Makanan pedas menawarkan manfaat dan risiko bagi kesehatan, mari kita eksplorasi lebih dalam.
Minggu, 20 Apr 2025 18:38:00

Makanan pedas memang selalu jadi topik panas—secara harfiah dan kiasan. Ada yang nggak bisa makan tanpa sambal, ada juga yang langsung kapok setelah satu sendok cabai rawit. Tapi sebenarnya, makanan pedas itu baik atau buruk untuk kesehatan? Untuk menjawab rasa penasaran kita, para ahli gizi angkat suara dan membahas manfaat serta risiko makanan pedas dari sisi ilmiah.
Apa Sih yang Bikin Makanan Pedas?
Yang bikin lidah kita terbakar itu namanya capsaicin—senyawa aktif yang ditemukan di dalam cabai. Ketika kita mengonsumsi makanan pedas, capsaicin ini akan menempel pada reseptor rasa sakit di mulut dan saluran cerna. Nah, otak kita lalu mengartikan itu sebagai sensasi terbakar, panas, atau nyeri.
Menurut Connie Elick, RD, reaksi ini bikin tubuh kita merasa harus mendinginkan diri. Makanya, kita jadi berkeringat, pipi memerah, dan mata berair saat makan pedas. Serasa olahraga kecil ya?
Manfaat Mengonsumsi Makanan Pedas

Meski terasa “menyiksa,” ternyata capsaicin punya beberapa sisi baik, lho. Berikut ini manfaat makan pedas yang bisa kamu pertimbangkan:
1. Kaya Antioksidan
Capsaicin disebut-sebut punya sifat antioksidan. Antioksidan sendiri penting buat tubuh karena bisa melawan radikal bebas, yaitu molekul yang bisa merusak sel-sel tubuh dan memicu penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Menurut Elick, cabai juga kaya akan vitamin C, yang juga termasuk antioksidan. Satu cabai hijau bahkan bisa menyumbang lebih dari 100% kebutuhan harian vitamin C kita. Jadi, buat kamu yang ingin menjaga sistem imun tetap kuat, bumbu pedas bisa jadi teman baik.
2. Bisa Bantu Kesehatan Jantung dan Pencernaan
Walau penelitian pada manusia masih terbatas dan hasilnya belum seragam, beberapa studi menunjukkan capsaicin mungkin bisa membantu menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah. Ada juga potensi bahwa makanan pedas bisa meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus—setidaknya berdasarkan studi pada hewan.
Menurut Amanda Sauceda, RD, “penelitian terbaru mulai menunjukkan kalau capsaicin mungkin punya efek positif terhadap mikrobioma usus.” Tapi ya, jangan langsung percaya mentah-mentah, karena studi lebih lanjut masih diperlukan.
3. Bisa Bantu Diet Tanpa Garam Berlebih
Amanda Sauceda menyarankan, kalau kamu ingin mengurangi garam, menambahkan cabai bisa jadi opsi yang menarik. Rasa pedas memberi “sensasi” pada makanan yang bikin kamu nggak terlalu kangen rasa asin.
Risiko Makan Pedas: Jangan Asal Ngemil Cabai!
Meski ada manfaatnya, makanan pedas juga punya sisi yang kurang bersahabat, terutama kalau dikonsumsi berlebihan atau jika tubuh kamu nggak cocok. Berikut beberapa efek samping yang harus diwaspadai:
1. Bisa Picu Heartburn dan Asam Lambung Naik
Salah satu keluhan paling umum setelah makan makanan pedas adalah heartburn alias sensasi panas di dada. Capsaicin bisa mengiritasi esofagus dan menyebabkan katup lambung melemah, sehingga asam lambung naik ke atas. Kalau kamu punya GERD atau maag, hati-hati banget sama cabai.
“Kalau kamu merasa nggak nyaman di dada setelah makan pedas, itu sinyal tubuh kalau kamu mungkin sudah kebanyakan,” kata Sauceda.
2. Bisa Bikin Perut Melilit dan BAB Lebih Cepat
Capsaicin dapat memicu dinding usus untuk bergerak lebih cepat dalam mengeluarkan makanan dari sistem pencernaan. Nah, ini yang kadang bikin perut kita “mules dadakan” dan harus buru-buru ke kamar mandi. Nggak lucu kan, lagi rapat online tiba-tiba diserang ‘efek pedas’?
3. Tidak Cocok untuk Penderita Tukak Lambung
Perlu dicatat, cabai tidak menyebabkan tukak lambung alias luka di lambung. Tapi, kalau kamu sudah punya kondisi itu, makanan pedas bisa memperparah rasa sakitnya. “Makanan pedas dapat mengiritasi lapisan perut, apalagi kalau sedang ada luka di sana,” jelas Sauceda.

Jadi, Makanan Pedas Itu Baik atau Buruk?
Jawabannya: tergantung siapa yang makan, berapa banyak, dan seberapa sering. Kalau kamu termasuk tim "lovers of spicy", kabar baiknya adalah: makanan pedas bisa jadi bagian dari gaya hidup sehat asal dikonsumsi dengan bijak. Tapi kalau kamu punya masalah lambung, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi sebelum nekat nambah level pedas.
Dan buat kamu yang sedang melatih lidah supaya tahan cabai, jangan langsung sok jago dengan makan level 10. Toleransi terhadap pedas bisa dilatih perlahan, sama seperti stamina olahraga. Jadi, santai aja dan nikmati prosesnya.
Tips Aman Menikmati Makanan Pedas
Kalau kamu tetap ingin makan pedas tanpa drama kamar mandi atau nyeri lambung, coba ikuti tips ini:
- Makan pedas bersama karbohidrat atau protein, seperti nasi atau ayam, untuk menyeimbangkan rasa pedas di mulut dan lambung.
- Hindari makan pedas dalam keadaan perut kosong.
- Minum susu atau konsumsi makanan berlemak (seperti yogurt) untuk menetralkan capsaicin.
- Dengarkan tubuhmu—kalau terasa nggak nyaman, jangan dipaksain
Makanan pedas bisa jadi teman atau musuh, tergantung bagaimana dan seberapa banyak kamu menikmatinya. Kalau kamu punya kondisi kesehatan tertentu, selalu utamakan saran medis. Tapi kalau tubuh kamu kuat dan kamu menikmatinya, ya kenapa nggak? Lagipula, hidup tanpa sambal itu rasanya kurang greget, ya kan?
Selamat menikmati pedasnya hidup—secukupnya saja, biar nggak kepedesan!
Artikel ini ditulis oleh


Bikin Tersiksa dan Kadang Buat Sakit Perut, Ini Penyebab Mengapa Banyak Orang Suka Makanan Pedas
Rasa pedas sangat digemari dan disukai banyak orang walau kadang terasa menyiksa. Kenali mengapa hal ini terjadi?

Mengapa Orang-orang di Negara Panas Cenderung Lebih Menyukai Makanan Pedas? Ini Alasannya
Masyarakat Indonesia yang tinggal dengan kondisi panas, cenderung menyukai makanan pedas yang justru bikin berkeringat. Mengapa?

16 Januari Hari Makanan Pedas Sedunia, Ketahui Sejarah dan Manfaatnya
Makanan pedas meskipun memiliki efek samping, namun dapat bermanfaat.

Dampak Kebanyakan Konsumsi Makanan Pedas, dari Sebabkan Diare hingga Buat Sakit Kepala
Konsumsi makanan pedas bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang perlu diwaspadai.