Harianjogja.com, SLEMAN—Guru Besar UGM Bidang Infrastruktur dan Transportasi sekaligus Kepala Laboratorium Manajemen Proyek Konstruksi dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FT UGM, Prof. Danang Parikesit memperkirakan adanya pertumbuhan sektor jasa konstruksi sebesar 4,5–6% di tahun 2026.
Perkiraan pertumbuhan itu disebut bakal disumbang oleh sejumlah proyek. Di antaranya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), alokasi APBN untuk infrastruktur pertanian, proyek strategis nasional (PSN) dan infrastruktur daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
BACA JUGA: Pekerjaan Peningkatan Status Jalan di 35 Lokasi Bantul Ditarget Selesai Tahun Ini
"Proyek utama misalnya pembangunan tiga juta rumah swasta dengan estimasi Rp240 triliun untuk satu juta rumah di tahun 2026, serta inisiatif strategis pemerintah dalam infrastruktur energi, kawasan industri dan hilirisasi," kata Danang dalam webinar bertajuk Market Outlook Persepsi Risiko Usaha Jasa Konstruksi 2026 pada Kamis (4/9/2025).
"Menandai pergeseran strategi pembangunan dari berbasis anggaran negara menuju pembiayaan kreatif, kemitraan, dan swasta," imbuhnya.
Kendati mengalami pertumbuhan, usaha jasa konstruksi (UJK) kecil dan menengah tak luput dari tantangan. Danang mengatakan, UJK kecil dan menengah rentan terhadap kondisi ketidakpastian usaha, keterbatasan teknologi dan kompetensi SDM.
Oleh karena itu, lanjut Danang, dibutuhkan kebijakan berkelanjutan melalui beberapa langkah strategis, antara lain penyediaan informasi real-time untuk komoditas strategis. Dia juga menekankan peningkatan kompetensi tenaga ahli dan terampil secara masif, dukungan pembiayaan dan penjaminan, penetapan standar industri, diversifikasi usaha, serta penguatan kemitraan bagi UJK.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Boby Ali Azhari mengatakan sektor konstruksi memiliki peran vital dalam perekonomian nasional. Dijelaskan Boby target pertumbuhan ekonomi nasional 8% pada 2029 juga ditopang sektor konstruksi. Dia berpandangan saat ini diperlukan transformasi dalam menjawab tantangan sektor konstruksi.
Di sisi lain Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Ikaputra menilai sistem transportasi, logistik, dan industri jasa konstruksi, bisa saling mendukung dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Karenanya, para pemangku kepentingan kata dia perlu memperkuat kolaborasi lintas sektor, demi mendukung pembangunan infrastruktur yang adaptif dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.