Temukan alasan di balik jarangnya hotel menyediakan guling dalam layanan penginapan mereka.
Senin, 14 Apr 2025 16:46:00

Pernah gak sih kamu nginep di hotel, udah dapet kasur empuk, selimut hangat, bantal tebal, tapi kok rasanya ada yang kurang? Yup, guling kesayangan kamu gak ada! Bagi banyak orang Indonesia, tidur tanpa guling itu ibarat makan nasi tanpa lauk. Hampa.
Tapi tenang, kamu nggak sendirian kok yang merasa begitu. Banyak banget yang bertanya-tanya, “Kenapa sih hotel-hotel, bahkan yang bintang lima sekalipun, gak pernah sediain guling di kamar?” Nah, buat kamu yang penasaran, yuk kita bongkar asal-usulnya, sejarahnya, sampai fakta unik di balik "absennya" guling di dunia perhotelan.
1. Asal-Usul Guling, Si Teman Setia Tidur Orang Indonesia

Sebelum kita bahas kenapa hotel gak punya guling, kita harus kenalan dulu sama sejarah si guling ini. Guling dipercaya berasal dari budaya Asia, terutama di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina. Di Indonesia sendiri, guling sudah dipakai sejak zaman dulu.
Konon, pada era kolonial, guling disebut sebagai “Dutch wife” atau “istri Belanda”. Bukan karena bentuknya mirip bule ya, tapi karena para penjajah Belanda yang tinggal jauh dari istrinya di tanah air, sering memeluk guling sebagai pengganti kehangatan pasangan mereka saat tidur.
Makanya, istilah “Dutch wife” ini sempat populer untuk menyebut guling, terutama dalam literatur lawas. Di Indonesia, guling jadi begitu lekat dengan budaya tidur, bahkan anak-anak kecil pun udah dikenalin sama si bantal panjang yang satu ini sejak bayi.
2. Kenapa Hotel Gak Menyediakan Guling?

Nah, ini pertanyaan sejuta umat. Padahal tidur pakai guling tuh rasanya syahdu banget, ya gak?
Jawabannya cukup kompleks. Hotel, terutama jaringan internasional, biasanya menyesuaikan standar fasilitas berdasarkan norma dan kebiasaan global, yang dalam hal ini mengutamakan bantal biasa. Di negara-negara Barat, guling bukanlah barang wajib. Bahkan bisa dibilang banyak yang gak familiar sama sekali dengan benda ini.
Selain itu, berikut alasan-alasan lainnya kenapa guling jarang banget muncul di hotel:
1. Standarisasi Internasional
Hotel-hotel besar, terutama yang punya cabang di banyak negara, punya standar fasilitas yang seragam. Guling dianggap “opsional” dan bukan bagian dari kebutuhan dasar tidur versi internasional.
2. Desain Kamar yang Minimalis dan Estetik
Percaya atau enggak, kehadiran guling dianggap bisa “mengganggu” tampilan kasur yang rapi dan simetris. Desain hotel modern cenderung ingin terlihat clean dan elegan, dan guling—yang bentuknya panjang dan sering bikin tempat tidur keliatan “penuh”—kurang cocok dengan estetika ini.
3. Efisiensi dan Kebersihan
Guling lebih besar dan panjang, yang artinya lebih ribet saat proses pencucian dan penggantian. Satu kamar bisa punya dua bantal, tapi kalau nambah guling, itu berarti nambah beban kerja untuk housekeeping. Belum lagi kalau tamu memeluknya sambil ngiler—waduh, PR banget, kan?
3. Tapi Ada Kok Hotel yang Sedia Guling!
Kabar baiknya, beberapa hotel lokal di Indonesia sadar betul bahwa guling adalah kebutuhan penting bagi tamu domestik. Terutama hotel-hotel berbintang tiga ke bawah, atau penginapan lokal yang ingin memberikan sentuhan “rumahan” bagi pengunjungnya.
Di beberapa tempat, kamu juga bisa request guling secara khusus ke resepsionis. Memang gak semua hotel nyediain, tapi gak ada salahnya coba tanya. Siapa tahu mereka punya stok terbatas yang disimpan khusus buat tamu-tamu “tim guling garis keras”.
4. Guling vs Bantal Biasa: Mana Lebih Baik?

Sebenarnya, secara fungsional, guling dan bantal biasa punya manfaat masing-masing. Tapi khusus buat yang tidur miring, guling bisa bantu menopang lengan dan kaki supaya tubuh tetap dalam posisi netral. Artinya, tidur pun jadi lebih nyaman dan gak bangun-bangun dengan pegal di bahu atau punggung bawah.
Bahkan beberapa fisioterapis merekomendasikan guling sebagai alat bantu tidur yang baik untuk mengurangi nyeri sendi dan menjaga posisi tulang belakang tetap ideal. Jadi bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga ada sisi kesehatannya, lho.
5. Guling di Dunia Barat: Benda Aneh atau Eksotis?

Menariknya, belakangan ini guling mulai dikenal di beberapa negara Barat—terutama setelah viralnya tren-tren tidur sehat dan ergonomis. Banyak brand bedding internasional yang mulai meluncurkan “body pillow” alias guling versi modern. Bentuknya mirip, meskipun seringkali ukurannya lebih jumbo dan fungsinya sedikit beda.
Ada juga tren “pregnancy pillow”—bantal panjang yang melingkar dan membantu ibu hamil tidur lebih nyaman. Jadi, bisa dibilang, guling sedang naik daun di dunia Barat, tapi dengan branding yang lebih “fancy”.
Guling, Si Kecil yang Sering Diabaikan
Walaupun gak masuk daftar standar hotel, guling tetap jadi teman tidur yang tak tergantikan bagi banyak orang Indonesia. Rasanya hangat, empuk, dan bikin tidur lebih tenang. Meskipun pihak hotel mungkin belum menjadikannya fasilitas utama, bukan berarti guling kalah pamor, ya.
Kalau kamu gak bisa tidur tanpa guling, ada satu solusi simpel: bawa guling travel sendiri! Sekarang udah banyak guling mini yang bisa dilipat atau dikempesin, khusus buat kamu yang tetap ingin tidur nyenyak saat bepergian.
Artikel ini ditulis oleh


Curhat Hotel Dampak Banjir Semarang: Tamu Banyak Cancel Hingga Promo Bukber Sepi
Para pengusaha hotel kini hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.


Libur Lebaran 2025, Tingkat Hunian Hotel di Yogyakarta Turun Drastis
Untuk periode 1-6 April 2025, angka reservasi hotel di Yogyakarta baru mencapai 40 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Ekonomi RI Lesu, Okupansi Hotel di Bali Tak Naik Siginifikan saat Libur Lebaran
Dia memaparkan untuk kunjungan wisatawan domestik tercatat dari 12 hingga 15 ribu per hari ke Pulau Bali.

Penampakan Hotel Termurah di Dunia, Harga Sewanya Cuma Rp4 Ribu per Malam
Potret hotel termurah di dunia yang ada di Bangladesh. Biaya sewanya hanya sekitar Rp4 ribu saja per malam.
Viral 2 tahun yang lalu


5 Mitos Makan di Kamar yang Sering Dipercaya, Susah Dapat Jodoh
Makan di kamar merupakan tindakan buruk yang sebaiknya tidak dilakukan. Berikut mitos makan di kamar yang menarik untuk disimak.

VIDEO: Anggota DPR Gerindra Sebut Tutup Itu Bandara Halim Fasilitasnya Buruk, Malu Saya!
Anggota Komisi V DPR, Mulyadi mengeluhkan buruknya pelayanan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Ia mengaku dibuat tak nyaman khususnya pada peraturan pihak hotel. Ketakutan Bian membuat dirinya rela tidur di lantai kamar hotel.

Heboh Video Kamar Hotel di Bali Penuh Pecahan Kaca & Sampah, Ini Kejadian Sebenarnya
Video itu beredar di media sosial dan memperlihatkan lantai kamar hotel penuh pecahan kaca.

Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas, Pendapatan Hotel Bakal Anjlok Tahun Depan
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia meminta kebijakan ini dipertimbangkan secara teliti.