Proses evakuasi penemuan telur penyu di Pantai Jungwok di Kalurahan Jepitu, Girisubo. Selasa (20/5 - 2025). / Foto Istimewa Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 1 di Pantai Sadeng
GUNUNGKIDUL—Penemuan telur penyu kembali terjadi di kawasan pantai di Gunungkidul. Kali ini, telur-telur ini ditemukan di Pantai Jungwok di Kalurahan Jepitu, Girisubo, Selasa (20/5/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 1 di Pantai Sadeng, Sunu Handoko mengatakan, kronologi penemuan telur ini bermula dari patrol tim SAR di Pantai Jungwok. Pada saat berkeliling terlihat dua jejak penyu di pasiran.
Setelah diikuti, petugas menemukan pasir yang berserakan di bagian ujung. Penasaran dengan temuan ini, upaya penggalian pun dilakukan hingga akhirnya menemukan telur penyu sejumlah 111 butir.
“Hasil identifikasi ada 109 telur dalam kondisi baik dan dua lainnya rusak,” kata Sunu saat dihubungi, Selasa siang.
Atas temuan ini, langsung dilakukan evakuasi. Telur-telur dimasukan ke dalam box styrofoam yang dilapisi dengan pasir laut.
Ia mengakui, temuan juga sudah dikoordinasikan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul dan Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Wilayah Kerja DIY.
Rencananya telur penyu yang telah dievakuasi akan dipindahkan ke lokasi penangkaran di Pantai Pelangi di Kabupaten Bantul. “Sudah ada komunikasi dan kami serahkan ke yang berwenang,” katanya.
Sunu menambahkan, temuan telur penyu di wilayah operasi Satlinmas Rescue 1 di Pantai Sadeng merupakan kedua kalinya dalam kurun waktu empat hari. Sebelumnya, Sabtu (18/5/2025) ditemukan telur sebanyak 108 butir di Pantai Wediombo.
“Temuan sudah dibawa ke penangkaran di Pantai Pelangi dan setelah menetas, tukiknya akan dilepasliarkan di Pantai Wediombo yang merupakan lokasi penemuan telur,” katanya.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan, sudah menerima laporan tentang temuan telur di Pantai Jungwok di Kalurahan Jepitu, Girisubo. Cikal bakal penyu dan keberadaannya harus dijaga karena sebagai bagian menjaga ekosistem kelestarian laut.
“Penyu merupakan predator bagi ubur-ubur sehingga harus dijaga keseimbangannya. Ubur-ubur sendiri bisa berbahaya bagi aktivitas nelayan maupun pengunjung Pantai,” kata Wahid.
Dia menjelaskan, upaya konservasi telah dilakukan. Salah satunya dengan menetapkan lokasi atau habitat pendaratan penyu. Peraturan ini ditetapkan melalui Keputusan Bupati No.161/2016 tentang Penetapan Pantai sebagai Habitat Penyu di Gunungkidul.
“Harapannya dengan penetapan ini bisa dilakukan identifikasi secara lintas sektor untuk bersama-sama menjaga sehingga tetap bisa menjadi lokasi pendaratan penyu untuk bertelur,” ungkapnya.
Selain itu, juga diperukan edukasi kepada Masyarakat agar lebih peduli serta ikut menjaga pentingnya ekosistem laut.
“Memang sekarang penyu-penyu sudah jarang terlihat, tapi jangan sampai habibatnya semakin rusak. Untuk itu, harus dijaga secara bersama-sama,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News