Jakarta (ANTARA) - Ramalan zodiak atau astrologi kerap menjadi perhatian sebagian masyarakat yang ingin mengetahui karakter atau nasib seseorang berdasarkan tanggal lahir. Namun, dalam pandangan Islam, keyakinan terhadap ramalan zodiak memiliki konsekuensi hukum yang perlu dipahami dengan saksama.
Zodiak dan astrologi merupakan bagian dari ilmu perbintangan yang sering kali dikaitkan dengan peruntungan seseorang. Misalnya, seseorang yang lahir dalam rentang tanggal tertentu dianggap memiliki kepribadian atau nasib tertentu. Namun, bagaimana pandangan Islam terhadap keyakinan semacam ini?
Baca juga: Ramalan zodiak Desember 2024, keberuntungan menanti di akhir tahun
Empat pandangan menurut ulama
Dalam kitab Tahqiqul Maqam ala Kifayatil Awam karya Syekh Ibrahim al-Baijuri, dijelaskan empat sikap manusia terhadap ramalan zodiak dan benda langit:
1. Kelompok pertama, meyakini bahwa benda-benda langit tidak memiliki pengaruh apa pun dan hanya Allah-lah yang memberi pengaruh. Inilah kelompok yang dianggap selamat.
2. Kelompok kedua, tidak percaya bahwa benda langit memberi pengaruh, tetapi yakin ada hubungan pasti antara waktu dan kejadian tanpa kemungkinan kesalahan. Pandangan ini dianggap menyimpang dari pemahaman hukum sebab-akibat dan berisiko menuju kekufuran.
3. Kelompok ketiga, meyakini bahwa benda-benda langit memberi pengaruh secara alami (tabiat). Para ulama sepakat kelompok ini berada dalam kekufuran.
4. Kelompok keempat, percaya bahwa benda-benda tersebut memberi pengaruh karena Allah menitipkan kekuatan di dalamnya. Ulama berbeda pendapat mengenai kekufuran kelompok ini, namun pendapat yang lebih kuat menyatakan mereka tidak sampai pada kekufuran.
Sebagian ulama juga menilai ramalan zodiak sebagai bagian dari hukum kebiasaan (‘hukum adi’), yakni hubungan sebab-akibat yang didasarkan pada pola berulang. Jika keyakinan ini tidak bersifat mutlak dan tetap meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya pemberi pengaruh, maka hal ini tidak dipermasalahkan. Namun tetap harus diingat bahwa hubungan semacam ini bisa saja tidak terbukti, sebagaimana obat yang kadang tidak manjur.
Baca juga: Karakter orang berzodiak Capricorn dan keberuntungannya di tahun 2025
Fatwa ulama dan dalil hadits
Sementara itu, pandangan tegas disampaikan oleh Ketua Komisi Fatwa Kerajaan Arab Saudi pada masanya, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, yang menyebut bahwa ilmu perbintangan, zodiak, dan horoskop termasuk amalan jahiliyah yang harus ditinggalkan. Ia menilai bahwa kepercayaan terhadap zodiak merupakan bentuk ketergantungan kepada selain Allah, dan bisa termasuk ke dalam perbuatan syirik yang haram hukumnya.
Syaikh bin Baz mengutip hadits Rasulullah SAW:
“Barangsiapa mengambil ilmu perbintangan, maka ia berarti telah mengambil salah satu cabang sihir, akan bertambah dan terus bertambah.” (HR. Abu Daud)
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial, atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya.” (HR. Al-Bazzar)
Selain itu, Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa pengetahuan tentang hal gaib hanya dimiliki oleh Allah:
"Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah." (QS. An-Naml: 65).
Baca juga: Zodiak mana yang paling cocok menjadi pasangan "domba jantan" Aries?
Dua rincian hukum membaca zodiak
Syaikh Sholih Alu Syaikh menjelaskan bahwa terdapat dua hukum dalam menyikapi zodiak:
1. Membaca saja (tanpa mempercayai): Haram. Bahkan disebutkan dalam hadits bahwa siapa saja yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari (HR. Muslim). Artinya, pahala shalat tidak didapat, meski kewajiban shalat tetap gugur.
2. Membaca dan membenarkan: Kufur. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal lalu membenarkannya, maka ia telah kafir terhadap Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.” (HR. Ahmad)
Namun, membaca ramalan zodiak untuk tujuan membantah atau menjelaskan kesalahannya diperbolehkan dan bahkan bisa menjadi kewajiban jika bertujuan meluruskan pemahaman umat.
Melihat penjelasan para ulama, umat Islam dihimbau untuk tidak menyibukkan diri dengan membaca atau mempercayai ramalan bintang, baik dari media cetak, elektronik, maupun digital, kecuali dalam rangka membantahnya. Kepercayaan semacam ini dapat merusak aqidah dan menjauhkan dari tauhid yang murni.
Sudah semestinya setiap Muslim hanya menggantungkan harapan dan urusan hidupnya kepada Allah semata, sembari menempuh sebab-sebab yang dibenarkan secara syar’i.
Baca juga: Mengenal zodiak pisces beserta karakteristiknya
Baca juga: Mengenal karakter dan keberuntungan Aries zodiak "Domba Jantan"
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025