Guru Kulonprogo Tempuh 55 Km Demi Mengajar Tiap Hari

1 hour ago 1

Guru Kulonprogo Tempuh 55 Km Demi Mengajar Tiap Hari Suripto guru kelas V di SDN 1 Pripih yang menempuh jarak puluhan kilometer dan melawan kantuk demi mengabdikan dirinya kepada siswa di kelas belum lama ini. Harian Jogja - Khairul Ma'arif.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Hari guru yang diperingati tiap 25 November kali ini menceritakan dedikasi seorang pengajar yang mengabdi di salah satu SD Kabupaten Kulonprogo. Guru tersebut bernama Suripto yang mengajar di SD Negeri 1 Pripih sejak 2019 lalu. Setiap harinya selama enam tahun mengabdikan diri sebagai guru, harus menempuh jarak 55 kilometer (Km) dari rumah ke SDN 1 Pripih.

Ketika banyak guru lainnya belum bersiap, Suripto sudah bergegas untuk berangkat ke sekolahnya. Matahari belum menyingsing tetapi deru motornya sudah membelah selatan Pulau Jawa. Kuda besi yang ditungganginya menjadi kawan setia pengabdiannya.

"Rumah saya di Kelurahan Pandansari, Kecamatan Sruweng, Kebumen. Sekali berangkat jaraknya 55 Km berarti pulang pergi 110 Km," katanya kepada wartawan, Selasa (25/11/2025).

Rutinitas tiap hari yang dilakoninya untuk menjadi guru dimulai pukul 04.00 WIB. Persiapan untuk mulai berangkat ke SDN 1 Pripih pukul 05.00 WIB mulai mengaspal dari Kebumen, melewati Purworejo hingga perhentiannya di Kulonprogo.

Suripto mengaku, waktu tempuhnya memang dua jam dari rumah ke SDN 1 Pripih. Berangkat pukul 05.00 WIB tiap harinya menjadi mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. "Kalau berangkat lewat dari jam lima pagi nanti di jalan buru-buru," ungkapnya.

Tantangan pengabdiannya untuk menjadi guru setiap harinya bukan hanya dari jarak yang jauh dan waktu tempuh yang lama. Melainkan juga rasa kantuk yang seringkali menggelayuti matanya. Wajar saja, pagi buta sudah bergegas berangkat bukan hal yang tidak mungkin Suripto mengalami kurang tidur saat malam harinya.

"Sampai pernah sekali saya kecelakaan tunggal dari motor di Purworejo penyebabnya ya karena itu ngantuk, Alhamdulillahnya tidak parah luka ringan," ujar pria berusia 36 tahun ini.

Biasanya rasa kantuk yang terasa berat memaksanya harus berhenti sejenak mengendarai motornya. Namun, biasanya hal itu dilakukan ketika dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

Saat menuju ke sekolah selalu diupayakan menahan kantuk karena khawatir terlambat. Meskipun jaraknya jauh dan waktu tempuhnya berjam-jam, Suripto tidak pernah telat tiba di SDN 1 Pripih. "Tantangannya kalau pas musim hujan meskipun pakai jas hujan tetap basah rembes dan melaju harus pelan karena khawatir jalan berlubang tidak diketahui," tuturnya.

"Semangat saya dari awal memilih SD ini sendiri, demi anak-anak meskipun perjalanan lelah ketika melihat anak-anak untuk mengajar dan mereka bahagia sudah senang saya," imbuh Suripto.

Termasuk alami pecah ban motor menjadi tantangan dalam perjalanannya menuju lokasi mengajar. Suripto pernah sekali waktu mengalami pecah ban saat pulang dari sekolahnya dan harus mendorong untuk jarak yang jauh karena mencari tambal ban.

Mengakali hal tersebut, kini motornya menggunakan ban tubles sehingga tetap aman ketika alami kebocoran pertama kali. "Apalagi jalur perjalanan saya jalan selatan masih minim tukang tambal ban waktu bocor pertama kali harus dorong sampai satu kilometer," ceritanya.

Kepala SDN 1 Pripih, Mujiasih menambahkan memang Suripto terkadang ada telatnya seperti disebabkan motornya mogok. Setiap pagi sudah stand by di sekolah sampai harus pulang dari sekolah pukul 15.00 WIB tidak boleh sebelum itu. Menurutnya, Suripto merupakan guru kelas V yang terbilang multitalenta.

"Karena dipasrahi apa saja dikerjakan dengan baik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |