- JAWA TENGAH
- RAGAM
Soto Pites Mbah Galak, soto legendaris Jogja dengan keunikan cabai dipites. Kisahnya unik, rasanya bikin ketagihan.
Rabu, 09 Apr 2025 13:30:00

Jogja tak hanya dikenal dengan keindahan budayanya, tetapi juga dengan kekayaan kulinernya. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah Pasar Beringharjo, tempat beragam makanan khas dapat ditemukan. Namun, di antara banyaknya kuliner yang tersaji, ada satu warung soto yang menarik perhatian karena namanya yang unik, yaitu Soto Pites Mbah Galak.
Dari namanya saja, banyak orang yang penasaran. Apakah pemiliknya benar-benar galak? Ataukah ada kisah lain di balik sebutan itu? Warung soto ini sudah berdiri sejak 1950 dan tetap mempertahankan cita rasanya yang khas. Soto dengan kuah bening ini memiliki keunikan yang tak ditemukan di tempat lain, yaitu sambalnya tidak diulek, melainkan dipites langsung dengan jari.
Warung ini kini dikelola oleh Eni (55), generasi ketiga dari Mbah Galak pertama. Sejak beralih dari model jualan keliling dengan pikulan ke lokasi tetap di Pasar Beringharjo, Soto Pites Mbah Galak terus berkembang. Bahkan, dengan adanya transaksi digital QRIS, warung ini semakin diminati wisatawan.
Sejarah Panjang Soto Pites, dari Pikulan hingga Warung Legendaris

Soto Pites Mbah Galak bukan sekadar warung soto biasa, tetapi memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak tahun 1948. Mbah Galak pertama, yang berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, memulai usaha ini dengan berjualan menggunakan pikulan dan berkeliling kota Yogyakarta. Saat itu, soto yang dijual masih sederhana, tetapi rasanya sudah menggugah selera.
Pada tahun 1950, warung ini akhirnya mendapat tempat tetap di depan Pasar Beringharjo yang saat itu masih kecil. Seiring waktu, pasar mengalami perkembangan dan mengalami kebakaran besar, sehingga pada tahun 1980-an, lokasi warung ini direlokasi ke lantai dasar sisi timur Pasar Beringharjo.
Nama “Mbah Galak” bukanlah nama asli pemiliknya, melainkan julukan yang diberikan oleh para pelanggan. Sosok Mbah Galak pertama dikenal jarang tersenyum dan cenderung jutek saat melayani pembeli. Meski begitu, rasa sotonya yang khas membuat pelanggan tetap datang kembali.
Setelah Mbah Galak pertama meninggal, usaha ini diteruskan oleh anaknya yang dikenal sebagai Mbah Galak kedua. Namun, karena Mbah Galak kedua tidak memiliki keturunan, warung ini akhirnya diwariskan kepada keponakannya, yaitu Eni, yang sudah terbiasa membantu sejak kecil. Sejak tahun 2013, Eni resmi menjadi penerus warisan kuliner ini.
Kini, Soto Pites Mbah Galak terus eksis di tengah perkembangan zaman. Dengan tetap mempertahankan resep asli, warung ini masih menjadi pilihan utama pencinta kuliner yang ingin menikmati soto khas Jogja yang berbeda dari yang lain.
Keunikan Soto Pites: Cabai Dipites yang Bikin Ketagihan

Setiap warung soto pasti memiliki ciri khasnya masing-masing, tetapi Soto Pites Mbah Galak punya sesuatu yang benar-benar unik. Jika biasanya soto disajikan dengan sambal ulek, di sini sambalnya disajikan dengan cara dipites atau dipencet langsung menggunakan jempol.
“Sambal di sini tidak diulek, tetapi dipites sesuai permintaan pelanggan. Kalau mau pedas, tinggal minta cabai lebih banyak, dan kami akan memitesnya langsung ke dalam mangkuk soto,” cerita Eni ketika ditemui pada Rabu (26/3/2025) di Warung Soto Pites Mbah Galak.
Proses ini ternyata memberikan sensasi berbeda karena cabai rawit merah yang dipites langsung ke dalam kuah soto menghasilkan rasa pedas yang lebih segar dan alami. Inilah yang membuat banyak pelanggan ketagihan dan kembali lagi untuk merasakan pengalaman makan soto dengan cara yang unik ini.
Selain soto sapi dan ayam dengan kuah bening yang khas, warung ini juga menyediakan berbagai lauk tambahan seperti sate ayam, sate telur puyuh, sate usus, sate kere dan tempe mendoan. Semua lauk ini bisa dipilih sesuai selera dan semakin menambah kenikmatan menikmati semangkuk soto hangat. Untuk menikmati kesegaran soto, cukup merogoh kocek mulai dari Rp15 ribu.
Bahkan, ketika Eni menyiapkan cabai ke dalam mangkuk terkadang sempat menangis karena terkena percikan cabai saat proses pemitesan. Ada pelanggan yang bahkan sampai memesan cabai sebanyak 15 biji. Ini merupakan pesanan cabai terbanyak yang pernah disajikan oleh Soto Pites Mbah Galak.
“Kadang cabai muncrat ke mata, jadinya perih dan bikin nangis bombay,” ujar Eni sambil tertawa.
Dari Transaksi Tunai ke Digital, Adaptasi dengan QRIS

Dahulu, semua transaksi di Soto Pites Mbah Galak hanya menggunakan uang tunai. Namun sekitar tahun 2023, sejak ada program digitalisasi dari Bank BRI, warung ini mulai menerima pembayaran melalui QRIS.
“Awalnya, kami hanya menerima cash, tapi setelah pandemi, Mbak Maya dari Bank BRI menawarkan penggunaan QRIS, dan sejak itu kami mulai terbiasa,” kata Eni.
Perubahan ini ternyata membawa dampak besar. Banyak pelanggan, terutama anak muda dan wisatawan, lebih memilih menggunakan QRIS karena lebih praktis dan menghindari kerepotan mencari uang kembalian. Bahkan, sebelum makan, pelanggan sering bertanya apakah bisa membayar dengan QRIS.
Eni juga mengungkapkan bahwa transaksi digital membantu mengurangi risiko uang palsu dan lebih memudahkan dalam pencatatan keuangan. Saat ini, pembayaran dengan QRIS semakin meningkat, meskipun pelanggan lokal masih banyak yang menggunakan uang tunai.
Viral di Medsos, Dikunjungi Selebriti hingga Wisatawan Berbagai Negara
Seiring berkembangnya media sosial, Soto Pites Mbah Galak semakin dikenal luas. Sejak 2015, Soto Pites Mbah Galak sudah aktif di media sosial seperti Facebook.
Semenjak popularitas Facebook menurun, akhirnya Soto Pites Mbah Galak memutuskan fokus ke Instagram sejak 2019 dan TikTok sejak 2023 yang masih banyak diminati pengguna media sosial.
Akun Instagram dan TikTok yang dikelola oleh Shely, anak Eni, aktif mengunggah konten seputar pelanggan, menu, hingga kunjungan tokoh terkenal. Kini followers Instagram sudah mencapai 1,326 dan TikTok mencapai 540 followers.
Geliat penggunaan media digital sebagai sistem pembayaran dan promosi, membuat Soto Pites Mbah Galak sukses memperoleh kenaikan jumlah pelanggan dan transaksi. Kini dalam sehari, Soto Pites Mbah Galak bisa menghabiskan sebanyak 4 sampai 5 kilogram daging sapi dan 50 porsi lebih mangkuk soto.
“Kebanyakan kuliner yang mengalami kenaikan transkasi menggunakan QRIS BRI salah satunya Soto Pites yang sudah sejak lama menggunakan layanan BRI. Jadi bukan hanya QRIS-nya, Soto Pites juga semakin mengerti dunia digital dengan upload status di Instagram. Sampai dikunjungi oleh foodvloger Nex Carlos,” cerita Kepala BRI Unit Beringharjo, Utari Dewanti Marsudi tentang perkembangan Soto Pites Mbah Galak kepada merdeka.com saat ditemui di Kantor BRI Unit Beringharjo pada Kamis (20/3/2025).
Beberapa selebriti dan influencer yang pernah mampir ke sini antara lain Nex Carlos, Andovi, Imam Darto, serta aktor senior seperti Butet Kertaradjasa dan Slamet Rahardjo. Kehadiran mereka semakin membuat warung soto ini viral dan menarik perhatian lebih banyak pelanggan.
"Bahkan saat peluncuran film, Darto mengajak teman-temannya makan di sini. Momen ini menambah daya tarik warung di kalangan artis dan penggemar kuliner," cerita Eni sumringah.
Selain kalangan artis dan influencer, penikmat Soto Pites Mbah Galak juga datang dari berbagai kota dan negara. Pelanggan yang pernah menikmati Soto Pites Mbah Galak mulai dari wisatawan asal Kalimantan, Sumatra, Surabaya, Bali hingga Malaysia. Sedangkan wisatawan terbanyak yang berkunjung ke Soto Pites Mbah Galak dari Jakarta dan Bandung.
Harapan Masa Depan dan Konsistensi Rasa

Dengan jumlah pelanggan yang terus meningkat, Eni berharap Soto Pites Mbah Galak semakin dikenal luas dan terus maju. Meskipun permintaan tinggi, ia tetap menjaga kualitas dan tidak membuka cabang agar cita rasa tetap autentik.
“Kami ingin Soto Pites Mbah Galak tetap menjadi ikon kuliner di Jogja, dikenal luas, dan terus berkembang,” ujarnya.
Selain itu, partisipasi dalam acara seperti Beringharjo Great Sale (BGS) yang diadakan oleh Bank BRI juga membantu mendongkrak popularitas warung ini. Bahkan, Soto Pites Mbah Galak menjadi salah satu pemenang transaksi QRIS terbanyak dan mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp1 juta.
Dengan kombinasi rasa autentik, inovasi digital, dan dukungan media sosial, Soto Pites Mbah Galak membuktikan bahwa warisan kuliner bisa terus bertahan dan berkembang di era modern.
Peran Bank BRI Unit Beringharjo Bantu Proses Digitalisasi Pasar Tradisional
Keberhasilan digitalisasi di Soto Pites Mbah Galak tak lepas dari dukungan Bank BRI melalui program Beringharjo Great Sale (BGS) yang berlangsung dari 25 Oktober 2024 sampai 31 Januari 2025.
Mengutip situs jogjakota.go.id, Kepala Bagian MES Regional Office Yogyakarta Bank BRI, Susanto, mengatakan acara ini merupakan komitmennya dalam mendukung pengembangan UMKM, khususnya pedagang pasar. Ia juga menekankan penggunaan QRIS dalam program ini, yang dianggap membawa banyak keuntungan baik bagi pedagang maupun konsumen, karena memudahkan transaksi digital.
“Program ini dirancang untuk memberikan manfaat bagi pedagang dan pembeli. Pembeli mendapatkan potongan harga, sementara pedagang diharapkan dapat meningkatkan omzet dan menarik lebih banyak pembeli yang sebelumnya hanya sekadar melihat-lihat,” kata Susanto mengutip situs jogjakota.go.id.
Kepala BRI Unit Beringharjo, Utari Dewanti Marsudi, menjelaskan bahwa pihaknya aktif dalam mendorong digitalisasi pasar, termasuk memperkenalkan sistem pembayaran cashless kepada para pedagang. Pihak Bank BRI Unit Beringharjo langsung bertemu dengan pedagang di warung atau kios untuk memberikan edukasi.
“Kami masuk pasar dan mengenalkan pelan-pelan, karena tidak mungkin pedagang meninggalkan dagangannya,” kata Utari ketika ditemui merdeka.com di Kantor BRI Unit Beringharjo pada Kamis (20/3/2025).
Upaya ini dilakukan agar para pedagang, terutama yang sudah berusia lanjut bisa beradaptasi dengan perubahan sistem transaksi yang lebih modern.
Salah satu strategi yang diterapkan dalam Beringharjo Great Sale adalah memberikan insentif bagi pembeli yang menggunakan QRIS. Mereka yang bertransaksi dengan sistem digital akan mendapatkan kupon undian dengan hadiah menarik.
Program ini berhasil meningkatkan transaksi digital di pasar, termasuk di warung Soto Pites Mbah Galak yang menjadi salah satu pemenang dengan jumlah transaksi QRIS tertinggi I untuk bagian Blok Beringharjo Barat.
Program ini secara tidak langsung juga membantu banyak pedagang lain untuk mulai memahami pentingnya media sosial dalam memasarkan dagangannya. Soto Pites Mbah Galak menjadi salah satu contoh warung kuliner legendaris yang ada di Pasar Beringharjo yang sukses menerapkan digitalisasi di pasar tradisional.
Masa Depan Digitalisasi Pasar Tradisional

Pasar Beringharjo yang merupakan pusat perdagangan bersejarah di Jogja, terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Digitalisasi yang dilakukan oleh Bank BRI menjadi salah satu langkah penting dalam memodernisasi transaksi di pasar ini.
Bank BRI telah lama hadir di Beringharjo, dan sebagai unit bank terdekat, mereka bertanggung jawab menggarap digitalisasi pasar.
“Karena unit BRI kami ada di dekat sini, mau tidak mau kami yang menggarap digitalisasinya,” kata Utari.
Meskipun masih ada tantangan dalam mengajak semua pedagang beralih ke sistem digital, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Bank BRI dan pihak pasar menunjukkan hasil yang positif. Digitalisasi semakin diterima dan memberikan manfaat nyata bagi pelaku usaha, seperti yang dialami oleh Soto Pites Mbah Galak.
Dengan adanya QRIS, transaksi menjadi lebih cepat, aman, dan tercatat dengan baik. Risiko uang palsu berkurang, dan pengelolaan keuangan menjadi lebih transparan. Selain itu, adopsi media sosial semakin memperkuat daya saing bisnis tradisional di era modern.
Ke depannya, diharapkan semakin banyak pedagang di Pasar Beringharjo dan pasar-pasar tradisional lainnya yang mengadopsi sistem digital. Dengan kombinasi antara teknologi dan tradisi, bisnis kuliner legendaris seperti Soto Pites Mbah Galak bisa terus bertahan dan berkembang tanpa kehilangan identitasnya.
Artikel ini ditulis oleh


Soto Kletuk Pak Galo pertama kali buka pada tahun 1997. Setelah Pak Galo meninggal, usaha itu diteruskan oleh anaknya.


Mencicipi Soto Bebek Bu Heri Klaten, Kuliner Legendaris Peninggalan Leluhur sejak Tahun 1987
Soto ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman mbah buyut dari generasi saat ini

Mencicipi Bothok Mercon Kuliner Legendaris di Sragen, Kental Nuansa Jawa
Di Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa. Masing-masing kuliner memiliki cita rasa unik yang sulit dijumpai

Mencicipi Mata Maling, Camilan Renyah Berbahan Dasar Melinjo Khas Solo yang Legendaris
Kuliner legendaris dari Solo ini terbuat dari kulit melinjo dengan sensasi rasa pedas manis yang menggoyang lidah.




Mencicipi Segar Gurihnya Sroto Sokaraja, Soto Nikmat Khas Banyumas
Beda dari soto biasanya, Sroto Sokaraja pakai bumbu kacang dan potongan ketupat.

Mencicipi Soto Sangka, Kuliner Legendaris Kota Lama Banyumas yang Hampir Berusia 1 Abad
Selain Soto Sokaraja di Banyumas ada kuliner soto lainnya yang tak kalah legendaris, yaitu Soto Sangka.

Mencicipi Soto Sapi Bu Pujo di Jogja, Konon Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Jepang
Warung soto itu merupakan usaha keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Intip Rekomendasi Kuliner Enak di Yogyakarta, Cita Rasanya Begitu Menggugah Selera
Dari makanan pedas, manis, gurih, hingga makanan tradisional Jawa yang autentik, Yogyakarta memiliki semuanya.