Larangan Mendaki Gunung Merapi Wajib Ditaati, BPBD DIY: Jangan Coba-Coba Mempertaruhkan Nyawa

1 day ago 5

 Jangan Coba-Coba Mempertaruhkan Nyawa Gunung Merapi Jogja meluncurkan lava pijar. - Ilustrasi - Antara

Harianjogja.com, SLEMAN—Masyarakat diminta menaati larangan aktivitas pendakian Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY. 

"Harapannya, masyarakat mematuhi larangan-larangan yang sudah ditetapkan oleh instansi yang berwenang terhadap Merapi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmad, Senin (14/4/2025).

Imbauan itu disampaikan Noviar menyusul diamankannya 20 pendaki ilegal oleh petugas Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) bersama aparat Kepolisian Sektor Selo, Boyolali, Jawa Tengah, pada Minggu (13/4/2025). 

Para pendaki ilegal tersebut terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan karyawan yang berasal dari Sragen, Solo, Klaten, serta wilayah DIY.

Gunung Merapi ditutup untuk aktivitas pendakian sejak Mei 2018 karena peningkatan status dari "aktif normal" menjadi "waspada" (Level II).

Pada November 2020, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali menaikkan status menjadi "siaga" (Level III) dan hingga kini belum ada perubahan status. 

"Masyarakat atau wisatawan jangan coba-coba mempertaruhkan nyawa di Merapi," tutur Noviar.

BACA JUGA: Pengendali Banjir DAS Serang Kulonprogo Rampung, Melindungi Bandara hingga Lahan Pertanian

Noviar menegaskan bahwa meskipun aktivitas Merapi saat ini masih tergolong terkendali, kewaspadaan tetap harus dijaga.

"Kondisinya sampai hari ini sesuai dengan informasi dan data terbaru dari BPTKG, masih terkendali, belum ada peningkatan ataupun penurunan status dari siaga," ujarnya.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, BPBD DIY telah menyiapkan 278 sabo dam di lereng Merapi dan memasang sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di berbagai titik rawan.

"EWS ini dibangun oleh berbagai pihak, di antaranya 36 unit oleh Pemkab Sleman, tujuh unit oleh BPPTKG, dan juga dari Balai Teknik UGM. Semua sudah terpasang dan memberi peringatan jika aktivitas Merapi meningkat," kata Noviar.

Menurut data BPPTKG, potensi bahaya guguran lava dan awan panas mengarah ke sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer. Sementara itu, lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif bisa menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Laporan BPPTKG periode 27 Maret-3 April 2025 menyebutkan bahwa morfologi kubah lava barat daya Gunung Merapi mengalami sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava, sedangkan pada kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.

Berdasarkan analisis foto udara yang dilakukan pada 11 Maret 2025, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.626.200 meter kubik, sedangkan volume kubah tengah tercatat sebesar 2.368.800 meter kubik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |