Jakarta (ANTARA) - Setiap tahun, bencana alam menjadi ancaman yang selalu menghantui Indonesia. Mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, hingga tsunami muncul silih berganti di berbagai wilayah Nusantara.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui serta memahami status kerentanan bencana wilayah tempat tinggalnya. Pengetahuan ini akan membuat kita lebih waspada dan siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko yang dapat terjadi.
Salah satu cara untuk mengetahui status kerentanan bencana di suatu wilayah adalah dengan memanfaatkan InaRisk.
Lantas, apa itu InaRisk dan bagaimana mengakses serta menggunakannya? Simak informasi berikut.
InaRisk
Berdasarkan situs resmi inarisk.bnpb.go.id, InaRisk merupakan portal hasil kajian risiko yang menggunakan arcgis server sebagai data services yang menggambarkan cakupan wilayah ancaman bencana, populasi terdampak, potensi kerugian fisik (Rp.), potensi kerugian ekonomi (Rp.) dan potensi kerugian lingkungan (ha) serta terintegrasi dengan realisasi pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana sebagai tool monitoring penurunan indeks risiko bencana.
Selain tersedia dalam bentuk situs web, InaRisk juga hadir dalam aplikasi mobile bernama InaRisk Personal. Aplikasi ini berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif.
Secara umum, siapapun bisa mengakses kedua platform tersebut. Namun, menurut kanal YouTube BNPB Indonesia, InaRisk web lebih ditujukan untuk peneliti, perencana, atau akademisi, karena fitur-fitur dan datanya lebih lengkap.
Sementara itu, bagi masyarakat umum yang sekadar ingin mengetahui jenis bencana yang berpotensi terjadi di wilayah tempat tinggalnya, penggunaan InaRisk Personal jauh lebih disarankan karena lebih praktis dan mudah dipahami.
Cara menggunakan InaRisk Web
Berikut ini langkah untuk mengetahui kerentanan bencana suatu wilayah dengan menggunakan InaRisk Web
- Buka inarisk.bnbp.go.id melalui browser di gadget. Setelah terbuka, kita akan disajikan gambar peta sebagai beranda utama.
- Ketik lokasi—kecamatan, kabupaten/kota, atau provinsi—yang ingin diperiksa pada kolom persegi panjang putih di kanan atas halaman.
- Pilih jenis bencana dan data yang ingin diperiksa melalui kolom berwarna oranye dengan garis putih di pojok kanan atas halaman. Selain data kerentanan, tersedia pula data bahaya, kapasitas, dan risiko. Setelah menentukan, jangan lupa untuk klik ‘apply’.
- Apabila kita memilih data kerentanan bencana suatu wilayah, peta akan menampilkan gradasi warna yang menunjukkan tingkat bahaya. Hijau untuk risiko rendah, kuning untuk risiko sedang, dan merah untuk risiko tinggi. Warna-warna ini membantu kita memahami potensi ancaman di area yang dipilih secara lebih jelas.
Cara menggunakan InaRisk Personal
Berikut ini langkah untuk mengetahui kerentanan bencana suatu wilayah dengan menggunakan InaRisk Web.
- Unggah aplikasi InaRisk Personal di Play Store atau Apple App Store.
- Buka aplikasi lalu log in menggunakan akun Google atau masuk sebagai Guest. Sebelum itu, pastikan fitur lokasi atau GPS pada smartphone aktif agar data yang ditampilkan akurat.
- Klik tombol info bahaya di kiri bawah halaman utama untuk melihat daftar ancaman bencana. Halaman akan beralih menampilkan tingkat bahaya berdasarkan data resmi BNPB.
- Seperti dalam web, kita dapat pula memilih jenis bencana yang ingin diperiksa. InaRisk Personal akan menampilkan tingkat bahaya beserta warna indikator. Hijau untuk risiko rendah, kuning untuk risiko sedang, dan merah untuk risiko tinggi.
InaRisk Personal dilengkapi juga dengan informasi mengenai langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan sehingga masyarakat dapat memahami tindakan antisipatif yang tepat sesuai jenis ancaman bencana di wilayahnya.
Selain itu, terdapat pula fitur-fitur tambahan seperti berita resmi dari BNPB, video edukasi, dan panggilan darurat, menjadikan aplikasi ini sangat efektif karena menyajikan berbagai informasi dalam satu platform saja.
Baca juga: inaRISK Personal, BNPB: Aplikasi pelaporan aktivitas pembabatan hutan
Baca juga: BNPB tegaskan kawasan wisata harus dipertebal saat libur Lebaran
Baca juga: Musim hujan, pemda wajib paham kerawanan bencana hingga desa terpencil
Pewarta: Nadine Laysa Amalia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































