Infrastruktur Selatan Kian Terhubung dengan Jembatan Pandansimo

8 hours ago 1

Infrastruktur Selatan Kian Terhubung dengan Jembatan Pandansimo Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (topi hitam) bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X, saat meninjau jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo DIY, Kamis (9/10 - 2025). / Harian Jogja / Yosef Leon

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah secara bertahap berupaya untuk menuntaskan pemerataan infrastruktur di jalur selatan Jawa. Jembatan Pandansimo yang membentang antara Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, DIY menjadi salah satu penanda tersambungnya konektivitas wilayah selatan Pulau Jawa.

Proyek strategis nasional ini diharapkan tidak hanya mempercepat mobilitas antarwilayah, tetapi juga memperkecil kesenjangan pembangunan antara jalur selatan dan utara Jawa.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, jembatan Pandansimo merupakan bagian penting dari upaya besar pemerintah dalam menghubungkan kawasan selatan Jawa secara menyeluruh.

"Kami harapkan mampu meningkatkan konektivitas, memperlancar pergerakan manusia, barang, dan jasa. Dengan begitu, biaya logistik turun, waktu tempuh berkurang, dan ekonomi wilayah tumbuh lebih cepat,” kata AHY saat meninjau proyek tersebut, Kamis (9/10/2025).

Jembatan dengan bentang utama 675 meter dari total bentang proyek 2,3 kilometer ini dibangun sejak akhir 2023 dengan anggaran Rp863 miliar. Selain fungsi transportasi, desain jembatan ini menampilkan kekhasan budaya Jogja dengan ornamen gunungan, keris, dan motif batik nitik, menjadikannya ikon baru di kawasan pesisir selatan DIY. Selain itu jembatan juga dilengkapi dengan area pedestrian, pendopo dan fasilitas lainnya. 

AHY menekankan, proyek ini merupakan langkah pemerataan pembangunan antarkawasan yang selama ini timpang. "Selama ini jalur selatan Jawa sering tertinggal dibanding utara. Karena itu, pembangunan infrastruktur seperti ini penting untuk menciptakan keadilan dan keseimbangan antarwilayah,” ujarnya.

Selain jembatan Pandansimo, pemerintah juga tengah memulai kajian pembangunan Tol Jogja–Cilacap sebagai bagian dari strategi besar menghubungkan jalur selatan Jawa dari ujung timur hingga barat. Proyek itu, kata dia tengah dikaji lebih lanjut oleh Kementerian PUPR dan diharapkan dalam waktu dekat bisa direalisasikan.

"Yang jelas semangatnya adalah pemerataan dan harus terus dikawal prioritasnya, termasuk potensi ekonomi dan lain sebagainya," ucapnya. 

Jalan Tol Cilacap-Jogja diproyeksikan melengkapi jaringan jalan tol di selatan Pulau Jawa yang akan terkoneksi dengan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap dan Jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulon Progo. Rencana Jalan Tol Cilacap-Jogja termuat sebagai proyek strategis nasional sebagaimana dalam Perpres 79/2019 dengan panjang 122 km dan nilai investasi diperkirakan Rp48,72 triliun. 

Jalur Selatan Jawa Segera Tersambung Penuh 2026

Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Rahman Taufik menyebut jembatan Pandansimo dirancang dengan spesifikasi yang optimal baik dari segi daya tahan bencana maupun desain visualnya.

"Kami gunakan baja bergelombang dan bantalan karet inti timbal untuk penahan gempa, semuanya produk dalam negeri. Selain itu, aspek lingkungan diperhatikan lewat planter box dengan berbagai jenis tanaman,” katanya.

Rahman menambahkan, dengan rampungnya Jembatan Pandansimo dan proyek Kelok 23 tahun depan, konektivitas jalur selatan di Jogja akan tersambung penuh.

"Dengan beroperasinya Jalur Jalan Lintas Selatan dari Kretek ke Girijati, biaya operasional kendaraan bisa turun Rp9,37 triliun per tahun atau sekitar 13 persen. Waktu tempuh juga berkurang 20 menit, menghemat nilai waktu Rp17 miliar per tahun,” ujarnya.

Efek lanjutannya, menurut Rahman, akan berdampak langsung pada sektor produksi dan pariwisata. "Nilai produksi komoditas naik 18 persen, terutama padi dan logistik perikanan. Efek berganda pada pariwisata juga besar karena akses semakin mudah dan cepat,” tambahnya.

Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah DIY, Tisara Sita menyebut progres pembangunan Kelok 23 telah mencapai 83 persen. Proyek ini ditargetkan selesai pada Agustus 2026 dan bisa difungsikan pada September 2026. “Kami telah menyelesaikan adendum kontrak yang baru karena ada perubahan desain, dari elevasi tinggi menjadi jembatan. Pekerjaan tahap pertama kami targetkan tuntas tahun 2026,” kata Tisara.

Selain Kelok 23, pemerintah juga mempersiapkan tender untuk lot 17A proyek Girijati tahap II, yang fokus pada penurunan vertikal grade dan perbaikan struktur jalan nasional menuju kawasan wisata Parangtritis. "Sekarang masih ada pengerjaan pengaspalan, persiapan pekerjaan jembatan, dan pondasi tabung beton bertulang," jelasnya. 

Wisata Baru

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai kehadiran jembatan Pandansimo diharapkan bukan hanya dimanfaatkan sebagai infrastruktur semata, melainkan juga potensi wisata baru di kawasan selatan Jogja. “Saya berharap orang tidak hanya melintas, tapi juga menikmati pemandangan laut selatan yang indah dari jembatan ini,” ujarnya.

Sultan juga menyinggung rencana pengembangan kawasan sekitar jembatan menjadi destinasi wisata paralayang (paralayar) bagi wisatawan asing. Ia bahkan telah berkoordinasi dengan pelaku wisata di Bali untuk menciptakan kalender wisata yang saling melengkapi. “Di Bali, angin untuk paralayar bagus Januari sampai Juni. Di sini, justru bagus Juni sampai Desember. Jadi wisatawan bisa pindah ke Jogja saat musim di Bali selesai,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |