Pembangunan talud padat karya yang turut menggandeng warga RT 27 RW 07 Kelurahan Pandeyan sebagai tukang dan pekerja, Senin (14/4/2025) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja mulai meluncurkan program padat karya di Jalan Sidikan, Kelurahan Pandeyan, Kemantren Umbulharjo, Senin (14/4/2025).
Padat karya merupakan bagian dari program yang akan digencarkan Pemkot Jogja pada masa 100 hari masa kerja kepemimpinan Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. Program padat karya ini dinilai lebih efektif, mampu menekan angka pengangguran, serta mampu mengentaskan kawasan-kawasan kumuh di Kota Jogja.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Jogja Maryustion Tonang menuturkan kali ini program padat karya diimplementasikan pada pembangunan talut jalan. Pembangunan turut mempekerjakan 48 warga RT 27 RW 07 Kelurahan Pandeyan. Talud yang akan dibangun ini memiliki ukuran panjang 111 meter dan tinggi 1,3 meter.
"[Pembangunan] dilaksanakan sejak tanggal hari ini 14 April 2025 sampai dengan tanggal 21 Mei 2025 sehingga dihitung ada 30 hari," ujar Tion saat ditemui di Jalan Sidikan, Pandeyan, Senin (14/4/2025).
Tion mengatakan pembangunan talut menelan anggaran APBD Kota Jogja 2025 sebesar lebih dari Rp 300 juta. Dia merinci, kepala kelompok akan mendapatkan upah sebesar Rp 121.000 perhari, tukang sebesar Rp 111.000 perhari, dan pekerja sebesar Rp 106.250 perhari. Dia memastikan masing-masing warga telah dilindungi dengan BPJS Ketenagakerjaan yang menjadi asuransi jika terjadi kecelakaan kerja.
"Sekali lagi [padat karya] adalah dalam rangka untuk mengurangi kemiskinan kemudian untuk mengurangi pengangguran, dan peningkatan daya beli masyarakat," katanya.
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menuturkan program padat karya ini akan dia implementasikan pada berbagai pembangunan di Kota Jogja. Menurutnya, sistem padat karya akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan sistem lelang atau diserahkan kepada vendor kontraktor lain.
Anggaran akan langsung terserap ke masyarakat. Di sisi lain, ini akan menjadi sumber pendapatan bagi warga Kota Jogja. Dengan demikian, angka pengangguran juga diharapkan bisa turun.
"Banyak pekerjaan yang bisa di padat karyakan. Kalau kita melihat sekarang ada efisiensi, daya beli ada penurunan, maka salah satu cara untuk mengatasi daya beli yang turun itu dengan cara membagi rezeki kepada banyak orang dengan padat karya," ujarnya.
BACA JUGA: Padat Karya Infrastruktur di Bantul, 195 Paket Rampung, Bisa Perlancar Akses Ekonomi
Melalui program padat karya ini lingkungan di Kota Jogja juga diharapkan bisa lebih tertata sehingga tak ada lagi kawasan-kawasan kumuh. Hasto mengatakan, ke depan akan dia gencarkan untuk pembuatan ruang terbuka hijau publik (RTHP) di tengah kota. RTHP bisa menjadi tempat berkumpulnya anak-anak serta menambah keasrian Kota Jogja.
"Saya konsentrasi, keliling ke mana-mana di warga ini selalu yang dikeluhkan itu nyuwun RTHP. Bu Camat tadi sudah mengusulkan, nanti kita tindak lanjuti itu," ujar Hasto.
Salah satu pekerja, Karyanto mengaku senang dengan dilaksanakannya program padat karya di lingkungannya. Di satu sisi dia bisa mendapatkan penghasilan. Di sisi lain, lingkungannya pun bisa lebih tertata.
"Saya keseharian bekerja serabutan. Semoga program padat karya seperti ini bisa terselenggara kembali karena masih ada satu lahan yang bisa dibangun," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News