Kerangka manusia, anak panah misterius, dan lukisan dewa ditemukan di dalam altar Maya, mengungkap periode pergolakan yang luar biasa.
Selasa, 15 Apr 2025 20:22:00

Arkeolog belum lama ini menemukan altar kuno di Guatemala. Altar dari bangsa Maya itu diyakini dibangun sekitar akhir tahun 300-an Masehi di situs Tikal, Guatemala.
Altar tersebut dihiasi dengan empat panel yang dicat merah, hitam, dan kuning, menggambarkan seorang yang mengenakan hiasan kepala berbulu di dekat tanda kebesaran dan perisai. Wajahnya sedikit tampak seperti penggambaran dewa Maya lainnya yang disebut “Dewa Badai,” dengan mata berbentuk seperti kacang almond, dan batang hidung, serta anting ganda.
Dilansir Popular Science, Selasa (8/4), altar tersebut dipercaya dibuat oleh seorang pengrajin terampil yang tidak dikenal dan dilatih di Teotihuacan. Kekuatan kuno yang dahsyat ini berpusat sekitar 1.000 kilometer di sebelah barat Tikal, luar kota Meksiko saat ini.
Dinasti yang besar dan kuat

“Semakin jelas bahwa ini adalah periode pergolakan yang luar biasa di Tikal,” kata Stephen Houston, salah satu penulis studi dan arkeolog di Universitas Brown.
“Apa yang dikonfirmasi oleh altar tersebut adalah para pemimpin kaya dari Teotihuacan datang ke Tikal dan membuat replika fasilitas ritual yang mungkin ada di kota asal mereka. Itu menunjukkan Teotihuacan meninggalkan jejak yang kuat di sana,” tambahnya.
Kota Tikal dan Teotihuacan sendiri didirikan sekitar tahun 850 SM. Awalnya, Tikal adalah sebagian kota kecil dengan pengaruh yang minim. Namun, sekitar tahun 100 M, kota tersebut menjadi dinasti yang lebih besar dan lebih kuat.
Kuil-kuil dari kota ini masih berdiri di hutan dan penduduknya bertempur dengan dinasti Kaanul untuk mendominasi peradaban Maya yang lebih luas.
Kota para dewa
Teotihuacan, merupakan “kota para dewa” atau “tempat manusia menjadi dewa” yang menjadi rumah bagi Kuil Matahari dan Bulan. Lebih dari 100.000 orang tinggal di wilayah seluas 20,7 kilometer persegi dan menjadi salah satu kota terbesar di dunia pada puncak kejayaannya (100 SM dan 750 SM).
Pada akhirnya, Teotihuacan secara misterius ditinggalkan sebelum bangsa Aztec bangkit pada abad ke-14.
Arkeolog memiliki beberapa bukti bahwa Tikal dan Teotihuacan mulai berinteraksi secara teratur sekitar tahun 650 SM. Menurut Houston, apa yang awalnya tampak sebagai perdagangan biasa dengan cepat menjadi lebih tegang.
"Hampir seperti Tikal yang mengusik binatang buas dan mendapat terlalu banyak perhatian dari Teotihuacan," kata Houston. "Saat itulah orang asing mulai pindah ke daerah itu."
Pengorbanan di Altar

Pada 1960-an, arkeolog menemukan batu potong dengan teks yang terawat baik, menggambarkan konflik antara kedua kota tersebut. Teks batu itu mengungkap bahwa Teotihuacan pada dasarnya “memenggal sebuah kerajaan” sekitar tahun 378 M. Mereka menyingkirkan raja dan menggantinya dengan pengkhianat, raja boneka yang terbukti menjadi instrumen lokal yang berguna bagi Teotihuacan,” kata Houston.
Altar tersebut dibangun tepat di sekitar waktu kudeta. Tim arkeolog meyakini bagian luar altar yang dicat hanya mewakili sebagian kecil bukti keberadaan ibu kota yang utama.
Arkeolog menemukan seorang anak yang dikubur dalam posisi duduk di dalam altar. Meskipun kedua kota tersebut mempraktikkan pengorbanan manusia, praktik penguburan seperti anak tersebut jarang terjadi di Tikal tetapi umum di Teotihuacan.
Jenazah anak-anak lainnya juga ditemukan di tiga sisi altar. Lorena Paiz, arkeolog yang memimpin penelitian ini yakin kemungkinan besar altar tersebut digunakan untuk pengorbanan manusia, khususnya anak-anak.
Penemuan ini juga meliputi seorang jenazah dewasa ditemukan dengan ujung anak panah yang terbuat dari obsidian hijau di altar. Bahan dan desain anak panah tersebut didesain khas Teotihuacan, bukan Tikal
Fakta bahwa altar dan area di sekitarnya yang kemudian dikubur, telah menunjukkan bahwa keberadaan Teotihuacan mengubah dan meninggalkan bekas luka di Tikal.
Reporter Magang: Devina Faliza Rey
Artikel ini ditulis oleh

P
Reporter
- Pandasurya Wijaya

Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi
Tiga Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun Ditemukan di Gua Meksiko, Salah Satunya Jasad Bayi

Kuburan Bangsa Maya Ditemukan di Dalam Gua, Ada Kerangka Hancur Terjepit Bebatuan
Kuburan ini tertutup batu besar di dalam kota tersembunyi Tulum di Meksiko.
Sains 2 tahun yang lalu

Batu Prasasti Berusia 3.000 Tahun Ditemukan, Ada Gambar Sosok Manusia dengan Dua Pedang
Arkeolog menemukan batu prasasti berbentuk manusia berusia 3.000 tahun di situs kuno pemakaman Las Capellanías di Cañaveral de León, Huelva, Spanyol.


Penemuan Topeng Super Langka di Makam Raja Maya Berusia 1.700 Tahun Lalu
Dilansir dari Newsweek, pada bulan Juni 2022, sebuah penemuan arkeologi yang mengagumkan menghiasi sejarah kuno di kota Chochkitam, wilayah timur laut Guatemala

Para arkeolog menemukan reruntuhan kuil upacara berusia 5.000 tahun dan sisa-sisa kerangka manusia di bawah bukit pasir di Peru.


Mencekam, Makam Kuno Ini Berisi Sisa-Sisa Tulang Bocah Berusia 3.000 Tahun Bersama Kerangka Kuda Berhias Kalung Perunggu

Peti Mati Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun Akhirnya Dibuka, Isinya Bikin Arkeolog Merinding
Sebuah peti mati tembaga Mesir Kuno yang telah disegel selama lebih dari 1500 tahun telah "dibuka secara digital" menggunakan teknik pencitraan.
Sains 1 tahun yang lalu


Kerangka Korban Tumbal Ditemukan Masih Pakai Cincin Giok, Ini Sosoknya
Kerangka manusia korban tumbal ini ditemukan di sebuah kota kuno bangsa Maya di Meksiko.

Arkeolog Temukan Makam Pendeta Berusia 3.000 Tahun Disebut Bukan Orang Sembarangan
Makam pendeta ini bukanlah kuburan pendeta sembarang. Ada banyak alasan yang melatarbelakanginya.