Puan Miris Siswa SMP di Buleleng Bali Tak Bisa Baca Tapi Lancar Bermedsos: Pil Pahit Dunia Pendidikan

2 days ago 6

  1. PERISTIWA

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan, keprihatinan terhadap anak-anak sekolah di Buleleng tidak bisa membaca tapi lancar bermedsos.

Kamis, 17 Apr 2025 10:52:00

 Pil Pahit Dunia Pendidikan Ketua DPR RI Puan Maharani (©@ 2025 merdeka.com)

tua DPR RI Puan Maharani menyampaikan, keprihatinan terhadap temuan adanya ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, yang belum dapat membaca dengan lancar namun lancar ber-media sosial (medsos).

Dia mengatakan, temuan ini mencerminkan adanya kesenjangan dalam pemenuhan hak dasar pendidikan di Indonesia.

"Bagaimana mungkin kita berbicara tentang kemajuan teknologi, ekonomi masa depan, dan SDM unggul, jika masih ada anak-anak SMP yang belum mampu membaca dengan lancar? Ini bukan sekadar isu pendidikan, ini adalah tantangan besar dalam upaya kita meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Puan Maharani, Kamis (17/4).

Temuan ini menjadi sebuah keprihatinan mengingat kemampuan membaca siswa seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Sebelumnya, Wakil Bupati (Wabup) Buleleng Gede Supriatna berpandangan siswa SMP tersebut sulit membaca karena terlalu sering bermain media sosial (medsos) dan menyarankan agar penggunaan handphone (HP) di lingkungan sekolah dibatasi.

Puan sepakat dengan hal tersebut dan berharap temuan ini mendapat tindak lanjut secepatnya.

“Kemampuan membaca merupakan fondasi dasar dalam untuk hidup masyarakat. Temuan di Buleleng Bali ini menjadi refleksi dari ketimpangan layanan pendidikan dan perlunya perhatian serius dari semua pemangku kepentingan,” tuturnya.

Puan khawatir, ketika hak dasar seperti literasi belum terpenuhi, maka hal tersebut akan berdampak pada masa depan anak-anak.

"Ketika kemampuan membaca belum tercapai secara merata, kita harus introspeksi bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam tata kelola pendidikan kita,” ucap Puan.

Adapun berdasarkan keterangan Pemda setempat, siswa-siswa di Buleleng yang belum lancar membaca itu juga dinilai kurang motivasi diri untuk belajar. Puan meyakini anak-anak yang belum bisa membaca tersebut sebenarnya memiliki potensi yang baik.

“Maka penting bagi pemerintah melalui kementerian terkait untuk turun tangan membantu anak-anak di Buleleng agar mendapatkan kesempatan belajar yang berkualitas,” jelas dia.

"Setiap anak yang belum bisa membaca menyimpan potensi luar biasa yang harus kita bantu berkembang. Mereka harus dibantu untuk mendapatkan kesempatan belajar yang berkualitas, karena di balik setiap anak yang belum bisa membaca, tersimpan potensi yang tak boleh kita abaikan," sambung Puan.

Puan menegaskan agar negara benar-benar hadir dalam memastikan setiap anak bangsa mendapatkan kesempatan belajar yang berkualitas.

“Karena di balik setiap anak yang belum bisa membaca, tersimpan potensi yang tak boleh kita abaikan," tuturnya.

Selain itu, Puan menyoroti lemahnya deteksi dini terhadap hambatan belajar hingga minimnya dukungan dari lingkungan keluarga dan sekolah sebagai faktor-faktor yang memperburuk situasi yang ada.

"Anak yang belum bisa membaca dengan baik bukan hanya mengalami tantangan secara akademis, tapi juga secara sosial dan emosional. Ini harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya tugas guru atau sekolah namun juga menjadi tugas bersama seluruh pihak terkait termasuk orang rumah,” papar Puan.

Temuan di Buleleng Bali tersebut pun menambah panjang daftar masih lemahnya kompetensi siswa di Indonesia usai sebelumnya belakangan banyak juga viral di media sosial siswa SMP dan SMA tak bisa perhitungan dasar.

Angka Literasi di Indonesia

Di sisi lain, temuan itu sejalan dengan skor literasi PISA Indonesia yang sangat rendah. Nilai PISA sebagai Program Penilaian Pelajar Internasional yang sangat rendah itu terlihat dari indikator literasi membaca, matematika, dan sains siswa Indonesia.

Nilai atau skor PISA sangat penting karena menjadi indikator yang menggambarkan tingkat keterampilan esensial yang diperlukan seseorang di dunia kerja dan masyarakat.

PISA atau Program for International Student Assessment (PISA) merupakan rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) di mana pada tahun 2022 Indonesia memiliki skor di angka 359, selisih 117 poin dari negara OECD yang memiliki skor rata-rata 476. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia setiap tahunnya.

Saat ini skor literasi PISA Indonesia terendah sepanjang sejarah, mulai 371 pada tahun 2000, 382 pada tahun 2003, 393 pada tahun 2006, 402 pada tahun 2009, 396 pada tahun 2012, 397 pada tahun 2015, 371 pada tahun 2018 dan 359 pada tahun 2022. Selama 2 dekade terakhir tren capaian literasi pada laporan PISA Indonesia mengalami kenaikan kemudian penurunan drastis.

Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia jauh tertinggal, di mana Singapura memiliki skor 543, Vietnam 462, Brunei Darussalam 429, Malaysia 388, Thailand 379, Indonesia 359, Filipina 347, dan Kamboja 329.

Puan menyebut, harus ada terobosan untuk meningkatkan literasi bagi siswa Indonesia mengingat juga berdasarkan laporan UNESCO, kebiasaan membaca di Indonesia sangat rendah.

“Data-data tidak berbohong dan kondisi ini menunjukkan perlunya gebrakan untuk meningkatkan literasi siswa-siswi Indonesia. Temuan di Buleleng menjadi salah satu pil pahit dalam dunia pendidikan Tanah Air yang harus segera diatasi,” ungkapnya.

Puan pun mendorong Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pembelajaran dasar secara nasional.

Termasuk, memperkuat program literasi, pelatihan guru yang berpihak pada siswa, dan meningkatkan peran serta orang tua dalam proses pendidikan.

"Ketika anak-anak kita lebih mahir menggunakan media sosial daripada memahami isi buku, itu pertanda kita perlu meninjau kembali arah kebijakan pendidikan secara menyeluruh. Pendidikan adalah pintu utama untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berdaya," imbuh Puan.

Artikel ini ditulis oleh

Raynaldo Ghiffari Lubabah
Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Begini Respons Gubenur Koster

Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Begini Respons Gubenur Koster

Padahal, kemampuan membaca seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Sederat Penyebab Ratusan Siswa SMP di Bali Belum Bisa Baca, Tertinggi Tak Punya Motivasi Belajar Gara-Gara Gadget

Sederat Penyebab Ratusan Siswa SMP di Bali Belum Bisa Baca, Tertinggi Tak Punya Motivasi Belajar Gara-Gara Gadget

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali, I Made Sedana mengatakan, 50 persen anak-anak di Bali sangat kurang motivasinya untuk belajar.

Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Ini Sederet Kemungkinan Penyebabnya

Ratusan Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Ini Sederet Kemungkinan Penyebabnya

Jumlah siswa yang tidak bisa membaca bahkan diprediksi masih bisa bertambah.

Kenapa Ratusan Siswa Buleleng Tak Bisa Baca Lolos Masuk SMP? Ini Penjelasan Disdikpora

Kenapa Ratusan Siswa Buleleng Tak Bisa Baca Lolos Masuk SMP? Ini Penjelasan Disdikpora

Ada tiga ratusan lebih siswa SMP dari sekolah swasta dan negeri di Buleleng tidak bisa dan tidak lancar membaca.

Hardiknas 2024, Ketua DPR Soroti Kesenjangan Pendidikan di Kota dan Desa

Hardiknas 2024, Ketua DPR Soroti Kesenjangan Pendidikan di Kota dan Desa

Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung ekosistem pendidikan dan sumber daya manusia (unggul) pada momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024.

Tiga Ratusan Pelajar SMP Buleleng Bali Tak Bisa Baca Tersebar di 60 Sekolah, Paling Banyak Murid Laki-Laki
Puan Tekankan Pentingnya Evaluasi Menyeluruh Sistem Pendidikan Tinggi

Puan Tekankan Pentingnya Evaluasi Menyeluruh Sistem Pendidikan Tinggi

Pemerintah juga diminta untuk memastikan bahwa semua perguruan tinggi memenuhi standar.

Pentingnya Peranan Bahasa Ibu dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang Tak Boleh Disepelekan

Pentingnya Peranan Bahasa Ibu dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang Tak Boleh Disepelekan

Penggunaan bahasa ibu dalam pendidikan dasar untuk memudahkan transisi ke bahasa Indonesia, serta untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.

Puan Ingatkan Pemerintah Perhatikan Aspek Pendidikan dan Pariwisata Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Puan Ingatkan Pemerintah Perhatikan Aspek Pendidikan dan Pariwisata Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Puan Maharani berpesan kepada Pemerintah agar tetap memperhatikan pendidikan anak-anak pengungsi dampak erupsi Gunung Lewotobi.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |