Jakarta (ANTARA) - Memelihara lobster air tawar memang terlihat sederhana, namun faktanya banyak pemula yang mengalami kegagalan karena hewan ini cukup sensitif terhadap lingkungan.
Mulai dari kualitas air yang buruk, pakan yang tidak sesuai, hingga stres akibat penanganan yang salah, semua dapat menjadi pemicu lobster cepat mati. Agar budidaya berjalan lancar dan tingkat kelangsungan hidup lobster semakin tinggi, penting untuk memahami faktor-faktor penyebabnya sekaligus cara tepat untuk mencegah masalah tersebut.
Berikut ini adalah penyebab lobster air tawar mudah mati dan cara untuk mencegahnya, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Penyebab lobster air tawa mudah mati
1. Kualitas air yang tidak stabil
Banyak pemula sering mengabaikan faktor pH, padahal perubahan nilai pH yang terlalu jauh antara tempat asal lobster dan media baru bisa menjadi ancaman serius. Misalnya, lobster yang sebelumnya hidup di pH 5,6 lalu dipindahkan ke air dengan pH 7,5 dapat mengalami tekanan hebat. Adaptasi yang terlalu mendadak ini kerap berujung pada kematian.
Sebagai acuan, selisih pH untuk biota air tawar sebaiknya tidak lebih dari 1,0. Maka dari itu, lakukan pengecekan pH pada kolam penjual serta kolam budidaya di rumah, lalu sesuaikan secara bertahap sebelum lobster dimasukkan ke media barunya.
2. Lobster mengalami tekanan atau stres
Stres menjadi penyebab dominan kematian lobster air tawar, terutama pada yang sudah berukuran besar. Ketika stres, lobster biasanya berhenti makan, tubuhnya melemah, lalu gagal bertahan hidup.
Tanda-tandanya dapat terlihat dari perilaku yang pasif, selalu bersembunyi di area gelap, atau bergerak tidak wajar.Oleh karena itu, penting untuk mengenali pemicu stres sedini mungkin, sebab kondisi ini langsung menurunkan daya tahan dan produktivitas lobster.
3. Gagal molting (Ganti kulit)
Kegagalan saat proses molting sering terjadi bila cangkang terlalu keras, yang biasanya dipengaruhi oleh buruknya kualitas air, kondisi stres, serta kurangnya nutrisi dari pakan. Pada tahap molting, lobster mengeluarkan cairan dari tubuhnya yang bisa menarik perhatian lobster lain. Jika populasi terlalu padat, kondisi ini rawan menyebabkan penyerangan dari sesama dan memperbesar risiko kematian.
4. Infeksi bakteri
Lobster juga menyimpan ancaman dari bakteri Aeromonas. Mikroorganisme ini dapat menyerang kapan saja, bahkan pada budidaya yang sudah berpengalaman sekalipun. Ciri-cirinya dapat terlihat pada bagian ujung ekor lobster, seolah terdapat luka bakar atau kerusakan jaringan.
Serangan bakteri biasanya terjadi saat kondisi tubuh lobster sedang lemah. Lingkungan dasar kolam yang kotor dan jarang dibersihkan menjadi faktor utama, karena gesekan ekor dengan lumpur atau sisa kotoran membuka peluang infeksi masuk ke tubuh lobster.
Cara mengatasi lobster air tawar mudah mati
1. Menjaga kualitas air tetap stabil
Salah satu cara utama untuk mencegah kematian lobster air tawar adalah mempersiapkan media air jauh sebelum hewan dimasukkan. Idealnya, air diproses minimal 7 hari sebelumnya hingga mencapai pH netral di kisaran 6,5–7,0 dan dipertahankan selama beberapa hari.
Anda dapat menggunakan pH buffer baik melalui sistem filtrasi maupun langsung ditambahkan ke akuarium atau kolam. Beberapa pembudidaya juga memanfaatkan daun ketapang sebagai bahan alami untuk menstabilkan pH dan menciptakan lingkungan air yang nyaman bagi lobster.
2. Penanganan penyakit pada lobster
Upaya pencegahan infeksi dilakukan dengan memastikan bagian dasar media budidaya selalu bersih. Ini penting karena lobster lebih sering berada di dasar daripada berenang.
Proses pembersihan dapat dilakukan menggunakan alat vakum, sebab filter biasa hanya menyaring air bagian atas sehingga sisa kotoran dan pakan sering tetap mengendap. Dengan dasar kolam yang bersih, risiko luka atau infeksi bakteri dapat diminimalisir.
3. Memberikan pakan bernutrisi
Makanan berkualitas tinggi sangat berpengaruh pada daya tahan tubuh lobster. Nutrisi yang lengkap membantu mereka tumbuh optimal, lebih tahan terhadap penyakit, dan tidak mudah stres. Selain itu, pemberian pakan yang tepat memastikan tenaga lobster cukup untuk menjalani proses alami seperti molting.
4. Mengurangi risiko gagal molting
Untuk mendukung proses ganti kulit agar berjalan baik, lobster harus terhindar dari tekanan lingkungan. Saat terlihat tanda-tanda akan molting, sebaiknya dipindahkan ke tempat khusus (karantina) tanpa mengubah jenis air yang digunakan, serta menambahkan suplai oksigen dari aerator yang memadai.
Agar tidak terjadi serangan antar lobster, pastikan ketersediaan tempat berlindung atau shelter cukup untuk semua individu dan atur kepadatan kolam dengan baik.
Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan lobster air tawar dan mencegah risiko kematian yang tinggi. Dengan memahami hal-hal penting seperti kualitas air, pencegahan penyakit, pemilihan pakan, serta penanganan saat molting, keberhasilan budidaya pun akan semakin besar.
Perawatan yang tepat sejak awal bukan hanya menjaga lobster tetap hidup, tetapi juga mendukung pertumbuhan yang optimal dan hasil budidaya yang lebih menguntungkan.
Baca juga: Polisi gagalkan penyelundupan 44 ribu BBL dari Cidaun Cianjur
Baca juga: KKP dorong ekonomi biru lewat budidaya lobster perdana di Batam
Baca juga: Gibran, Selvi, Titiek panen budidaya lobster siap ekspor di Batam
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































