Mengenal cara penularan HIV/AIDS menurut medis

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - HIV/AIDS hingga saat ini masih menjadi persoalan kesehatan global yang kerap diselimuti mitos.

Di tengah mudahnya masyarakat mengakses informasi, sejumlah mitos mengenai penyebaran virus ini masih tersebar luas dan memicu stigma terhadap penyintas.

Untuk memahami penyebaran virus ini dengan tepat, berikut mekanisme penularannya melansir dari berbagai sumber.

Apa itu HIV?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Tanpa penanganan, virus ini dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), kondisi ketika imunitas tubuh rusak berat sehingga sulit melawan infeksi.

Penularan HIV terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh tertentu, seperti darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).

Karena salah satu jalur penularannya adalah aktivitas seksual, HIV pun digolongkan sebagai infeksi menular seksual.

Cara penularan HIV/AIDS menurut medis

1. Hubungan seksual tanpa kondom

Hubungan seksual vaginal atau anal tanpa pengaman menjadi jalur penularan yang paling umum. Risiko akan semakin tinggi bagi yang memiliki pasangan tetap positif HIV atau sering bergonta-ganti pasangan seksual.

2. Penggunaan jarum suntik yang bergantian

Jarum suntik yang terkontaminasi darah merupakan faktor penularan yang berisiko tinggi. Praktik ini tidak hanya menularkan HIV, tetapi juga penyakit lain seperti hepatitis B dan C.

3. Penularan ibu ke bayi

Penularan juga dapat terjadi selama kehamilan, proses persalinan, maupun saat menyusui. Oleh sebab itu, ibu hamil perlu pemeriksaan dan pengobatan HIV rutin, yang terbukti mampu menekan risiko penularan.

4. Risiko di fasilitas kesehatan

Petugas medis juga berpotensi tertular akibat kontak dengan darah pasien positif HIV, terutama melalui luka terbuka atau insiden tertusuk jarum bekas.

Oleh sebab itu, petugas medis perlu memakai standar keselamatan kerja dan penggunaan alat pelindung diri, sehingga meminimalkan risiko tertular.

5. Penggunaan alat bantu seks bersama (sex toys)

Meski virus HIV tidak dapat bertahan lama di permukaan benda mati, risiko penularan tetap bisa terjadi jika alat bantu seks dipakai bergantian. Terutama saat cairan tubuh yang mengandung virus masih menempel.

6. Seks oral

Semua bentuk hubungan seks oral digolongkan memiliki risiko rendah penularan virus HIV, namun risikonya tidak nol (mustahil).

Risiko penularan tetap ada dan bisa meningkat jika terjadi ejakulasi di dalam mulut tanpa menggunakan kondom atau pelindung mulut lainnya.

Penularan dapat terjadi apabila mulut pihak yang merangsang dengan menggunakan lidah dan mulut tengah mengalami luka atau sariawan.

7. Transfusi darah dan transplantasi organ

Dalam beberapa kasus, penularan HIV dapat disebabkan oleh transfusi darah dan transplantasi organ tubuh. Namun, kejadian ini semakin jarang ditemukan karena penerapan uji kelayakan yang ketat terhadap pendonor.

Dengan adanya pengujian yang layak, risiko penerimaan donor darah atau donor organ dari seseorang yang terinfeksi HIV menjadi sangat rendah.

8. Berciuman

HIV tidak menular melalui air liur. Namun, risikonya dapat muncul jika salah satu pihak memiliki luka terbuka atau pendarahan gusi saat melakukan ciuman.

9. Prosedur sulam alis, tato, atau sulam bibir

Prosedur kecantikan seperti sulam alis, tato alis, dan sulam bibir dapat menjadi jalur penularan HIV jika dilakukan dengan peralatan yang tidak steril, karena prosedur tersebut melibatkan pembuatan irisan pada kulit terbuka.

Maka dari itu, pastikan semua peralatan yang digunakan telah steril, khususnya mata pisau atau jarum yang digunakan mesti yang sekali pakai.

Mitos yang tidak terbukti menularkan HIV

Banyak salah yang salah paham mengenai penyebaran HIV dan masih dipercaya masyarakat, padahal tidak memiliki dasar medis. Berikut aktivitas yang tidak menularkan HIV:

  • Bersalaman atau berpelukan
  • Menggunakan toilet umum
  • Berbagi alat makan atau minum
  • Berada di kolam renang yang sama
  • Tinggal serumah
  • Gigitan nyamuk atau serangga lainnya
  • Batuk dan bersin

Baca juga: 150 fasilitas kesehatan di Jakarta sudah bisa layani pengobatan HIV

Baca juga: 80 persen orang dengan HIV di Jakarta sudah mendapat pengobatan

Baca juga: Tinggi, Pemkab: Ada 3.371 kasus HIV Jayapura, 740 penderita meninggal

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |