Jakarta (ANTARA) - Dalam ajaran Islam, setiap perbuatan manusia akan dicatat dan dibalas sesuai niat dan cara pelaksanaannya. Sehingga, umat Islam dianjurkan berlomba-lomba melakukan kebaikan untuk meraih pahala dan ridho Allah SWT.
Setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Ketika seseorang menghembuskan nafas terakhir, maka terputuslah hubungan dengan dunia, termasuk kesempatan menambah pahala.
Namun, Islam mengajarkan ada amalan tertentu yang pahalanya tetap mengalir meski seseorang tersebut sudah tiada. Amalan inilah yang dikenal sebagai amal jariyah.
Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Muslim:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِم
"Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya."
Hadis ini menegaskan bahwa ada tiga amalan utama yang pahalanya tidak berhenti meski seseorang telah wafat.
Oleh sebab itu, memahami dan mengamalkan ajaran ini menjadi penting bagi setiap muslim yang ingin memiliki bekal akhirat yang terus mengalir.
Baca juga: Amal Jariyah: Tiga perbuatan baik yang pahalanya terus mengalir abadi
1. Sedekah jariyah
Sedekah jariyah adalah pemberian yang manfaatnya digunakan secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Saat sedekah ini dilakukan, pahala akan terus mengalir kepada pemberinya.
Berikut contoh amalan sedekah jariyah, antara lain:
- Membangun masjid, di mana pahala akan terus mengalir selama bangunan masjid masih berdiri dan setiap kali digunakan untuk beribadah.
- Wakaf fasilitas umum, seperti tanah untuk sekolah atau rumah sakit yang bermanfaat bagi sesama umat.
- Menyediakan sumber air, karena air merupakan kebutuhan penting dan terus digunakan banyak orang.
- Menyumbangkan Al-Qur’an atau buku agama, yang setiap ayat atau ilmu di dalamnya memberi tambahan pahala bagi penyumbang.
2. Ilmu yang bermanfaat
Memiliki ilmu yang bermanfaat dan diajarkan kepada orang lain juga menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak terputus. Selama ilmu itu digunakan untuk kebaikan, pahalanya akan menjadi bekal abadi bagi pemiliknya di akhirat kelak.
Amalan bentuk ilmu bisa berupa:
- Mengajarkan ilmu agama secara langsung kepada murid atau jamaah.
- Menulis buku atau artikel Islami yang terus dibaca dan dipraktikkan.
- Menjadi pendidik yang melahirkan generasi bermanfaat.
- Berdakwah dan memberikan nasihat yang menggerakkan perubahan positif.
- Menciptakan inovasi atau teknologi yang memberi manfaat luas.
Baca juga: Waspada, ini sifat dan perilaku yang bisa menghapus amalan baik
3. Doa anak shaleh
Amalan ketiga adalah doa dari anak shaleh. Anak yang taat, berbakti, dan rutin mendoakan orang tuanya menjadi sumber pahala yang tidak terputus setelah orang tuanya wafat.
Hal ini dapat diwujudkan dengan mendidik anak pada nilai-nilai Islam sejak kecil, diantaranya seperti:
- Mendidik anak menjadi pribadi yang taat. Setiap amal baik yang mereka lakukan akan menjadi pahala bagi orang tuanya.
- Mengajarkan anak rutin mendoakan orang tua, sebab doa mereka sangat mustajab dan dapat mengampuni dosa orang tua.
- Keteladanan akhlak dari orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk karakter shaleh pada anak.
- Memberi pemahaman agama yang cukup, sehingga anak tetap berada di jalan Allah SWT dan selalu mendoakan orang tua mereka.
- Membiasakan anak bersedekah sejak dini, sehingga rantai kebaikan ini terus berlanjut.
Tujuh amalan jariyah lainnya
Selain tiga amalan utama tersebut, terdapat hadis lain yang menyebut ada tujuh amalan jariyah yang pahalanya tetap mengalir saat seseorang berada di dalam kubur. Hadis riwayat Baihaqi menyebutkan:
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ،أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya: “Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf Al Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat,” (HR Baihaqi).
Baca juga: Waketum MUI imbau umat Islam tetap jaga amal baik meski Ramadhan usai
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































