GUNUNGKIDUL- Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) menggelar program pelatihan pembuatan ovitrap sebagai upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Desa Karangtengah, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (10/7/2025) ini diikuti 27 peserta dari kalangan kader kesehatan dan warga setempat.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Nyatakan Semua Tambang Ilegal akan Ditertibkan
Respons Kondisi Geografis Rentan DBD
Program Pengabdian kepada Masyarakat Program Unggulan (PkM-PU) bertajuk "Gerakan Masyarakat Sadar DBD: Implementasi dan Monitoring Ovitrap sebagai Upaya Preventif" ini diselenggarakan di Balai Tri Dusun Kajar, Karangtengah, Wonosari.
Tim pelaksana yang terdiri dari tiga dosen Fakultas Farmasi USD - Dr. apt. Wahyuning Setyani, apt. Zita Dhirani Pramono, M.Clin.Pharm., dan apt. Handika Immanuel, M.Si. - didampingi empat mahasiswa dalam memberikan pelatihan praktis kepada masyarakat.
"Kami ingin membekali masyarakat dengan keterampilan praktis untuk membuat dan memanfaatkan ovitrap, alat sederhana yang efektif dan terjangkau untuk memutus siklus hidup nyamuk DBD," ungkap ketua tim pengabdi, Dr. apt. Wahyuning Setyani.
Pelatihan Komprehensif dari Teori hingga Praktik
Kegiatan pelatihan tidak hanya sebatas teori, tetapi juga melibatkan praktik langsung pembuatan ovitrap. Peserta mendapatkan materi lengkap tentang biologi nyamuk Aedes aegypti, pola penyebaran DBD, serta strategi pengendalian vektor yang dapat dilakukan secara mandiri.
Asmu Widiantono, AMKL dari Puskesmas Wonosari II yang menjadi narasumber utama, menegaskan pentingnya peran serta masyarakat dalam pencegahan DBD. "Kemampuan membuat ovitrap secara mandiri memberi peluang besar bagi warga untuk terlibat aktif dalam upaya memutus rantai penyebaran nyamuk penyebab DBD," jelasnya.
Para peserta juga diberikan panduan mengenai lokasi strategis penempatan ovitrap dan cara melakukan pemantauan secara rutin menggunakan bahan-bahan sederhana yang tersedia di lingkungan sekitar.
Antusiasme Warga dan Rencana Tindak Lanjut
Sumini, salah satu kader kesehatan peserta pelatihan, mengapresiasi program ini. "Pelatihan ini sangat berguna dan mudah dipahami oleh warga. Warga jadi lebih sadar pentingnya menjaga kebersihan pekarangan," ujarnya.
Sumini bahkan berencana membagikan informasi tersebut kepada warga lain karena ovitrap dinilai dapat menjadi solusi nyata dalam menghadapi masalah DBD di desanya.
Sebagai tindak lanjut program, tim pengabdi akan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan ovitrap. Kader-kader yang telah dilatih akan mencatat dan melaporkan hasil observasi secara berkala sebagai bahan evaluasi dan pengembangan strategi pencegahan DBD berikutnya.
Komitmen USD dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Melalui program ini, Fakultas Farmasi USD menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pengendalian penyakit berbasis lingkungan.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas DBD, terutama mengingat kondisi geografis Desa Karangtengah yang rentan menjadi habitat nyamuk Aedes aegypti.
Program pelatihan ovitrap ini menjadi salah satu upaya konkret dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengendalian vektor penyakit secara mandiri dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News