- JAWA TENGAH
- RAGAM
Dukungan dari BRI membuat UMKM milik Heni Sulistyawati terus tumbuh, menembus pasar lebih luas dan menjadi simbol kekuatan perempuan dalam industri kreatif.
Senin, 14 Apr 2025 17:12:10

Tak semua perubahan besar dimulai dari ruang bisnis formal atau rapat korporat. Ada kalanya, sebuah ide lahir dari kegelisahan di ruang domestik. Itulah yang dirasakan Heni Sulistyawati, seorang ibu rumah tangga yang memutuskan untuk menjadi pelaku usaha tas kulit lokal berbasis di Yogyakarta dengan nama M.A.R.S Genuine Leather.
Berawal dari kebosanan di rumah dan kecintaannya pada tas kulit, Heni mulai mencoba peruntungan di dunia usaha dengan sistem pre-order. Produk pertamanya langsung laris, meski saat itu belum punya brand, izin usaha, apalagi perencanaan besar. Namun dukungan dari sang suami mengubah langkah kecil itu menjadi pijakan untuk membangun merek.
Nama M.A.R.S Genuine Leather mengandung filosofi kuat. Bukan sekadar diambil dari nama anaknya, brand ini lahir dari gagasan bahwa tak hanya laki-laki yang berasal dari planet Mars.
“Bagaimana kalau perempuan juga dari Mars? Perempuan independen dan kuat yang butuh tas berkualitas,” cerita Heni ketika ditemui merdeka.com pada Sabtu (1/3/2025).
Perjalanan M.A.R.S Genuine Leather: dari Rumah, Komunitas hingga PO Tas Pertama

Perjalanan Heni dalam membangun M.A.R.S Genuine Leather dimulai dari aktivitas yang sangat sederhana, yaitu hobi mengoleksi tas kulit dan menjadi anggota komunitas tas kulit di Yogyakarta. Di sanalah ia melihat peluang besar dalam produk tas perempuan yang saat itu desainnya monoton dan belum banyak inovasi dari brand lokal.
Waktu di komunitas tas kulit, ia menerima permintaan yang menginginkan strap atau tali tas yang lebih nyaman. Perempuan lulusan psikologi ini pun mulai memproduksi tali tas dari kombinasi kulit dan lurik, dua material yang kaya makna dan daya tahan. Lurik memberi warna, kulit memberi kekuatan.
Awalnya, produk tali yang dibuat Heni hanyalah untuk pemakaian sendiri. Mulai dari situ, teman-teman komunitas tas kulitnya tertarik untuk memesan kepadanya. Pesanan pun berlanjut dan terus bertambah seiring dengan beberapa ulasan positif.
Ketika berjualan tali tas, Heni menggunakan sistem jual pre-order dengan memberikan down payment (DP). Dari uang itu, Heni pun memulai usahanya tanpa perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk modal.
Heni menggunakan uang DP untuk memproduksi tali tas yang dipesan teman-temannya. Selanjutnya, modal itu Heni belanjakan untuk membeli bahan baku.
“Dari SD sampai kuliah saya memang sudah suka jualan. Jadi saya banyak melihat peluang dari lingkungan sekitar,” cerita perempuan dua anak itu kepada merdeka.com di Workshop M.A.R.S Genuine Leather.
Karena belum punya banyak modal, sistem pre-order menjadi pilihan logis. Ternyata, respons pasar sangat positif. Dari situlah ia dan sang suami mulai berpikir serius, mendirikan brand dan mengurus legalitas usaha. Merek M.A.R.S Genuine Leather pun lahir, dengan kekuatan filosofi dan semangat perempuan mandiri.
Tahun 2017 menjadi titik awal resmi M.A.R.S Genuine Leather. Pemberian nama M.A.R.S Genuine Leather bukan tanpa alasan. Nama tersebut diambil dari nama anaknya yang kemudian ia singkat menjadi nama brand M.A.R.S.
Namun secara filosofi, Heni memaknai M.A.R.S sebagai perempuan yang berani, mandiri dan kuat. Sedangkan nama Genuine Leather merupakan penegasan terhadap bahan baku yang digunakan, yaitu kulit sapi asli.
“Kalau selama ini perempuan dianggap dari Venus, saya percaya perempuan juga bisa dari Mars—berani, mandiri, dan kuat,” cerita Heni.
Di tahun itu, Heni memulai produksi tas kulit kecil-kecilan dengan menjahit sendiri, belajar dari nol, dan bertanya ke sana-sini. Pernah tertipu oleh maklon menjadi pelajaran mahal, tapi justru mendorongnya untuk menyelami lebih dalam dunia kulit.
Salah satu langkah besar adalah saat Heni datang ke Lingkungan Industri Kecil (LIK) Magetan, pusat industri kulit di Jawa Timur. Ia belajar mengenali jenis kulit, kualitas bahan, hingga mencari mitra kerja yang bisa dipercaya.
“Sekarang kami sudah punya kiriman dari Sidoarjo, kulit sapi asli,” ucapnya yakin.
Filosofi Produk: Kombinasi Lokal, Identitas Perempuan Kuat

M.A.R.S Genuine Leather tidak sekadar menjual tas. Ia menjual filosofi dan nilai. Kombinasi kulit dan lurik bukan hanya soal estetika, tapi juga cara Heni mengangkat budaya lokal dan menjadikannya bagian dari fesyen urban. Di setiap produknya, selalu ada unsur alam, warna, dan kekuatan bahan.
Produk-produk M.A.R.S Genuine Leather tidak menjiplak desain luar negeri. “Saya ingin model yang bervariasi dan original. Saya lebih memilih desain dari brainstorming dengan desainer Kemenperin,” ujar Heni.
Perempuan asal Temanggung ini mengaku aktif sebagai binaan Kementerian Perindustrian, termasuk dalam proses pengembangan desain.
Saat ini, M.A.R.S Genuine Leather memproduksi berbagai jenis tas kulit, lanyard, hingga aksesori kecil lainnya. Ciri khas tas kulit dari M.A.R.S Genuine Leather adalah kombinasi material dan kenyamanan dalam penggunaan. Tas-tas produksi M.A.R.S Genuine Leather dibuat untuk digunakan, bukan sekadar dipamerkan.
Perempuan menjadi target pasar utama M.A.R.S Genuine Leather. Tapi bukan sembarang perempuan. M.A.R.S Genuine Leather menyasar perempuan yang mandiri, punya mobilitas tinggi, dan menyukai produk kuat dan tahan lama. Dari sana, filosofi “perempuan dari Mars” diwujudkan dalam setiap detail produk.
Tak hanya menjual lewat workshop, M.A.R.S Genuine Leather juga menjual online dan sempat mencoba menitipkan produk di hotel dan bandara. Namun karena markup harga terlalu tinggi, strategi itu ditarik ulang. Kini Heni lebih memilih distribusi langsung agar tetap terjangkau tapi berkualitas.
“Pesanan jumlah terbanyak M.A.R.S Genuine Leather berupa lanyard sebanyak 400 pcs dari marketing MUI,” kata Heni.
Dari Workshop Mandiri hingga Jaringan Produksi Terseleksi

Saat ini, M.A.R.S Genuine Leather telah memiliki ruang workshop sendiri yang terletak di Sangurejo, Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Kini M.A.R.S Genuine Leather memiliki lima pegawai tetap. Saat permintaan tinggi, mereka bekerja sama dengan perajin kulit dari sentra produksi di Yogyakarta. Namun, tidak sembarang produksi diterima—semua harus melewati Quality Control ketat.
Heni menyadari betul bahwa kualitas adalah segalanya di bisnis berbasis material alami seperti kulit sapi. “Kulit itu bukan bahan murah. Kalau tidak lolos QC, brand kita yang kena imbasnya,” tegasnya.
Karena itu, setiap produk harus diuji ketahanannya sebelum dijual ke pasar.
Koneksi dengan perajin lokal diperoleh dari relasi yang dibangun lewat komunitas dan pelatihan. Ia mengaku sebagai pribadi yang senang ngobrol dan tidak sungkan bertanya. Dari situlah ia mendapat banyak bantuan dan informasi tempat produksi yang terpercaya.
M.A.R.S Genuine Leather kini bisa menangani pesanan dalam jumlah besar berkat jaringan produksi ini. Meski demikian, produksi tetap dijaga eksklusivitas dan mutu. Dari pengalaman pahit ditipu di awal, Heni belajar bahwa membangun sistem produksi yang sehat butuh waktu, kepercayaan, dan seleksi ketat.
Salah satu prinsip bisnisnya adalah slow and sustainable growth. M.A.R.S Genuine Leather bukan brand yang tumbuh instan, tapi pelan-pelan memperkuat fondasi, memperluas pasar, dan mengedepankan nilai.
Bank BRI Dorong UMKM Naik Kelas dengan Program Unggulan

Bank BRI berkomitmen untuk memberikan akses pembiayaan serta memberikan berbagai program dukungan serta pemberdayaan kepada UMKM. BRI membantu UMKM dalam melakukan branding dan pemasaran, termasuk melalui partisipasi dalam pameran internasional.
BRI tidak hanya aktif menggalang dana, namun juga menghadirkan berbagai program pemberdayaan bagi pelaku UMKM. BRI senantiasa berkomitmen mendukung UMKM semakin maju dan naik kelas melalui 4 program pemberdayaan unggulan.
Ada 4 program pemberdayaan BRI yang bawa UMKM mendunia antara lain; Rumah BUMN, Growpreneur, BRIncubator dan Pengusaha Muda BRILiaN. Semua program ini bertujuan untuk memperkenalkan UMKM Indonesia ke seluruh dunia.
Mengutip situs BRI, Dirjen BRI, Sunarso, menjelaskan pemberdayaan yang dilakukan BRI tidak hanya sekedar memberdayakan pelaku UMKM untuk berkembang secara global. Strategi pertumbuhan berkelanjutan BRI memiliki dua tujuan utama, yaitu meningkatkan kualitas UMKM dan menjangkau segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro.
Untuk meningkatkan nasabah yang ada, BRI melaksanakan berbagai program pemberdayaan termasuk program Pengusaha Muda BRILiaN dan BRI UMKM EXPO(RT). Program Pengusaha Muda BRILiaN (PMB) dan BRI UMKM EXPO(RT) adalah dua program yang berbeda namun saling mendukung dalam pengembangan UMKM di Indonesia oleh Bank BRI.
PMB adalah program akselerasi bisnis untuk pengusaha muda, sementara BRI UMKM EXPO(RT) adalah pameran UMKM yang mempertemukan berbagai elemen dalam ekosistem bisnis.
Dengan adanya kedua program ini, BRI berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan UMKM di Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing UMKM di tingkat global.
Bertumbuh Bersama Bank BRI, dari Pitching hingga Tembus Pasar Global
Pada 2023 menjadi tahun penting bagi M.A.R.S Genuine Leather. Saat itulah Heni bergabung sebagai binaan Bank BRI dalam program Pengusaha Muda BRILiaN (PMB) 2023. Ia terpilih sebagai finalis, mewakili Yogyakarta di Jakarta Convention Center (JCC).
Peserta PMB 2023 yang telah dinyatakan lolos seleksi, akan menjalani berbagai rangkaian kegiatan berupa inkubasi bisnis selama 14 minggu, private mentoring, mentor progress review, mentor business visit, demo day final penjurian dan ditutup dengan awarding pada puncak acara BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR pada Desember 2023.
Ketika mengikuti Pengusaha Muda BRILiaN, Bank BRI tak hanya memberi ruang pameran, tapi juga pelatihan, pendampingan, hingga relasi.
“Biasanya sebelum ke Jakarta kita dikumpulkan dulu oleh BRI untuk persiapan. Jadi kita benar-benar dibimbing,” jelas Heni.
Ia mengaku, pengalaman itu sangat membekas dan mengangkat M.A.R.S Genuine Leather ke level baru. Masuk ke dalam lingkungan pemberdayaan UMKM oleh BRI, mengantarkan M.A.R.S Genuine Leather untuk mengikuti event atau pameran UMKM lainnya. Kini M.A.R.S Genuine Leather tercatat sudah dua kali ikut pameran BRI, yaitu BRI UMKM EXPO(RT) 2023 di JCC dan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD Tangerang.
Dalam event BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari lalu, Heni membawa sekitar 5 koli atau 200 produk. Hasil dari mengikuti pameran dari BRI itu sangat memuaskan. Omzetnya tinggi, booth ramai, bahkan produknya dilirik diaspora Indonesia di Jerman.
“Produk saya sampai ke Jerman karena ada diaspora yang suka banget dan beli. Saya juga ikut lomba pitching Metro TV dan Inspiring Jogja 2024,” ceritanya penuh semangat.
Selain itu, M.A.R.S Genuine Leather juga berhasil menjual produk ke berbagai kota besar di Indonesia.
Partisipasi dalam event BRI ini bukan sekadar soal transaksi. Ini adalah momentum branding, validasi pasar, dan membangun kredibilitas. M.A.R.S Genuine Leather bahkan sudah jadi sorotan media dan makin dikenal luas sebagai brand tas kulit lokal yang unik dan berkualitas.
Mengusung ciri khas kombinasi antara kulit sapi asli, lurik, dan serat alami, M.A.R.S Genuine Leather sukses menciptakan produk fesyen yang tidak hanya fungsional, tetapi juga bercita rasa etnik modern. Dimulai dari tali tas kulit yang nyaman digunakan, kini brand ini berkembang memproduksi berbagai jenis tas, lanyard, dan aksesori berbahan kulit sapi berkualitas.
Harga produk bervariasi, mulai dari Rp30 ribu hingga Rp2 juta, menjangkau pasar lokal hingga internasional. Dalam berbagai ajang pameran yang diikuti, omzet yang didapatkan Heni tergolong tinggi. Sebelum pandemi, omzet yang sudah berhasil dikantongi ada di kisaran Rp95 juta – Rp125 juta per bulannya. Namun, pada saat pandemi mengalami penurunan menjadi sekitar Rp35 juta per bulannya.
Harapan ke Depan, Bisa Menembus Toko Jakarta dan Jadi Brand Nasional

Ke depan, Heni punya harapan besar terhadap M.A.R.S Genuine Leather. Ia ingin produk-produknya masuk ke lebih banyak toko fisik di Jakarta dan kota besar lainnya. Ia juga bermimpi punya tempat produksi yang lebih besar dan sistem distribusi yang lebih kuat.
Namun yang paling penting, ia ingin brand ini memberi manfaat untuk banyak orang. “Saya menganut kalimat; sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Maka dari itu, bisnis ini tidak hanya dibangun untuk keuntungan pribadi, tapi juga untuk membuka lapangan kerja dan memberdayakan perajin lokal.
Pasarnya kini sudah sampai internasional. Tapi ia percaya, potensi lokal masih sangat besar jika digarap dengan strategi dan sentuhan filosofi yang kuat. M.A.R.S Genuine Leather bukan hanya soal tas, tapi tentang perempuan yang berani, kuat, dan mandiri.
Dengan fondasi yang kuat, filosofi yang jelas, dan dukungan ekosistem seperti dari Bank BRI, Heni yakin M.A.R.S Genuine Leather akan terus tumbuh, menembus pasar lebih luas, dan menjadi simbol kekuatan perempuan dalam industri kreatif Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh


KUR BRI Bantu Usaha Kayu Rotan Bangkit dari Krisis
BRI akan terus mendorong pemberdayaan UMKM sebagai upaya mengakselerasi ekonomi Indonesia secara optimal.

Wanita Tangguh Ini Bisa Jadi Pengusaha Sukses Berkat Holding Ultra Mikro BRI
Akses permodalan Holding Ultra Mikro (UMi) semakin terbukti memberikan banyak manfaat untuk masyarakat.

Kisah Sukses Pelaku Usaha Ultra Mikro, Dapat Akses Pendanaan & Pemberdayaan Usaha Hingga Naik Kelas
Ekosistem Ultra Mikro (UMi) secara konsisten terus melakukan pemberdayaan pelaku UMKM di Indonesia.


Kisah Pengusaha UMKM Rajut Tembus Pasar Ekspor karena BRI UMKM EXPO(RT)
Anita M Simamora, pendiri Animers Craft, membagikan kisah perjalanannya dalam membangun bisnis kerajinan tangan yang dimulai sejak tahun 2020.

Keripik Tempe Sagu Bisa Masuk Retail Modern, Intip 'Resep' Dewi Rahayu Kembangkan Usaha
Dewi Rahayu adalah pelaku usaha keripik tempe sagu yang berbasis di Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat.


Perkuat Dukungan UMKM Perempuan, BNI Hadirkan Pertiwi Indonesia di Kriyanusa 2023
BNI menghadirkan Rumah Pertiwi dengan tema 'Tali Kasih Pertiwi bagi Jakarta jadi Karya untuk Nusantara'
BNI 2 tahun yang lalu

Armida terdorong untuk mempromosikan padu padan kain nusantara pada desain pakaian kekinian untuk anak dan bayi dengan merk Littlekaaya.

Modal Rp300 Ribu, Gadis Kampung Ini Untung Rp10 Miliar Kurang dari Setahun Lewat Jualan Baju
Seseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.
