- UANG
- EKONOMI
Pemanfaatan kendaraan berbasis hidrogen dapat mengurangi impor BBM sebesar 1 juta barel per hari.
Selasa, 15 Apr 2025 15:04:00

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mendorong pengembangan kendaran berbasis hidrogen untuk mengurangi ketergantungan impor BBM. Menurutnya, penggunaan mobil berbasis hidrogen jauh lebih murah ketimbang bensin atau BBM.
Bahlil mencontohkan, biaya isi bensin yang dikeluarkan untuk mobil berbasis BBM berkisar Rp1.300 per kilometer. Sementara konsumsi mobil hidrogen yang dihasilkan PT PLN hanya membutuhkan Rp550 per liter.
"Nah, kalau pakai hidrogen dari PLN, karena ini access supply, tidak ada investasi pembangkit, tidak ada investasi elektrolisis, ini hanya Rp550 per kilometer, jadi lebih murah daripada pakai bensin, karena hidrogennya setengah gratis," ujarnya dalam acara Opening Ceremony Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (15/4).
Selain itu, pemanfaatan kendaraan berbasis hidrogen dapat mengurangi impor BBM sebesar 1 juta barel per hari. Kalkulasi volume impor tersebut berdasarkan rata-rata penggunaan BBM di Indonesia yang mencapai 1,5 juta barel per hari. Sementara, produksi minyak dalam negeri baru mencapai 600.000 barel per hari.
"Berarti kita impor (BBM) 900 sampai 100.000 barel per day," ujarnya.
Produksi Hidrogen PLN
Bahlil menyebut PT PLN telah mampu memproduksi hidrogen hingga 200.000 ton per tahun. Sementara konsumsi hidrogen baru mencapai 75 ton. Dengan ini, terdapat pasokan hidrogen sekitar 125 ton yang belum terpakai.
Oleh karena itu, dia meminta investor untuk tak ragu menggarap bisnis hidrogen di Indonesia. Saat ini, pemerintah akan menyusun regulasi terkait pengembangan mobil berbasis hidrogen.
"Nah, semakin narik ke sini, itu akan melakukan efisiensi terhadap penemuan-penemuan teknologi baru. Dan saya menunggu agar ini bisa menjadi bagian terpenting dalam kontribusi kita kepada bumi, untuk mendorong energi baru terbarukan," tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh


Toyota memandang insentidf diperlukan untuk mobil hybrid (HEV) seperti yang diberikan ke mobil listrik (BEV). Seperti insentif PPN dan PKB.

Menteri Bahlil: Hilirisasi Kunci Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen per Tahun
Tantangan sektor energi di Indonesia, terutama terkait dengan lifting atau produksi minyak nasional yang saat ini berada di angka 600 ribu barel per hari.

Hidrogen Hijau Bisa Jadi Bahan Bakar Sepeda Motor, Lebih Murah dari Bensin dan Motor Listrik
Hidrogen hijau sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang 4 kali lebih murah dari Bahan Bakar Minyak (BBM).
PLN 1 tahun yang lalu

Target 600.000 Mobil Listrik, Luhut Yakin Bakal Pangkas Subsidi BBM
Luhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun

Anak Buah Menko Airlangga Lirik Mobil Listrik Hidrogen: Potensial untuk Transportasi di Indonesia
Sudah ada beberapa pabrikan mobil dunia yang mengembangkan mobil hidrogen atau fuel cells electric vehicle (FCEV).
mobil 1 tahun yang lalu

Siap-Siap Bahan Bakar Bus dan Truk Nantinya Tak Lagi Pakai Solar, tapi Diganti Pakai Hidrogen
Permintaan hidrogen di sektor ini diperkirakan akan mencapai 161 GWh atau 4,88 kilo ton hidrogen di tahun 2040.


Target Produksi 600.000 Mobil Listrik, Luhut Yakin Bakal Pangkas Impor dan Subsidi BBM
Luhut percaya, itu menjadi titik tolak bagi misi pemerintah mengurangi emisi CO2 sekitar 160.000 ton per tahun. Sekaligus menekan angka impor dan subsidi BBM.

Melihat Urgensi Insentif Tambahan bagi Mobil Hybrid
Mobil hybrid yang memadukan mesin dan baterai listrik makin populer di Indonesia. Banyak merek memasarkan mobil hybrid untuk transisi ke mobil listrik.

Hanya 11 persen dinikmati kelompok masyarakat di desil 1-5, sementara sisa pengguna BBM dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu.