyatakan, "Menjijikkan dan menakutkan. Saya dari Yunnan, dan kami tidak makan kotoran gajah." Di sisi lain, ada yang berpendapat, "Orang kaya akan makan apa saja. Ini seperti ujian ketaatan besar-besaran bagi kaum elite."
Namun, tidak sedikit pula yang menyambut hidangan ini dengan antusias, "Ini bukan restoran biasa, lebih seperti tempat eksperimental. Kalau ingin pengalaman baru, layak dicoba."
Artikel ini ditulis oleh

B
Reporter
- Benedikta Miranti T.V
- Tanti Yulianingsih

Ini Opor Ayam Paling Mahal di Dunia, Harganya Hampir Setara UMP Jakarta
Opor ayam termahal di dunia, Golden Chicken Opor, menawarkan cita rasa istimewa dengan harga mencapai Rp5.000.000 per porsi.


Jika biasanya dibanderol murah meriah, siapa sangka jika ada gorengan 'sultan' yang justru memiliki harga fantastis di ibu kota.

Top 5 Makanan Khas Indonesia yang Ekstrem, Berani Mencobanya?
Makanan Indonesia ini dinilai ekstrem karena terbuat dari bahan yang tak biasa. Apa saja itu?