- UANG
- EKONOMI
Teknologi ini dinilai mampu menyimpan emisi karbon dalam jangka panjang dan membuka peluang ekonomi baru.
Senin, 21 Apr 2025 14:56:00

Indonesia terus mendorong pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sebagai upaya untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Teknologi ini dinilai mampu menyimpan emisi karbon dalam jangka panjang dan membuka peluang ekonomi baru.
Menurut Executive Director Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC), Belladona Troxylon Maulianda, Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbon bawah tanah mencapai 600 gigaton, sementara emisi tahunan Indonesia saat ini berkisar 600 juta ton.
"Dengan kapasitas itu, Indonesia dapat menyimpan emisi domestik hingga sekitar 1.000 tahun. Jika ditambah dengan penyimpanan emisi dari negara tetangga, potensi penyimpanan bisa mencapai 200 tahun," jelas Belladona dalam konferensi pers The 3rd International & Indonesia CCS Forum 2025 di Jakarta, Senin (21/4).
Ia menambahkan, pengembangan CCS tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga berpotensi menjadi sumber pendapatan baru dari negara-negara yang menyimpan karbon di Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja berskala besar.
"Sektor CCS dapat menciptakan sekitar 170 ribu lapangan pekerjaan setiap tahunnya, mulai dari konstruksi hingga pengawasan teknis," ujarnya.
Dari sisi ekonomi, kontribusi CCS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diperkirakan mencapai 0,8 hingga 1 persen. Sejauh ini, sudah terdapat tiga proyek yang dijadwalkan mulai berjalan pada tahun 2030, dengan total investasi mencapai USD 38 miliar.
Salah satu investor besar adalah ExxonMobil, yang akan membangun pabrik petrokimia yang sejak awal terintegrasi dengan teknologi CCS untuk menekan emisi secara langsung dari proses produksinya.
Belladona menegaskan bahwa forum CCS tahun ini bukan sekadar ajang seremonial, tetapi bentuk nyata komitmen Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi ini di kawasan Asia Pasifik bahkan dunia.
"Jika proyek CCS ini mulai berjalan pada 2030 atau lebih cepat, Indonesia berpotensi menjadi negara berkembang pertama yang menerapkan CCS secara penuh," tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh

M
Reporter
- Maulandy Rizki Bayu Kencana

Carbon Capture Storage Jadi Pendorong Perekonomian Indonesia
Indonesia, dengan kapasitas penyimpanan CO2 potensial yang mencapai 400 hingga 600 gigaton

Pemerintah Jelaskan soal Carbon Capture and Storage, Pertanyaan Gibran ke Mahfud saat Debat Cawapres
Hub CCS menjadi penanda era baru bagi Indonesia, di mana CCS diakui sebagai "license to invest" (izin untuk berinvestasi) untuk industri rendah karbon.

Kejar Target NZE 2060, Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan & Penyimpanan Karbon
Pertamina akan memainkan perannya sebagai pemasok energi nasional yang berkelanjutan.

Deal! ExxonMobil Investasi 2 Proyek Besar di RI, Airlangga: Nilainya Capai Rp162 Triliun
Pemerintah Indonesia semakin menunjukkan keseriusan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan transisi menuju ekonomi hijau.

Carbon Capture Storage Berpeluang Jadi Bisnis Baru di Indonesia
Carbon Capture Storage Berpeluang Jadi Bisnis Baru di Indonesia

Aturan Tentang Carbon Capture Storage Ditargetkan Rampung Tahun Ini
Pemerintah melihat Indonesia memiliki potensi ekonomi besar dengan Carbon Capture Storage.

Menko Luhut Ingin Indonesia Jadi Pusat Penyimpanan Karbon Dunia, Ini Keuntungannya
Luhut menjelaskan, teknologi mengembalikan karbon ke perut bumi sebenarnya sudah ada sejak lama.

Pertamina-ExxonMobil Menjajaki Pengembangan Carbon Capture Storage Hub
Pertamina dan ExxonMobil bersepakat untuk melanjutkan kerja samanya untuk evaluasi CCS Hub di bagian barat Laut Jawa.

IICCS Forum 2024: PLN Siap Terapkan CCS untuk Dorong Dekarbonisasi Sektor Kelistrikan
PLN telah menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon.
PLN 1 tahun yang lalu