Pihak berwenang Israel sangat membatasi akses warga Kristen Palestina.
Selasa, 15 Apr 2025 16:08:00

Akses umat Kristen Palestina di Tepi Barat ke Yerusalem untuk perayaan Minggu Palma sangat dibatasi karena tindakan militer Israel dan pembatasan kebebasan bergerak warga Palestina. Demikian dilaporkan kantor berita WAFA pada Minggu (13/4).
Pihak berwenang Israel sangat membatasi akses, menerapkan keamanan ketat di pos pemeriksaan ke Yerusalem dan di dalam Kota Tua.
Pastor Ibrahim Faltas, Wakil Kustodi (pengawas) Tanah Suci, menyatakan hanya 6.000 izin yang diberikan kepada umat Kristen Tepi Barat. Sangat sedikit dibanding dengan jumlah populasi Kristen di daerah itu sekitar 50.000 orang, yang juga ingin menghadiri kebaktian di Gereja Makam Suci, Kota Tua Yerusalem yang diduduki.
Tahun kedua
Dilansir The Cradle, Minggu (13/4), Faltas mencatat ini adalah tahun kedua berturut-turut perayaan seperti ini dibatasi karena konflik yang berlangsung. Umat Kristen menekankan doa-doa gereja yang terus menerus demi perdamaian dan keadilan.
Minggu Palma merupakan hari umat Kristen memperingati masuknya Yesus Kristus ke Yerusalem, sepekan sebelum penyaliban.
Tahun lalu, di hari yang sama, komunitas Kristen Timur dan Barat melakukan doa dan prosesi yang terbatas.
Menanggapi pembatasan tersebut, Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penindasan Israel terhadap orang Kristen Palestina.
Hamas mengatakan tindakan ini adalah “bagian dari kebijakan penduduk fasis dan rasis yang menargetkan rakyat Palestina dalam semua komponennya. Upaya kriminal yang gagal ini bertujuan untuk mengisolasi warga dari tanah dan tempat-tempat suci mereka, serta untuk menjadikan mereka orang Yahudi.”
Berdasarkan peraturan Israel, warga Palestina (termasuk orang Kristen) harus mendapatkan izin yang disetujui keamanan untuk mengakses tempat-tempat keagamaan di Yerusalem. Proses tersebut juga mengharuskan penggunaan aplikasi seluler yang dioperasikan Israel.
Di tengah genosida Israel yang sedang berlangsung, gereja-gereja Palestina membatalkan semua acara perayaan, membatasi perayaan Paskah tahun ini hanya untuk kebaktian dan doa keagamaan.
Selain di Tepi Barat, kebaktian juga diadakan di Betlehem, Yerikho, Ramallah, Nablus, dan Jenin.
Di Gaza, anggota komunitas Kristen yang beranggotakan 1.000 orang berkumpul di Gereja Katolik Keluarga Kudus dan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius.
Kebaktian diadakan beberapa jam setelah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di dekatnya. Serangan itu menghancurkan unit gawat darurat dan kerusakan di bagian lain.
Reporter Magang: Devina Faliza Rey
Artikel ini ditulis oleh

P
Reporter
- Pandasurya Wijaya



Ribuan jemaah Muslim melaksanakan salat Idulfitri di Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Pelaksanaan salat Id berlangsung syahdu di tengah pembatasan Israel.

FOTO: Syahdu, Ribuan Jemaah Muslim Palestina Salat Iduladha di Komplek Al-Aqsa
Warga Palestina melaksanakan Salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa di tengah agresi Israel yang masih berlanjut menyerang Gaza dan Tepi Barat.


Sepanjang warga Palestina khusyuk melaksanakan salat Jumat, para polisi Israel tampak terus mondar-mandir melakukan pengawasan.

Seiring memanasnya konflik yang terjadi di Jalur Gaza, Israel membatasi jemaah yang hendak beribadah di Masjid Al Aqsa.

FOTO: Protes di Gaza Memanas, Pria Palestina Berkursi Roda Ini Tak Gentar Hadapi Tentara Israel
Bentrokan pecah dalam aksi protes di perbatasan Jalur Gaza, pada Jumat kemarin. Seorang pria berkursi roda tampak tak gentar saat melawan tentara Israel.

Natal yang Suram di Kota Kelahiran Yesus Akibat Genosida Israel di Gaza
Selama musim liburan, Bethlehem biasanya ramai oleh wisatawan. Namun, keadaan saat ini tidak sama seperti biasanya.

FOTO: Potret Pilu Warga Palestina di Gaza Rayakan Iduladha di Tengah Kehancuran
Di tengah reruntuhan yang menjadi saksi bisu serangan udara Israel, warga Palestina di Jalur Gaza berkumpul untuk melaksanakan salat Iduladha apa adanya.