Demokrasi Indonesia Merosot, Anak Muda Harus Ambil Peran

2 weeks ago 6

Demokrasi Indonesia Merosot, Anak Muda Harus Ambil Peran Foto ilustrasi demonstrasi. / Freepik

Harianjogja.com, SLEMAN—Yayasan Partisipasi Muda (YPM) mengadakan kegiatan Spill The Research dengan tajuk Diseminasi Riset: Understanding Youth Engagement and Civic Space in Indonesia yang bekerja sama dengan Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (31/8/2025).

Spill The Research: Understanding Youth Engagement and Civic Space in Indonesia merupakan program yang bertujuan untuk menyampaikan hasil studi mendalam mengenai persepsi dan pengalaman anak muda dalam merespon penyempitan ruang sipil serta pelemahan demokrasi di Indonesia. Program ini memuat agenda seminar oleh para pakar mengenai keterlibatan anak muda dan ruang sipil di Indonesia.

Ketua Prodi S1 Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, Mada Sukmajati, mengatakan anak muda harus mengambil peran secara konstruktif agar momentum yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat kebebasan ruang sipil di Indonesia. Pasalnya, demokrasi Indonesia mengalami pelemahan.

Laporan internasional dari Freedom House (2024) dan Economist Intelligence Unit (2023) menyatakan kecenderungan stagnasi dan kemunduran kualitas demokrasi Indonesia, khususnya selama periode kedua pemerintahan mantan Presiden Joko Widodo.

Ada tiga hal utama yang dapat dijadikan indikator kemunduran demokrasi, yaitu kebebasan berasosiasi, berkumpul, dan berekspresi.

Kegiatan ini dihadiri 85 pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), serta mahasiswa yang berhasil mengalahkan 200 pendaftar lain.

BACA JUGA: Padat Karya Tahap 2 Segera Selesai

Co-Founder dan Executive Director Yayasan Partisipasi Muda, Neildeva Despendya Putri, mengatakan masyarakat Indonesia sedang menghadapi penyempitan ruang sipil. Ruang sipil di Indonesia dinilai semakin hancur.

Dia mengutip data Civicus Monitor yang menyatakan Indonesia memperoleh skor 48 dari 100, yang berarti berada di kategori terhalang atau obstructed.

Pemuda memiliki peran strategis dalam menjaga dan memperluas ruang sipil di Indonesia. Paling tidak ada dua hal yang dapat pemuda lakukan. Pertama, pemuda bisa berpartisipasi melalui Conventional Political Participation, seperti lewat pemilu. Kedua, pemuda bisa berpartisipasi melalui Unconventional Political Participation, contohnya melalui demonstrasi.

Tidak hanya terbatas dalam peranan tersebut, lebih jauh pemuda saat ini juga bisa menjadi micro-activism, yaitu aksi sederhana yang dapat dilakukan melalui media sosial.

Salah satu narasumber dalam acara ini, Rahardika Utama, mengatakan keterpaparan terhadap informasi saja tidak cukup. Partisipasi nyata dan pengalaman langsung lah yang membentuk komitmen jangka panjang dan memperkuat partisipasi sipil orang muda.

Lain narasumber, Peneliti Utama Understanding Youth Engagement and Civic Space in Indonesia, Muhammad Fajar, mengatakan ada empat hal utama dalam penelitian yang dia lakukan, yaitu Awareness of Shirking Civic Space, Needs and Expectations, Hopes in the Government, dan Strategies to Counter Democratic Backsliding.

Awareness of Shirking Civic Space, perasaan aman dan tidak aman yang dialami oleh  organisasi/kelompok sosial dalam ruang sipil dipengaruhi oleh keterlibatan mereka dengan pemerintah. Semakin jauh organisasi dengan pemerintah, mereka semakin merasa tidak aman.

Needs and Expectations, pemerintah memiliki peranan penting dalam menjamin hak-hak politik dan sipil serta mengembangkan jaringan pemuda Indonesia yang kuat.

Hopes in the Government, organisasi/kelompok sosial saat ini masih terbagi menjadi dua kubu, yaitu mereka yang mengharapkan intervensi dari pemerintah dan mereka yang menentang pemerintah.

“Strategies to Counter Democratic Backsliding, menghadapi kemunduran demokrasi, kita harus menggandeng energi progresif anak muda, memperkuat organisasi sebagai rumah perjuangan, dan merajut jejaring yang lebih luas—sebab perubahan tidak pernah lahir dari satu orang, melainkan dari gerakan bersama,” kata Fajar, Minggu (31/8/2025).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |