INASEA, Biokosmetik Produk Inovasi UPN Jogja dan BUMDes Ngestirejo Siap Bersaing di Pasaran

1 week ago 2

INASEA, Biokosmetik Produk Inovasi UPN Jogja dan BUMDes Ngestirejo Siap Bersaing di Pasaran UPN Veteran Yogyakarta. Istimewa - web UPNV YK

JOGJA—Inovasi terus lahir dari kampus. Prof. Ir. Mahreni, M.T., Ph.D., dosen UPN “Veteran” Yogyakarta yang telah mengantongi sejumlah hak paten teknologi pemanfaatan rumput laut, bersama tim pengabdiannya Perwitasari, S.T., M.Eng. dan Dr. Sujatmika, M.Si. menggandeng Pemerintah Desa Ngestirejo serta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY.

Kolaborasi ini fokus pada pengembangan biokosmetik berbasis rumput laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program tersebut didukung dana hibah LPPM UPNVYK dan Dana Keistimewaan (Danais) Pemerintah DIY, dengan pengelolaan bisnis dijalankan oleh BumDes Jala Arta.

Memasuki tahun ketiga, kolaborasi ini melahirkan produk biokosmetik seperti day cream, hand body lotion, dan lulur yang telah mengantongi sertifikasi BPOM pada Oktober 2024. Produk-produk ini kini resmi beredar di pasaran dengan merek dagang INASEA – singkatan dari “Ina” (Indonesia) dan “Sea” (laut).

Keunggulan INASEA terletak pada bahan alaminya, seperti rumput laut dan aloe vera yang sebagian besar dipasok dari wilayah Gunungkidul. Produk ini diklaim mampu melembapkan, mengencangkan, dan mencerahkan kulit secara alami, tanpa janji instan seperti pemutih cepat.

Tak berhenti di situ, Prof. Mahreni dan tim kini mendampingi Bumdes dalam pemasaran sekaligus pengurusan sertifikat halal agar INASEA bisa menembus pasar kosmetik muslim. Saat ini, produk dipasarkan melalui e-commerce Shopee, bazar UMKM, hingga jaringan reseller. Harganya cukup ramah di kantong: Rp15.000 (lulur), Rp25.000 (hand body lotion), dan Rp30.000 (day cream).

Ketua Bumdes Jala Arta, Alfian Reza, mengungkapkan dalam satu siklus produksi 10 hari, unit usaha ini mampu menghasilkan hingga 1.000 produk. Menariknya, mayoritas pekerja di lini produksi adalah perempuan Desa Ngestirejo, sehingga program ini bukan hanya melahirkan produk lokal berkualitas, tapi juga membuka peluang kerja baru dan menggerakkan roda ekonomi desa.

“Inovasi ini membuktikan bahwa rumput laut tidak hanya bernilai sebagai bahan pangan, tetapi juga bisa diolah menjadi skincare berkualitas. Dari desa, untuk pasar nasional,” ujar Alfian. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |