Presiden Venezuela Nicolas Maduro menunjukkan ibu jarinya yang bertinta setelah memberikan suara dalam pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, 28 Juli 2024. ANTARA/Xinhua - Li Muzi
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Venezuela Nicolas Maduro memutuskan untuk mengerahkan 4,5 juta milisi sipil di seluruh negeri untuk merespons ancaman perang dari Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya.
Hal itu disampaikan Nicolas Maduro pada Senin (18/8/2025) saat berbicara dalam sebuah pertemuan dengan para gubernur dan wali kota dari koalisi pemerintahannya.
BACA JUGA: Pertemuan Trump dan Putin di Alaska Berakhir Antiklimaks, Ini Penyebabnya
Maduro mengumumkan serangkaian rencana untuk memperkuat milisi di daerah pedesaan dan perkotaan serta membentuk kelompok tempur di pabrik-pabrik dan tempat kerja.
Ia menggambarkan langkah tersebut sebagai "sinergi sempurna antara rakyat, polisi, dan angkatan bersenjata" untuk menjamin perdamaian dan kedaulatan negara, seraya mengungkapkan "rakyat siap menghadapi serangan apa pun."
Pengumuman Maduro tersebut disampaikan menyusul pernyataan Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez yang menuding Washington berupaya membenarkan tindakan militer di Karibia dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.
Pada awal bulan ini, Jaksa Agung AS Pamela Bondi menawarkan hadiah sebesar 50 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.162) untuk informasi yang dapat membantu penangkapan Maduro.
Bondi menuduh Maduro memiliki keterkaitan dengan perdagangan narkoba internasional. Maduro sendiri telah membantah tuduhan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
