Indonesia Kantongi Investasi Rp639,5 Triliun untuk Proyek Penyimpanan Emisi

3 hours ago 1

  1. UANG

Salah satu investasinya berasal dari ExxonMobil yang bakal membangun proyek CCS di Laut Jawa.

Senin, 21 Apr 2025 20:00:02

Indonesia Kantongi Investasi Rp639,5 Triliun untuk Proyek Penyimpanan Emisi Indonesia Kantongi Investasi Rp639,5 Triliun untuk Proyek Penyimpanan Emisi (©merdeka.com)

Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) menyebut sudah ada investasi senilai USD38 miliar, atau setara Rp639,54 triliun (kurs Rp 16.830 per dolar AS) untuk pengembangan proyek penangkapan dan penyimpanan emisi karbon (CCS).

"Investasi yang telah masuk sekarang untuk free project, karena project itu baru onstream di tahun 2030. Investasi ini sekitar USD 38 billion, ini dari berbagai perusahaan, dari multinational companies dan juga national companies," jelas Executive Director Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC), Belladona Troxylon Maulianda, dalam konferensi pers International & Indonesia CCS Forum 2025 di Pullman Thamrin, Jakarta, Senin (21/4).

Belladona mengatakan, salah satu investasinya berasal dari ExxonMobil yang bakal membangun proyek CCS di Laut Jawa, dan mengembangkan pabrik petrokimia di atas lahan seluas 500 ha.

Menurut dia, CCS jadi hal krusial bagi Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki 600 gigaton (setara 600 miliar ton) tempat penyimpanan emisi CO2 di bawah tanah yang bisa dipakai untuk kepentingan domestik maupun luar negeri.

"Kalau kita taruh dalam konteks emisi kita itu sekitar 600 juta ton per tahunnya, jadi 600 giga dibagi 600 juta ton (emisi yang dihasilkan Indonesia tiap tahun) itu bisa kita simpan sekitar 1.000 tahun kalau hanya untuk emisi domestik," terangnya.

"Tapi kalau kita ingin menyimpan CO2 dari negara-negara tetangga, itu dikombinasikan dengan emisi domestik, kira-kira kita bisa menyimpan sekitar 200 tahun," dia menekankan.

Hanya saja, pemasangan CCS masih jadi tantangan lantaran membutuhkan investasi yang lebih besar. Sehingga Indonesia butuh kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisaa mencapainya.

"Kita belajar dari negara-negara leading countries lainnya seperti Norwegia dan Amerika. Jadi ini yang membutuhkan kolaborasi antara public and private partnership, dan juga tentunya pemerintah, untuk bisa mencari solusi ya bagaimana kita bisa meng-handle investasi ini," ungkapnya.

Belladona menilai, keberadaan CCS di Indonesia juga jadi peluang untuk industri hilir semisal petrokimia, baja, hingga semen, yang sulit untuk menghilangkan atau mengurangi emisi gas rumah kaca (dekarbonisasi).

"Walaupun mereka melakukan elektrifikasi, mengganti mobil misalnya dengan mobil listrik atau mengganti fuel dengan biofuel dan sebagainya, mereka masih menghasilkan emisi yang cukup tinggi," kata dia.

"Jadi tentunya mereka harus melakukan dekarbonisasi lainnya dan secara volume, berdasarkan teknologi dan sains, CCS itu paling besar yang bisa mereduksi volume-nya," tutur Belladona.

Kendati begitu, industri hilir disebutnya tak bisa lepas dari kewajiban melakukan CCS. Lantaran tren global saat ini beralih kepada produk yang lebih ramah lingkungan.

"Jadi di saat produk yang kita hasilkan itu bisa mereduksi emisinya dan kita bisa clean sebagai low carbon products, kita bisa jual lebih mahal. Nah, industri-industri hilir kita ini sudah mengekspor ke luar negeri. Contohnya baja, kita sekitar 8 persen dari total ekspor baja kita itu kita export ke EU, European Union, di tahun 2026 akan mengaplikasikan namanya CBAN, Carbon Border Adjustment Mechanism," bebernya.

"Jadi semua barang-barang yang import ke EU harus low carbon products. Kalau tidak mereka akan dikenakan pajak atau bisa sama sekali tidak bisa diimport ke EU. Jadi itu adalah peluangnya," pungkas Belladona.

Artikel ini ditulis oleh

Yunita Amalia

M

Reporter

  • Maulandy Rizki Bayu Kencana
Proyek CCS Siap Dimulai 2030, Indonesia Bisa Simpan Cadangan Karbon untuk 1.000 Tahun

Proyek CCS Siap Dimulai 2030, Indonesia Bisa Simpan Cadangan Karbon untuk 1.000 Tahun

Teknologi ini dinilai mampu menyimpan emisi karbon dalam jangka panjang dan membuka peluang ekonomi baru.

Pertamina-ExxonMobil Menjajaki Pengembangan Carbon Capture Storage Hub

Pertamina-ExxonMobil Menjajaki Pengembangan Carbon Capture Storage Hub

Pertamina dan ExxonMobil bersepakat untuk melanjutkan kerja samanya untuk evaluasi CCS Hub di bagian barat Laut Jawa.

Pemerintah Jelaskan soal Carbon Capture and Storage, Pertanyaan Gibran ke Mahfud saat Debat Cawapres

Pemerintah Jelaskan soal Carbon Capture and Storage, Pertanyaan Gibran ke Mahfud saat Debat Cawapres

Hub CCS menjadi penanda era baru bagi Indonesia, di mana CCS diakui sebagai "license to invest" (izin untuk berinvestasi) untuk industri rendah karbon.

 Nilainya Capai Rp162 Triliun

Deal! ExxonMobil Investasi 2 Proyek Besar di RI, Airlangga: Nilainya Capai Rp162 Triliun

Pemerintah Indonesia semakin menunjukkan keseriusan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan transisi menuju ekonomi hijau.

Carbon Capture Storage Jadi Pendorong Perekonomian Indonesia

Carbon Capture Storage Jadi Pendorong Perekonomian Indonesia

Indonesia, dengan kapasitas penyimpanan CO2 potensial yang mencapai 400 hingga 600 gigaton

Carbon Capture Storage Berpeluang Jadi Bisnis Baru di Indonesia

Carbon Capture Storage Berpeluang Jadi Bisnis Baru di Indonesia

Carbon Capture Storage Berpeluang Jadi Bisnis Baru di Indonesia

Menko Luhut Ingin Indonesia Jadi Pusat Penyimpanan Karbon Dunia, Ini Keuntungannya

Menko Luhut Ingin Indonesia Jadi Pusat Penyimpanan Karbon Dunia, Ini Keuntungannya

Luhut menjelaskan, teknologi mengembalikan karbon ke perut bumi sebenarnya sudah ada sejak lama.

Aturan Tentang Carbon Capture Storage Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Aturan Tentang Carbon Capture Storage Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Pemerintah melihat Indonesia memiliki potensi ekonomi besar dengan Carbon Capture Storage.

Kejar Target NZE 2060, Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan & Penyimpanan Karbon

Kejar Target NZE 2060, Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan & Penyimpanan Karbon

Pertamina akan memainkan perannya sebagai pemasok energi nasional yang berkelanjutan.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |