Kisah seorang perwira berpangkat letda yang berhasil menarik perhatian Kolonel Edward Sitorus.
Rabu, 09 Apr 2025 09:43:50

Kolonel Edward Sitorus mengundang salah seorang perwira yang belum lama ini dilantik menjadi letnan dua (letda) pada 27 Maret 2025 di Mabes TNI Cilangkap oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto.
Dalam video unggahan YouTube Edward Sitorus Papua Channel, Kolonel Edward tertarik dengan kisah prajurit yang bernama Letda Jeremi Pasaribu itu lantaran saat tahun 2020, ia masih menjadi anggota grup Whatsapp tentang pengarahan menjadi anggota TNI.
"Sebenarnya kita sudah lama berkomunikasi. Kalau saya ngelihat di chat WA semenjak 2020 kalau enggak salah, dulu saya masih aktif kita ya di grup karena banyak permintaan yang ingin pengarahan dari YouTube," kata Kolonel Edward.
Siapa sangka, anak bimbingannya itu ternyata kini berhasil lolos hingga menjadi perwira TNI. Jeremi mampu menjadi bagian dari 223 anggota lain yang lolos menjadi perwira karier TNI.
"Dari mulai 2020 masih jadi anggota grup tiba-tiba sudah pakaian loreng gini ini. Ini pakai loreng asli ya karena sudah selesai pendidikan perwira prajurit karir," tandasnya.

Sembilan Kali Tes Seleksi
Menurut penuturan Jeremi dan orang tuanya, ia harus mencoba sembilan kali tes seleksi hingga berhasil diterima menjadi seorang perwira TNI AD.
"Kami sembilan kali," kata Jeremi saat ditanya Kolonel Edward.
Sang Ayah pun mengaku tetap setia mendampingi dan ikut memberikan dukungan untuk Jeremi. Meski begitu, awalnya orang tua Jeremi sudah merasa pesimis dan meminta agar proses tidak dilanjut.
"Menurut saya pak sebagai orang tua ini sudah luar biasa sebenarnya. Terkadang kita sudah menerawang terlampau jauh sudah ada rasa pesimis, sepertinya bidangmu enggak (di sini) lagi gitu kan."
"Tapi ya mungkin Tuhan mengasih jalan yang terbaik diarahkan terus jadi ya inilah hasilnya Pak puji Tuhan," ucap sang Ayah.

Bentrok Seleksi TNI dan UTBK
Pada awalnya Letda Jeremi memilih dua kecabangan yaitu Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Namun karena proses seleksi yang bersamaan dengan tes UTBK, ia harus melepas seleksi di AL namun tetap melanjutkan berbagai tes di AD.
"Jadi kami pertama kali tes itu tahun 2020 komandan. Izin kami mendaftar akademi militer dan akademi angkatan laut iya bareng ya bareng kemudian angkatan laut mulai duluan, psikologi satu dan kesehatan satu he kemudian kami sudah sampai kesehatan satu heeh ternyata Akmil juga kami sudah berjalan tes kesehatan administrasi dan postur kemudian sudah melaksanakan Garjas di Kodam 3 Siliwangi," jelas Jeremi.
Masalah berlanjut saat ia harus menghadapi seleksi bentrok antara Parade dengan UTBK. Ia pun harus memilih untuk datang ke salah satunya.
"Yang AL sudah kami lepas bentrok (UTBK), langsung aja tinggal. Kemudian pada saat bentrok kami bilang ke Ibu milih yang mana ya UTBK atau Parade ya udah ikut dulu aja Parade tapi kalau sudah selesai silakan kalau bisa izin kata Mama."
"Pada kenyataannya waktu Parade H itu nunggu pejabat itu jam 11.00 baru datang jadi kami baru dicek jam 11.00. Setelah pengecekan kami ada absen ulang namun kami pada saat itu izin komandan sudah enggak ikut lagi ke panitia. Kemudian panitia bilang "Dek hasilnya kami tidak tanggung jawab kalau adik tinggal karena mana tahu ada panggilan-panggilan lagi," ucapnya.
Setelah memutuskan untuk meninggalkan Parade Akmil, ia lantas mengikuti tes UTBK sembari menunggu informasi pengumuman Parade Akmil. Namun nasib baik tak memihaknya lantaran ia dinyatakan gugur saat seleksi.
"Kemudian akhirnya kami izin kemudian kami ikut UTBK itu jam 13.00 di Universitas Padjajaran selesai jam 16.00. Puji Tuhan lancar namun jam 18.00 datanglah pengumuman Parade Akmil lewat website dan kami dinyatakan gugur. Sudah prediksi," ucapnya.

Lolos UTBK
Meski gagal seleksi Parade Akmil, Jeremi sempat diterima masuk Universitas Brawijaya Malang lewat jalur UTBK di jurusan Agrobisnis.
"Kemudian akhirnya puji Tuhan 2 bulan kemudian pengumuman UTBK komandan. Kami diterima di Universitas Brawijaya Malang....puji Tuhan lulus jurusan agrobisnis perikanan agrobisnis perikanan di Universitas Brawijaya...Waktu itu senang, udahlah jadi bisnisman kan gitu terus ya kayak kuliah di Malang," kaa Jeremi.
Meski telah diterima menjadi mahasiswa, Jeremi mengaku penasaran dan masih ingin mendaftar seleksi tentara.
Saat itu pandemi Covid-19 tengah melanda sehingga ia masih mengikuti perkuliahan secara daring. Pada saat itu ia memiliki kesempatan untuk mendaftar seleksi di TNI.
"Karena COVID komandan kami masih kuliah daring. Kemudian kami karena masih kepengin mendaftar kami tetap persiapan oke dari jasmani psikologi akademik kami persiapan sambil kuliah daring di rumah," sambungnya.
Alhasil, Jeremi kembali mengikuti tes pada tahun 2021. Ia memilih matra Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
"Ikut tes lagi 2021. Kami semakin semangat komandan kami daftar tiga di akademi angkatan udara, akademi angkatan laut dan akademi militer. Semuanya sudah ikut tes komandan cuma akademi militer itu sama sampai parade doang paradenya gugur lagi komandan," lanjutnya.
Perjuangannya berlanjut tatkala ia berhasil terpilih di antara 11 orang yang berhak maju ke tingkat pusat.
"2021 kami terpilih 11 orang di Akademi Angkatan Laut untuk maju ke tingkat pusat, dari yang Lanal sini ya dari Lanal Bandung lanal Bandung menuju pusat di Menuju pusat di Lapetal Malang."
"Waktu itu yang tes sekitar 360-an dan pada saat itu dapat ranking 6. Dari enam itu 11 Taruna satu taruni jadi 12 orang di berangkat ke Surabaya berangkat ke Malang," sambungnya.
Terjangkit Covid-19 saat Pantuhir
Perjuangannya berlanjut saat melaksanakan sidang pantuhir bersama Kasal. Pada saat itu ia didiagnosa terjangkit Covid-19. Alhasil ia harus melaksanakan sidang secara terpisah.
"Namun pada saat menjelang pantuhir bersama Bapak Kasal, dilakukan Swab PCR Komandan kemudian kami terjangkit COVID oh 2021. Kalau yang dari luar kota itu catar-catar sudah kok sudah vaksin sudah nah kalau kami dari Bandung karena naik bis kami belum vaksin sama sekali sampai Malang sudah berjalan tes hampir 1 bulan 3 minggu lebih. Ternyata pada saat sidang kami COVID dan kami sidang sidangnya dipisahkan dengan yang aman yang sehat tapi semua materi sudah selesai," jelasnya.
Alhasil ada banyak peserta yang gugur akibat Covid-19. Namun Jeremi berhasil menjadi salah satu dari lima peserta yang berhak ditermia menjadi taruna.
"Kalau akademi angkatan laut menerima 233 orang sudah diumumkan pada awal namun karena banyak yang terjangkit COVID pada saat itu dipotong jadi 180 orang taruna komandan."
"11 orang itu yang lulus lima komandan, enam orang pulang dan diberi rekomendasi untuk pendidikan Bintara," pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh


Berikut momen Kolonel Edward Sitorus bertemu prajurit TNI berpangkat Serka yang anaknya ingin daftar Akmil.
TNI 1 tahun yang lalu

Punya Nama Tampan, Sertu TNI ini Jadi Sorotan Kolonel
Dia langsung memberi tanggapan hingga membuat si prajurit tersenyum manis.



Seorang Letkol TNI memiliki sosok ayah yang luar biasa. Sang ayah awalnya adalah Tamtama TNI namun bisa jadi perwira.

Kolonel Edward Sitorus berkunjung ke rumah dinas pertamanya hingga bikin nostalgia karena timbun ari-ari sang anak di depan rumah.

Upload Video Anaknya Lulus dari Akmil Dihujat Netizen, Begini Tanggapan Bijak Kolonel Edward Sitorus
Sebuah video memperlihatkan Kolonel Edward Sitorus sedang menasehati netizen yang komentar negatif di video kelulusan anaknya di Akademi Militer.

Berlatar belakang sebagai anak seorang pedagang cilok, tak membuat Letda CPL Emanuel berhenti untuk mengejar mimpi.
TNI 2 tahun yang lalu
