Anjing dan kucing juga bisa kena diabetes. Waspadai gejalanya agar bisa ditangani sejak dini dan tidak berdampak serius pada kualitas hidup mereka.
Selasa, 22 Apr 2025 09:00:00

Diabetes melitus selama ini dikenal sebagai penyakit yang banyak menyerang manusia. Namun tahukah Anda, bahwa gangguan metabolisme ini ternyata juga dapat dialami oleh hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing? Kondisi ini sering kali luput dari perhatian pemilik hewan, karena gejalanya tampak sepele dan menyerupai kelainan umum lainnya. Padahal, jika tidak segera ditangani, diabetes pada hewan dapat berdampak serius pada kualitas hidup mereka.
Dalam sebuah podcast bertema “Diabetes Melitus pada Hewan Kesayangan”, Dr. drh. Leni Maylina dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University menjelaskan bahwa anjing dan kucing juga bisa terkena diabetes. Pengetahuan ini penting untuk disosialisasikan kepada para pemilik hewan peliharaan, agar mereka dapat lebih waspada terhadap gejala yang mungkin timbul dan segera mengambil langkah penanganan.
“Jika urin anjing atau kucing sering dihinggapi semut, bisa jadi itu pertanpertanda adanya glukosa dalam urin mereka,” ujar Leni. Gejala seperti ini sering kali diabaikan karena tidak dianggap serius. Padahal, itu bisa menjadi tanda awal bahwa hewan kesayangan Anda mengalami gangguan metabolisme yang memerlukan perhatian medis.

Memahami Diabetes Melitus pada Anjing dan Kucing
Diabetes melitus pada hewan peliharaan adalah gangguan metabolisme yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi atau memanfaatkan insulin secara efektif. Insulin merupakan hormon yang penting dalam mengatur kadar gula darah. Jika produksi atau efektivitas insulin terganggu, maka kadar glukosa dalam darah akan meningkat secara drastis.
Pada anjing dan kucing, kondisi ini menyebabkan kelebihan glukosa di dalam darah, yang akhirnya akan dikeluarkan melalui urin. Ini menjelaskan mengapa urin hewan dengan diabetes sering kali mengandung gula dan menarik perhatian semut. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, hingga koma.
Dr. Leni menjelaskan bahwa terdapat dua jenis diabetes yang umum terjadi pada hewan peliharaan. Diabetes tipe 1 lebih sering ditemukan pada anjing, di mana terjadi kerusakan pada sel beta pankreas sehingga tubuh tidak bisa lagi memproduksi insulin. Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih umum dialami oleh kucing, yang meskipun masih memproduksi insulin, namun tubuh mereka mengalami resistensi terhadap hormon tersebut.
Faktor risiko diabetes pada hewan peliharaan antara lain adalah obesitas, usia tua, gaya hidup yang tidak aktif, serta pola makan yang tidak sehat. Pemilik hewan perlu memperhatikan berat badan dan aktivitas harian anabul (anak bulu) mereka, serta menghindari pemberian makanan manusia yang mengandung gula tinggi.

Gejala, Diagnosis, dan Cara Penanganannya
Gejala diabetes pada anjing dan kucing umumnya meliputi peningkatan frekuensi buang air kecil, rasa haus berlebihan, penurunan berat badan yang drastis, serta nafsu makan yang berubah-ubah. Pada kasus yang lebih lanjut, hewan bisa mengalami muntah, lemas, hingga kehilangan kesadaran. Deteksi dini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sebelum muncul komplikasi.
Diagnosis diabetes pada hewan dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, seperti pengukuran kadar glukosa dalam darah dan urin. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah yang tinggi dan terdapat glukosa dalam urin, maka kemungkinan besar hewan tersebut mengalami diabetes melitus.
Penanganan diabetes pada hewan peliharaan memerlukan komitmen jangka panjang dari pemilik. Pengobatan utama biasanya berupa terapi insulin, yang diberikan melalui suntikan setiap hari. Di samping itu, dokter hewan akan menyarankan perubahan pola makan serta jadwal makan yang lebih teratur. Diet khusus rendah karbohidrat dan tinggi protein sangat dianjurkan, terutama untuk kucing yang mengalami diabetes tipe 2.
Selain itu, pemilik hewan juga harus memantau kadar glukosa secara rutin, baik melalui alat pengukur di rumah maupun pemeriksaan berkala ke dokter hewan. Aktivitas fisik seperti bermain dan berjalan-jalan juga membantu menstabilkan kadar gula dalam darah.
Dr. Leni mengingatkan, “Pemilik harus lebih peka terhadap perubahan perilaku hewan peliharaan mereka. Jangan tunda untuk membawa ke dokter hewan jika ada gejala mencurigakan, karena semakin cepat dideteksi, peluang keberhasilan pengobatan akan lebih tinggi.”

Mencegah Diabetes pada Hewan Peliharaan
Langkah pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Untuk mencegah diabetes pada anjing dan kucing, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemilik. Pertama, pastikan hewan peliharaan mendapatkan nutrisi yang seimbang dan tidak diberi makanan manusia secara sembarangan. Hindari memberikan makanan manis atau sisa makanan berlemak tinggi.
Kedua, jaga berat badan hewan dalam batas ideal. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes pada hewan. Rutinlah mengajak hewan peliharaan bermain atau berolahraga ringan untuk menjaga kebugaran dan metabolisme mereka tetap optimal.
Ketiga, lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke dokter hewan, terutama jika hewan sudah memasuki usia lanjut. Deteksi dini terhadap perubahan kadar gula darah dapat menjadi langkah krusial dalam mencegah penyakit ini berkembang lebih jauh.
Dengan pengetahuan dan perhatian yang cukup, pemilik dapat membantu menjaga kualitas hidup anjing dan kucing kesayangannya. Jangan pernah menganggap remeh gejala kecil, karena bisa jadi itu pertanda adanya masalah besar di dalam tubuh anabul Anda.
Sayangi Hewan Peliharaan dengan Peduli Kesehatannya
Diabetes pada hewan peliharaan memang belum banyak diketahui masyarakat luas. Namun kenyataannya, gangguan ini bisa menyerang kapan saja, terlebih bila faktor risikonya tidak dikendalikan. Sebagai pemilik, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memberikan perawatan terbaik bagi hewan yang telah menjadi bagian dari keluarga.
Dengan mengenali tanda-tanda awal, melakukan pemeriksaan rutin, serta menerapkan pola hidup sehat untuk hewan peliharaan, kita dapat mencegah atau setidaknya mengendalikan diabetes agar tidak berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius. Hewan peliharaan tidak bisa menyampaikan sakitnya dengan kata-kata, tetapi mereka selalu berharap kita mendengarkan lewat perhatian dan kasih sayang.
Karena itu, mari lebih peka dan waspada. Jaga pola makan anjing dan kucing Anda, awasi berat badannya, dan konsultasikan secara rutin ke dokter hewan. Dengan begitu, Anda telah memberi mereka hadiah terbaik: hidup sehat dan bahagia lebih lama bersama Anda.
Artikel ini ditulis oleh


Diabetes Juga Bisa Dialami Anjing dan Kucing, Kenali Penyebab dan Gejalanya
Anjing dan kucing juga bisa mengalami diabetes yang perlu kita ketahui sebab dan gejalanya.
hewan 2 tahun yang lalu

Konsumsi Daging Kucing, Ini Dampak Buruk Bagi Kesehatan
Bapak kos di Semarang mengaku mengonsumsi daging kucing bisa menurunkan kadar gula darah, apa benar?

Cara Mengobati Kucing Keracunan: Panduan Lengkap untuk Pemilik Hewan
Panduan cara mengobati kucing keracunan dengan beberapa langkah yang bisa dpelajari.
CNC 3 bulan yang lalu

Cara Mengatasi Kucing Keracunan: Panduan Lengkap untuk Pemilik Hewan Peliharaan
Gejala kucing mengalami keracunan dan juga cara mengatasinya yang penting diketahui.
CNC 2 bulan yang lalu

Ternyata Kucing dan Anjing Bisa Jerawatan, Begini Cara Mengatasinya
Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing rupanya juga bisa jerawatan. Yuk, simak fakta lengkap dan cara mengatasinya!


10 Penyakit Kulit yang Mengintai Kucing Kesayanganmu, Waspada!
Seperti manusia, kucing juga rentan terhadap berbagai jenis penyakit kulit yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatannya.

Penyebab Kucing Obesitas, Faktor Genetik hingga Malas Bergerak
Kucing obesitas memiliki risiko penyakit yang semakin meningkat.

Kucing Makan Nasi? Ternyata Ini yang Harus Diperhatikan dan Efeknya Terhadap Tubuh Kucing
Namun, apakah kucing sebenarnya boleh makan nasi, dan apakah nasi aman untuk dikonsumsi kucing?
