Mengenal Gedung Minahasa Raad, Saksi Bisu Perjalanan Perjuangan Masyarakat Manado dan Minahasa

5 days ago 2

  1. TRENDING

Sejak didirikan pada akhir abad ke-19, bangunan ini berfungsi sebagai tempat berkumpul masyarakat Minahasa.

Selasa, 15 Apr 2025 09:42:03

Mengenal Gedung Minahasa Raad, Saksi Bisu Perjalanan Perjuangan Masyarakat Manado dan Minahasa Pemandangan Kota Manado dilihat dari kawasan Tinoor, salah satu area rawan longsor di jalur Kota Manado -- Kota Tomohon. (©© 2025 Liputan6.com)

Di jantung Kota Manado, terdapat sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan cerita perjuangan masyarakat Minahasa pada masa penjajahan Belanda. Bangunan tersebut adalah Minahasa Raad, yang dulunya berfungsi sebagai pusat pemerintahan lokal Minahasa dan menjadi saksi berbagai dinamika sosial serta politik dalam perjalanan menuju kemerdekaan. Letaknya yang berdekatan dengan Gedung Juang 45 semakin memperkuat signifikansi historis kawasan ini dalam sejarah bangsa Indonesia. Meskipun telah mengalami beragam perubahan fungsi dan renovasi, Gedung Minahasa Raad tetap menjaga nilai historisnya dan kini diakui sebagai cagar budaya Manado.

Minahasa Raad, yang berarti Dewan Minahasa dalam bahasa Belanda, adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah kolonial sebagai bagian dari sistem pemerintahan lokal di Minahasa. Sejak berdirinya pada akhir abad ke-19, gedung ini berperan sebagai tempat pertemuan dan pengambilan keputusan yang melibatkan para pemimpin adat serta tokoh masyarakat Minahasa. Sistem dewan ini awalnya dirancang untuk memenuhi kepentingan Belanda dalam mengelola wilayah Minahasa, yang saat itu dikenal sebagai daerah strategis di Hindia Belanda karena kontribusinya dalam penyediaan tenaga militer dan hasil bumi. Namun, seiring berjalannya waktu, Gedung Minahasa Raad tidak hanya menjadi simbol pemerintahan kolonial, tetapi juga wadah untuk pergerakan dan aspirasi kebangsaan. Para pemimpin lokal mulai memanfaatkan dewan ini untuk menyuarakan kepentingan rakyat Minahasa, termasuk tuntutan atas hak-hak sosial dan ekonomi yang sering kali diabaikan oleh pemerintah kolonial.

Menjelang kemerdekaan Indonesia, bangunan ini menjadi saksi dari berbagai pertemuan dan diskusi yang melibatkan tokoh-tokoh nasionalis Minahasa, yang berjuang agar wilayah ini mendapatkan pengakuan dalam pemerintahan Republik Indonesia yang baru terbentuk. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, fungsi Gedung Minahasa Raad mengalami perubahan signifikan. Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949, bangunan ini digunakan sebagai gedung dewan, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan lokal di Manado dan Minahasa. Selama periode ini, berbagai kebijakan daerah dirumuskan dan diputuskan di dalam gedung ini, menjadikannya lokasi penting dalam pembangunan daerah Sulawesi Utara pasca-kolonial.

jadi Cagar Budaya

Pada periode antara tahun 1950-an hingga 1970-an, Gedung Minahasa Raad menjadi salah satu lokasi yang sangat signifikan dalam perkembangan pemerintahan daerah di Manado. Di dalam gedung ini, berbagai tokoh politik, pejabat birokrasi, serta pemimpin adat berkumpul untuk mendiskusikan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan di sektor ekonomi, sosial, dan budaya di kawasan Minahasa. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan dalam struktur pemerintahan daerah, peran Gedung Minahasa Raad dalam politik lokal semakin berkurang, dan fungsi bangunan ini pun mengalami penurunan. Menyadari pentingnya nilai sejarah dan perlunya menjaga warisan budaya, pemerintah Kota Manado akhirnya menetapkan Gedung Minahasa Raad sebagai cagar budaya. Penetapan tersebut bertujuan tidak hanya untuk melestarikan bangunan secara fisik, tetapi juga untuk memastikan bahwa sejarah perjuangan masyarakat Manado dan Minahasa tetap diingat oleh generasi mendatang.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Gedung Minahasa Raad telah mengalami beberapa kali renovasi. Proses renovasi ini dilakukan dengan tetap menjaga bentuk arsitektur aslinya yang memiliki ciri khas gaya kolonial Belanda. Beberapa bagian bangunan yang telah rusak akibat usia diperbaiki, sementara bagian-bagian yang masih dapat dipertahankan dibiarkan dalam kondisi aslinya agar tetap mencerminkan nilai-nilai historisnya. Saat ini, Gedung Minahasa Raad tidak hanya berfungsi sebagai simbol sejarah, tetapi juga sebagai tempat edukasi bagi masyarakat. Beberapa ruang dalam gedung ini kini digunakan sebagai ruang pameran yang memamerkan sejarah Minahasa serta peran gedung dalam perjalanan politik dan sosial daerah tersebut. Dengan adanya upaya pelestarian ini, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami sejarah perjuangan nenek moyang mereka dan menghargai nilai-nilai kebangsaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu.

Gedung Minahasa Raad merupakan salah satu warisan sejarah yang memiliki nilai penting bagi masyarakat Manado dan Minahasa. Dari era kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan Indonesia, bangunan ini telah menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah, mulai dari perjuangan politik hingga pengambilan kebijakan daerah. Meskipun mengalami perubahan fungsi, statusnya sebagai cagar budaya memastikan bahwa bangunan ini tetap terjaga sebagai bagian dari warisan sejarah yang sangat berharga. Keberadaan Gedung Minahasa Raad di Kota Manado bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi juga sebagai simbol perjuangan, ketahanan, dan identitas masyarakat Minahasa. Dengan terus dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda, gedung ini akan selalu menjadi pengingat tentang pentingnya sejarah dalam membentuk masa depan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Artikel ini ditulis oleh

Desi Aditia Ningrum

M

Reporter

  • Muhamad Ridlo
  • Panji Prayitno
Sejarah dan Keunikan Jam Gadang Bukittinggi, Kebanggaan Masyarakat Sumbar Jadi Saksi Bisu Sejarah Indonesia

Sejarah dan Keunikan Jam Gadang Bukittinggi, Kebanggaan Masyarakat Sumbar Jadi Saksi Bisu Sejarah Indonesia

Puncak bangunan dihiasi dengan atap gonjong yang merupakan ciri khas rumah adat Minangkabau, melambangkan semangat dan nilai budaya setempat.

Melihat Balairung Sari Tabek, Bukti Tumbuhnya Prinsip Demokrasi di Tanah Minangkabau

Melihat Balairung Sari Tabek, Bukti Tumbuhnya Prinsip Demokrasi di Tanah Minangkabau

Jauh dari sebelum masa kemerdekaan Indonesia, prinsip demokrasi sudah lebih dulu lahir di dalam lapisan masyarakat Minangkabau.

Menilik Masjid Tuo Ampang Gadang, Saksi Bisu Perkembangan Agama Islam Hingga Perjuangan Imam Bonjol

Menilik Masjid Tuo Ampang Gadang, Saksi Bisu Perkembangan Agama Islam Hingga Perjuangan Imam Bonjol

Bangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.

Mengunjungi Masjid Raya Ganting, Dari Arena Perdebatan Ulama Minangkabau Hingga Markas Besar Hizbul Wathan

Mengunjungi Masjid Raya Ganting, Dari Arena Perdebatan Ulama Minangkabau Hingga Markas Besar Hizbul Wathan

Dulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.

Mengenal Nuwo Sesat, Tempat Pertemuan Orang Lampung Berbalut Gaya Arsitektur Unik

Mengenal Nuwo Sesat, Tempat Pertemuan Orang Lampung Berbalut Gaya Arsitektur Unik

Rumah adat asal Lampung ini sudah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki unsur arsitektur unik.

Cerita Masa Lalu Masjid Raya Imanuddin Tanjung Redeb, Dulu Dibom Penjajah Namun Tidak Hancur

Cerita Masa Lalu Masjid Raya Imanuddin Tanjung Redeb, Dulu Dibom Penjajah Namun Tidak Hancur

Menurut orang-orang tua yang menjadi saksi peristiwa itu, bom tepat jatuh di atas kubah masjid namun tidak hancur.

Gereja di Cirebon Ini Usianya Sudah Lebih dari Dua Abad, Begini Penampakannya

Gereja di Cirebon Ini Usianya Sudah Lebih dari Dua Abad, Begini Penampakannya

Namanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.

Jabar 1 tahun yang lalu

Gaya Bangunan Ciri Khas Minang, Ini Fakta Bangunan Masjid Raya Sumatera Barat

Gaya Bangunan Ciri Khas Minang, Ini Fakta Bangunan Masjid Raya Sumatera Barat

Fakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.

Mengulik Batagak Kudo-Kudo, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Masih Lestari

Mengulik Batagak Kudo-Kudo, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Masih Lestari

Tradisi Islam yang satu ini masih terus dilestarikan sampai sekarang dan sudah menjadi bagian dari kebanggaan masyarakat Padang Pariaman.

Pernah Disinggahi Pendiri Muhammadiyah hingga Tokoh Komunis, Ini Fakta Menarik Ndalem Sopingen Kotagede
Cerita di Balik Masjid Kuno Al Anwar Angke, Dibangun Tahun 1761 dan Jadi Tempat Rahasia Pejuang Kemerdekaan
Dibangun Tahun 1886, Bekas Rumah Bupati Cianjur Ini Jadi Tempat Terbentuknya Tentara Peta
Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |