Pertanian Kedelai Hanya Ada di Prambanan, Sleman Kekurangan Pasokan

1 month ago 19

8000hoki Data Demo web Slots Gacor Thailand Terpercaya Sering Scatter Full Terus

hoki kilat List Login web Slot Maxwin Indonesia Online Pasti Menang Full Non Stop

1000 Hoki Online Daftar situs Slots Maxwin Japan Terpercaya Sering Lancar Jackpot Full Online

5000hoki Akun website Slots Maxwin China Terbaru Sering Lancar Win Setiap Hari

7000 Hoki Online Situs web Slots Maxwin Malaysia Terkini Pasti Lancar Scatter Full Non Stop

9000hoki Data Platform server Slot Maxwin Vietnam Terbaik Mudah Win Setiap Hari

Demo situs Slot Gacor basis China Terkini Pasti Lancar Win Full Setiap Hari

Idagent138 login Akun Slot Anti Rungkad Terbaik

Luckygaming138 Daftar Slot Anti Rungkat Terpercaya

Adugaming Daftar Slot Anti Rungkad Terpercaya

kiss69 login Akun Slot Maxwin Terpercaya

Agent188 Akun Slot

Moto128 Daftar Slot Maxwin Terpercaya

Betplay138 Slot Maxwin Online

Letsbet77 Id Slot Online

Portbet88 login Akun Slot Anti Rungkat Online

Jfgaming168 Daftar Id Slot Online

MasterGaming138 login Slot Anti Rungkad Terpercaya

Adagaming168 Slot Anti Rungkat Terbaik

Kingbet189 login Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Summer138 Daftar Slot Anti Rungkat

Evorabid77 login Akun Slot

bancibet Id Slot Terbaik

adagaming168 Akun Slot Anti Rungkat Online

Harianjogja.com, SLEMAN--Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mengaku Bumi Sembada kekurangan pasokan kedelai. Tingkat konsumsi kedelai diklaim lebih tinggi daripada angka produksi.

Kepala Bidang Tanaman Pangan DP3 Sleman, Siti Rochayah, mengatakan panen kedelai sepanjang 2024 hanya dilakukan di lahan seluas 7 hektar (ha). Per hektar menghasilkan 1,7 ton kedelai. Dengan begitu total produksi kedelai sebesar 11,9 ton atau 11.900 kilogram (kg).

Harga kedelai per kg menyentuh Rp11.000 - Rp12.000. Mengacu pada harga terendah, nilai produksi 11,9 ton kedelai mencapai Rp130,9 juta.

“Rp130,9 juta itu juga nilai produksi saja, nanti digunakan lagi untuk modal beli pupuk sampai pembibitan,” kata Siti ditemui di kantornya, Kamis (12/6/2025).

Siti mengaku belum dapat menyampaikan angka konsumsi kedelai di Kabupaten Sleman. Meski begitu, dia mengklaim Sleman kekurangan kedelai. Kebutuhan pasokan kedelai dilakukan dengan mendatangkan dari luar daerah.

Sebenarnya, pertanian kedelai sempat dikembangkan di Kapanewon Minggir dan Seyegan. Lantaran pasokan air dan kualitas tanah, tanaman kedelai tidak berkembang baik di Minggir. Padahal ada lahan seluas 40 ha yang telah ditanami kedelai.

BACA JUGA: Kontraktor Berjanji Akan Perbaiki Jalan Rusak Akibat Proyek Jalan Tol Jogja-Solo di Wilayah Sleman

Adapun lahan di Seyegan membentang seluas 10 ha. Pertumbungan tanaman kedelai pun tergolong baik. Artinya, pertanian kedelai siap dikembangkan besar-besaran di sana. Namun, petani cenderung mengandalkan bantuan bibit dari Pemerintah. Berbeda dengan petani di Prambanan yang melakukan pembibitan secara mandiri.

Lebih jauh, menurut Siti, petani tidak suka tahap pasca-panen. Kedelai memang perlu perlakuan khusus setelah dipanen. Kedelai harus dikupas dan dikeringkan. Butuh mesin pengupas agar pengupasan menjadi lebih cepat.

"Kalau musim tanam kan Juni - Juli. Jadi untuk tahun ini masih belum ada produksi kedelai apapun,” katanya.

Petani kedelai, termasuk di Prambanan juga lebih menyukai varietas Anjasmara. Sempat ada bantuan dari Pemerintah Pusat untuk varietas tersebut. Lantaran petani tidak menyukainya, Pusat urung menyalurkan bantuan.

Kendala lain pengembangan kedelai adalah musim. Apabila salah perhitungan, curah hujan dengan intensitas tertentu dapat membuat tanaman kedelai busuk. Apalagi BMKG memprediksi kemarau basah akan terjadi pada 2025.

Di lain pihak, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margodadi, Beni Sujendro, mengatakan tanaman kedelai memiliki treatment berbeda dengan sejumlah tanaman pangan. Tanaman kedelai perlu dirawat secara tekun dengan ketepatan waktu.

“Kami akhirnya memilih mengembangkan tanaman pangan lain. Rutinitas di Margodadi juga pertanian padi,” kata Beni.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |