Penjelasan Kraton Jogja Tradisi Mubeng Beteng 1 Sura Digelar Malam Jumat Kliwon

6 hours ago 2

Penjelasan Kraton Jogja Tradisi Mubeng Beteng 1 Sura Digelar Malam Jumat Kliwon Ribuan orang mengikuti mubeng beteng dalam rangka memperingati malam 1 sura di Kraton Jogja, Kamis (26/6 - 2025). Stefani Yulindriani

Harianjogja.com, JOGJA—Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menyatakan tahun ini merupakan tahun dal, sehingga malam 1 sura jatuh pada malam Jum'at Kliwon. Ribuan orang pun mengikuti prosesi mubeng beteng sebagai bagian dari peringatan malam satu suro.

Ketua Paguyuban Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat KRT Kusumanegara mengatakan mubeng beteng tersebut digelar untuk merefleksikan peristiwa yang terjadi di masa lalu dan harapannya akan masa yang akan datang.

"Ini adalah upaya kita dari masyarakat Jawa berdoa kepada Allah agar di tahun yang akan datang lebih baik," katanya di Kraton Jogja, Kamis (26/6/2025) malam.

BACA JUGA: Menhub Dudy Sebut 6 Ribu Korban Jiwa Kecelakaan Akibat Pelanggaran Truk ODOL

Selian itu menurutnya mubeng Beteng juga dimaknai sebagai upaya membentengi keimanan dari perilaku yang tidak berkenan bagi Allah dan sesama manusia. Tahun dal merupakan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada tahun tersebut malam satu suro jatuh pada malam Jumat Kliwon. Tahun dal jatuh dalam delapan tahun sekali.

Menurutnya, selama tahun dal, prosesi upacara adat yang digelar Kraton Jogja pun lebih besar dibandingkan dengan tahun lainnya. Seperti labuhan yang digelar untuk memperingati kenaikan tahta Sri Sultan HB X yang biasanya digelar pada tiga lokasi, tahun ini bertambah. Dalam prosesi tersebut seluruh peserta diminta meminimalkan komunikasi selama prosesi tersebut.

"Aturan yang disepakati keliling Beteng meminimalkan komunikasi yang tidak perlu. Dalam bahasa Jawa disebut tapa bisu, karena diharapkan disini diharapkan berdoa. Menjaga kekhitmatan, banyak berdoa, agar tahun yang akan datang lebih sukses," katanya.

BACA JUGA: Penanganan Sampak Organik, Warga Kota Jogja Gunakan EM 4 dan Molase untuk Hilangkan Bau

Dalam acara tersebut ada abdi dalem dan ribuan masyarakat yang mengikuti prosesi tersebut. Prosesi mubeng beteng tersebut digelar oleh abdi dalem Keaton Jogja. Abdi dalem pun tidak diwajibkan mengikuti gelaran tersebut. Jarak yang ditempuh dalam prosesi tersebut mencapai sekitar lebih dari 4 km. Karena itu, abdi dalem yang mengikuti harus memiliki fisik yang bugar.

"Secara prinsip mereka harus kuat karena ini perjalanan yang cukup melelahkan karena dilakukan dimalam hari, memerlukan waktu sekitar satu setengah hingga dua jam," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |