Konklaf, pertemuan rahasia para Kardinal untuk memilih Paus baru, menyimpan proses pemilihan yang penuh misteri dan sejarah panjang.
Senin, 21 Apr 2025 17:00:55

Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun. Sebelum meninggal, Paus Fransiskus ternyata sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma karena pneumonia serius.
Proses pemilihan Paus baru, dikenal sebagai Konklaf. Proses ini merupakan peristiwa penting bagi Gereja Katolik Roma dan dunia.
Konklaf adalah pertemuan rahasia para Kardinal yang bertugas memilih pemimpin spiritual umat Katolik sedunia setelah takhta kepausan kosong (sede vacante), baik karena wafatnya atau pengunduran diri Paus sebelumnya.
Proses ini berlangsung di Vatikan, melibatkan tahapan-tahapan yang penuh ritual dan kerahasiaan, menciptakan atmosfer dramatis yang menarik perhatian dunia.
Siapa yang terlibat, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana proses ini berlangsung?
Para Kardinal di bawah usia 80 tahun dipanggil ke Vatikan. Mereka berkumpul dalam kongregasi umum untuk membahas kriteria dan calon potensial sebelum memasuki Kapel Sistina untuk Konklaf. Proses ini dilakukan untuk memilih pemimpin spiritual baru bagi miliaran umat Katolik di seluruh dunia. Kerahasiaan sangat dijaga untuk memastikan integritas proses pemilihan dan mencegah intervensi eksternal. Pemilihan ini berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, dan waktu pelaksanaannya bergantung pada kapan takhta kepausan kosong.
Proses pemilihan ini penting karena menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma yang akan memimpin dan membimbing umat Katolik di seluruh dunia.
Hasil pemilihan ini akan berdampak besar pada kehidupan beragama, sosial, dan politik di berbagai negara. Konklaf merupakan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, dengan aturan dan prosedur yang terus berevolusi, memastikan kelangsungan kepemimpinan Gereja Katolik.
Tahapan Konklaf: Dari Sede Vacante hingga Habemus Papam!
Setelah sede vacante, periode kekosongan takhta kepausan, administrasi Gereja sementara dipegang oleh Kamerlengo hingga Paus baru terpilih. Kemudian, Kardinal pemilih berkumpul di Kapel Sistina, yang dikunci untuk menjaga kerahasiaan.
Mereka tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar selama proses berlangsung. Pemungutan suara dilakukan berulang kali hingga seorang kandidat memperoleh dua pertiga suara sah. Proses ini dapat berlangsung beberapa hari, bahkan berminggu-minggu.
Setiap kardinal menuliskan nama kandidat pilihannya di kertas suara. Setelah pemungutan suara, kertas suara dibakar dalam tungku khusus. Asap berwarna hitam menunjukkan belum ada Paus yang terpilih, sedangkan asap putih menandakan telah terpilih Paus baru.
Setelah terpilih, Dekan Kardinal menanyakan kesediaan kandidat menerima jabatan. Jika setuju, ia memilih nama kepausannya. Pengumuman resmi dilakukan dengan prosesi 'Habemus Papam!' (Kami memiliki Paus!).
Proses ini menekankan pentingnya kerahasiaan dan kebebasan dalam pengambilan keputusan. Setiap Kardinal memiliki hak suara yang sama dan bebas memilih calon yang mereka yakini layak memimpin Gereja Katolik. Proses ini dirancang untuk memastikan pemilihan Paus yang sah dan diterima oleh seluruh umat Katolik.
Syarat dan Tradisi Pemilihan Paus
Meskipun secara teori siapa pun yang merupakan umat Katolik yang dibaptis dapat dipilih, tradisi telah mengarahkan pilihan pada para Kardinal. Calon yang terpilih harus merupakan seorang pria yang telah dibaptis dan pada dasarnya memiliki rekam jejak sebagai pemimpin spiritual.
Selain itu, calon yang terpilih harus segera diangkat menjadi uskup apabila belum memiliki jabatan tersebut, karena otoritas tertinggi dalam Gereja hanya dapat diemban oleh seseorang yang telah menjalani tahbisan secara sah.
Meskipun tidak ada batasan usia yang secara resmi ditetapkan, sejarah mencatat bahwa rata-rata usia saat pemilihan Paus adalah sekitar 65 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman dan kematangan rohani dianggap sangat penting dalam menanggung tanggung jawab sebagai pemimpin umat Katolik di seluruh dunia. Proses ini juga menekankan pentingnya legitimasi dan kedalaman spiritual yang diakui secara luas.
Proses pemungutan suara dalam Konklaf dilakukan dengan cara yang sangat terstruktur. Setiap kardinal menerima selembar kertas suara berbentuk persegi panjang yang di atasnya tercetak tulisan langsung seperti 'Eligio in Summum Pontificem,' yang secara simbolis menegaskan bahwa pilihan mereka merupakan bagian dari panggilan ilahi untuk memilih pemimpin tertinggi Gereja.
Setelah menuliskan nama calon pilihan secara rahasia, setiap kardinal kemudian melipat kertas suara tersebut dengan hati-hati sebelum dimasukkan ke dalam wadah khusus.
Sejarah dan Fakta Menarik Seputar Konklaf
- Konklaf terlama dalam sejarah berlangsung selama hampir tiga tahun (1268-1271).
- Konklaf terlama di zaman modern berlangsung selama 181 hari (1740).
- Pada tahun 1970, Paus Paulus VI menetapkan batasan usia 80 tahun bagi kardinal pemilih.
- Konklaf hampir selalu diadakan di Kapel Sistina di Vatikan, kecuali pada tahun 1799-1800 yang berlangsung di Valencia, Spanyol, karena pendudukan Napoleon di Roma.
- Kapel Sistina diperiksa secara ketat untuk memastikan tidak ada alat penyadap sebelum dan sesudah konklaf.
Setelah terpilih, Paus baru akan menjalani penobatan dan memulai masa jabatannya sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia. Proses pemilihan Paus ini merupakan perpaduan antara tradisi, ritual, dan kerahasiaan yang telah berlangsung selama berabad-abad, menciptakan peristiwa yang penuh misteri dan menarik perhatian dunia.
Proses pemilihan Paus yang penuh dengan tradisi dan kerahasiaan ini memastikan bahwa pemimpin baru Gereja Katolik Roma terpilih secara sah dan diterima oleh seluruh umat Katolik di seluruh dunia. Konklaf, dengan segala kompleksitas dan sejarahnya, tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan kehidupan Gereja Katolik.
Artikel ini ditulis oleh


Ini Daftar Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus
Setelah wafatnya Paus Fransiskus, konklaf akan memilih penggantinya dengan beberapa kardinal sebagai kandidat kuat.

FOTO: Meninggal Dunia, Ini Momen Terakhir Paus Fransiskus Sapa Ribuan Umat Katolik di Misa Paskah
Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat menyapa ribuan umat Katolik dalam Misa Paskah 2025 di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (20/4/2025).

Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Paus Fransiskus meninggal dunia. Demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025).


Paus Fransiskus Tutup Usia Sehari Pasca Paskah, Umat Katolik Berbelasungkawa
Paus Fransiskus, yang merupakan pemimpin Gereja Katolik Roma, wafat pada hari Senin, 21 April 2025, tepat sehari setelah memimpin perayaan Paskah

Dua Karya Anak Bangsa yang Pernah Dipakai Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia
Tahun lalu, Paus sempat melakukan perjalanan ke sejumlah negara. Termasuk ke Indonesia pada September 2024.

Pesan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Meninggal, Minta Akhiri Konflik di Palestina dan Ukraina
Belum diketahui penyebab Paus Fransiskus tutup usia. Namun, dia sempat mengalami pneumonia berat.


Fakta Paus Fransiskus: Hidup dengan Satu Paru-Paru Selama 6 Dekade
Sebelum meninggal, Paus Fransiskus ternyata sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma karena pneumonia serius.

Ciuman penuh haru ini menggambarkan kedekatan dan kasih persaudaraan lintas iman yang menjadi salah satu warisan moral terbesar Paus Fransiskus.
