- SEHAT
- DIET
Diet pescastarian adalah pola makan tanpa daging merah yang tetap mengonsumsi ikan. Diet ini menawarkan manfaat kesehatan dan ramah lingkungan.
Rabu, 16 Apr 2025 07:00:00

Sedang mencari pola makan yang lebih sehat? Mungkin Anda bisa mempertimbangkan diet pescastarian. Selain menyehatkan tubuh, diet ini juga diyakini dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Pola makan sehat kini semakin beragam. Tidak hanya vegetarian atau vegan, kini muncul istilah baru yang tak kalah menarik untuk dibahas: pescastarian. Dilansir dari WebMD, meskipun belum sepopuler jenis diet lainnya, pescastarian perlahan mulai mencuri perhatian masyarakat yang ingin menjaga pola makan tanpa harus sepenuhnya menghilangkan sumber protein hewani.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan diet pescastarian? Mengapa pola makan ini dianggap sebagai jalan tengah antara vegetarian dan omnivora? Dan yang terpenting, apa saja manfaat maupun risikonya bagi kesehatan?
Apa Itu Diet Pescatarian?
Diet pescatarian adalah gaya makan yang berfokus pada makanan nabati dengan tambahan ikan dan seafood sebagai sumber protein utama. Pola ini sering dianggap sebagai "vegetarian fleksibel" karena meskipun menghindari daging merah dan unggas, pengikutnya masih mendapatkan nutrisi dari produk hewani seperti ikan, udang, kerang, dan cumi-cumi.
Beberapa alasan orang memilih diet pescatarian antara lain:
- Kesehatan – Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengurangi daging merah dapat menurunkan risiko penyakit kronis.
- Lingkungan – Beberapa pescatarian percaya bahwa peternakan hewan darat berkontribusi besar terhadap polusi dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan.
- Keseimbangan Nutrisi – Ikan kaya akan asam lemak omega-3 yang sulit didapat dari makanan nabati saja.
Manfaat Diet Pescastarian bagi Kesehatan
Banyak orang memilih diet pescastarian karena alasan kesehatan. Bahkan, bagi sebagian orang, pola makan ini juga menjadi bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi daging merah atau bahkan menghilangkannya sama sekali dari menu harian dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Di sisi lain, mengonsumsi ikan dua kali seminggu justru disarankan karena kandungan gizi yang dimilikinya, terutama asam lemak omega-3.
Ikan, seperti halnya daging, merupakan sumber protein yang sangat baik. Namun, berbeda dengan daging merah yang tinggi lemak jenuh, ikan justru kaya akan lemak sehat yang bermanfaat untuk tubuh.
1. Menjaga Kesehatan Jantung

Salah satu manfaat terbesar dari diet pescatarian adalah dampak positifnya pada kesehatan jantung. Ikan, terutama yang berlemak seperti salmon dan makarel, kaya akan asam lemak omega-3, yang membantu:
- Mengurangi penumpukan plak di arteri.
- Menurunkan risiko detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Mengurangi kadar trigliserida dalam darah.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi dua porsi ikan per minggu dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Sebaliknya, konsumsi daging merah yang berlebihan justru dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
2. Mengurangi Risiko Kanker
Mengurangi atau menghilangkan konsumsi daging merah dari pola makan dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan risiko kanker, terutama kanker usus besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan daging olahan seperti sosis, ham, dan bacon ke dalam Grup 1 karsinogen, yang artinya terdapat bukti kuat bahwa bahan-bahan tersebut dapat memicu kanker. Sementara itu, daging merah dikategorikan sebagai Grup 2A, atau "kemungkinan karsinogenik bagi manusia."
Penyebabnya adalah senyawa seperti nitrat, nitrit, dan heterosiklik amina (HCA) yang terbentuk saat daging diproses atau dimasak dalam suhu tinggi. Senyawa-senyawa ini dapat merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel abnormal. Sebaliknya, ikan mengandung asam lemak omega-3 dan selenium, yang bersifat anti-inflamasi dan dapat membantu melindungi sel dari kerusakan. Dengan mengganti daging merah dengan ikan dan makanan nabati, peluang terkena kanker dapat berkurang secara signifikan.
3. Memperpanjang Usia Harapan Hidup
Sebuah penelitian besar yang diterbitkan dalam Jurnal JAMA Internal Medicine menemukan bahwa pescatarian memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan pemakan daging. Hal ini diduga karena kombinasi nutrisi unggulan dalam diet mereka, seperti serat tinggi dari sayuran, antioksidan dari buah-buahan, serta omega-3 dari ikan.
Omega-3, khususnya EPA dan DHA, terbukti mengurangi peradangan kronis yang berkaitan dengan penuaan dini dan penyakit degeneratif. Selain itu, pola makan kaya sayur dan ikan juga membantu menjaga kesehatan pembuluh darah, fungsi otak, dan sistem kekebalan tubuh. Studi lain dari Loma Linda University menunjukkan bahwa pescatarian memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung, diabetes, dan stroke—faktor utama yang memengaruhi umur panjang.
4. Sumber Protein Berkualitas Tanpa Lemak Jenuh Tinggi

Ikan adalah salah satu sumber protein terbaik karena mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk membangun otot, memperbaiki jaringan, dan mendukung fungsi enzim. Berbeda dengan daging merah yang tinggi lemak jenuh, ikan—terutama yang berlemak seperti salmon dan tuna—justru kaya akan lemak tak jenuh ganda, termasuk omega-3.
Lemak jenuh berlebihan dalam daging merah telah lama dikaitkan dengan peningkatan kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang menyumbat arteri. Sebaliknya, omega-3 dalam ikan membantu menurunkan trigliserida, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik). Dengan mengganti steak atau daging olahan dengan ikan, seseorang bisa mendapatkan protein berkualitas tanpa risiko gangguan kardiovaskular.
5. Ramah Lingkungan
Beralih ke diet pescatarian juga dapat menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan. Industri peternakan menyumbang sekitar 14,5% emisi gas rumah kaca global, lebih besar daripada gabungan emisi seluruh transportasi dunia. Selain itu, peternakan membutuhkan lahan luas, air dalam jumlah besar, dan berkontribusi pada deforestasi.
Di sisi lain, perikanan berkelanjutan memiliki jejak karbon yang lebih rendah, terutama jika memilih ikan hasil tangkapan liar atau budidaya yang ramah lingkungan. Namun, penting untuk menghindari overfishing dengan memilih ikan yang tidak terancam punah, seperti sarden, makarel, atau salmon dari sumber yang bertanggung jawab. Beberapa sertifikasi seperti MSC (Marine Stewardship Council) membantu konsumen mengidentifikasi produk seafood yang etis dan berkelanjutan.
Kekurangan Diet Pescatarian dan Cara Mengatasinya
1. Kandungan Merkuri pada Ikan

Beberapa jenis ikan seperti tuna, swordfish (ikan todak), dan tilefish diketahui memiliki kandungan merkuri yang cukup tinggi. Merkuri adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak dan wanita yang sedang hamil atau menyusui.
Beberapa jenis ikan, seperti tuna, swordfish, dan tilefish, memiliki tingkat merkuri sedang hingga tinggi. Merkuri adalah logam berat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan, terutama bagi bayi dan anak-anak.
Solusi:
- Pilih ikan rendah merkuri seperti salmon, sarden, herring, dan trout.
- Batasi konsumsi ikan tinggi merkuri maksimal 1-2 porsi per minggu
2. Risiko Kekurangan Zat Besi
Menghilangkan daging merah dari pola makan juga bisa meningkatkan risiko kekurangan zat besi, terutama bagi perempuan yang sedang menstruasi. Zat besi heme yang banyak terdapat dalam daging merah lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi non-heme yang berasal dari tumbuhan.
Namun, kekurangan ini bisa diatasi dengan mengonsumsi sumber zat besi nabati seperti sayuran hijau tua (bayam, kale), tahu, dan lentil. Beberapa produk makanan juga sudah difortifikasi dengan zat besi, misalnya sereal sarapan.
Tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai diet baru agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi secara optimal.
Solusi:
- Konsumsi makanan kaya zat besi non-heme seperti bayam, tahu, lentil, dan sereal yang diperkaya zat besi.
- Kombinasikan dengan vitamin C (jeruk, tomat) untuk meningkatkan penyerapan.
3. Tidak Semua Produk "Vegetarian" Sehat
Hal lain yang patut diperhatikan adalah kenyataan bahwa tidak semua makanan berlabel "bebas daging" atau "vegetarian" otomatis sehat. Banyak produk olahan vegetarian yang tinggi kandungan gula, garam, dan lemak jenuh. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan alami yang tidak melalui banyak proses tetap menjadi pilihan terbaik, apapun jenis diet yang dijalani.
Ingatlah bahwa makanan yang diberi label 'bebas daging' atau 'vegetarian' tidak serta-merta sehat. Makanan tersebut tetap bisa tinggi gula dan lemak, terutama jika diproses.
Solusi:
- Prioritaskan makanan utuh seperti sayuran segar, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Kurangi konsumsi produk olahan seperti nugget ikan kemasan atau makanan cepat saji vegetarian.
Tips Memulai Diet Pescatarian
1. Perlahan Kurangi Daging Merah

Perubahan drastis seringkali sulit dipertahankan dalam jangka panjang. Mulailah dengan pendekatan bertahap:
- Tetapkan "hari bebas daging" 1-2 kali seminggu, misalnya setiap Senin dan Kamis.
- Ganti burger atau steak dengan alternatif ikan seperti salmon burger atau tuna steak.
- Gunakan jamur portobello atau terong sebagai pengganti daging dalam hidangan tumis atau panggang.
- Secara perlahan tingkatkan frekuensi hari bebas daging hingga bisa menghilangkannya sepenuhnya.
- Dengan cara ini, lidah dan sistem pencernaan memiliki waktu untuk beradaptasi tanpa merasa "terpaksa".
2. Eksplorasi Ragam Seafood

Salah satu kunci sukses diet pescatarian adalah variasi untuk mencegah kebosanan:
- Coba berbagai jenis ikan: Mulai dari ikan berdaging putih (kakap, cod) hingga ikan berlemak (salmon, makarel).
- Jelajahi seafood lain: Udang, cumi, kerang, dan tiram menawarkan tekstur dan cita rasa berbeda.
- Eksperimen dengan teknik masak: Panggang, kukus, tumis, atau makan mentah (sushi/sashimi) untuk pengalaman berbeda.
- Cari inspirasi resep internasional: Masakan Mediterania (grilled octopus), Jepang (miso soup dengan ikan), atau Thailand (tom yum seafood) bisa memberi variasi menarik.
- Dengan terus mencoba hal baru, diet tidak akan terasa membosankan atau terbatas.
3. Perhatikan Keseimbangan Gizi

Meski seafood kaya nutrisi, penting untuk memastikan semua kebutuhan gizi seimbang terpenuhi:
- Protein: Ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
- Zat besi: Bayam, kacang lentil, sereal fortifikasi, kombinasikan dengan vitamin C untuk penyerapan optimal.
- Omega-3: Salmon, sarden, biji chia, dan flaxseed.
- Vitamin B12: Telur, susu, atau suplemen jika diperlukan.
- Serat: Sayuran, buah, dan biji-bijian utuh untuk kesehatan pencernaan.
- Gunakan aplikasi pelacak nutrisi jika perlu untuk memastikan tidak ada kekurangan gizi penting.
4. Konsultasi dengan Ahli Gizi
Konsultasi dengan ahli gizi sangat disarankan, terutama bagi individu dengan kondisi khusus.
Ibu hamil/menyusui: Perlu memastikan kecukupan asupan omega-3 yang penting untuk perkembangan janin dan menghindari konsumsi ikan dengan kandungan merkuri tinggi.
Penderita diabetes: Ahli gizi dapat membantu menyusun menu dengan indeks glikemik yang terkontrol agar kadar gula darah tetap stabil.
Alergi seafood: Perlu mendapatkan alternatif sumber protein yang aman dan tetap memenuhi kebutuhan gizi harian.
Atlet atau individu dengan aktivitas fisik tinggi: Konsumsi protein harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh untuk menjaga massa otot dan mendukung pemulihan.
Ahli gizi dapat menyusun rencana makan yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan masing-masing. Selain itu, jika dibutuhkan, mereka juga dapat merekomendasikan suplemen sebagai pelengkap agar asupan nutrisi tetap seimbang dan optimal.
5. Tips Tambahan
Baca label kemasan: Saat membeli produk seafood kemasan, penting untuk membaca label secara cermat. Hindari produk yang mengandung natrium tinggi atau bahan pengawet berlebihan karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Belajar membedakan ikan segar: Mengetahui ciri-ciri ikan segar sangat penting. Pilih ikan dengan mata yang jernih, insang berwarna merah cerah, dan daging yang elastis saat ditekan—semua ini merupakan indikator kesegaran ikan.
Gabung komunitas: Bergabung dengan komunitas pescatarian di media sosial atau forum daring dapat memberikan inspirasi, dukungan moral, serta ide resep baru yang menggugah selera. Ini juga membantu menjaga semangat dalam menjalani gaya hidup sehat.
Dengan pendekatan yang bertahap serta perencanaan yang matang, transisi menuju diet pescatarian dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus membawa banyak manfaat kesehatan jangka panjang.
Diet pescastarian bisa menjadi pilihan menarik bagi Anda yang ingin menjalani hidup sehat tanpa harus sepenuhnya meninggalkan protein hewani. Dengan mengandalkan sayuran, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan, pola makan ini memberikan banyak manfaat mulai dari menjaga kesehatan jantung, menurunkan risiko kanker, hingga memperpanjang harapan hidup.
Namun, seperti halnya pola makan lainnya, perencanaan yang matang dan pemilihan bahan makanan yang tepat sangat penting. Pilihlah ikan rendah merkuri, penuhi kebutuhan zat besi, dan hindari makanan olahan sebisa mungkin.
Jika dilakukan dengan benar, diet pescastarian bisa menjadi investasi jangka panjang bagi kesehatan Anda — sekaligus bentuk kontribusi terhadap kelestarian bumi.
Artikel ini ditulis oleh


Manfaat Ikan untuk Diet, Makanan Bergizi yang Rendah Kalori
Dengan mengintegrasikan ikan ke dalam diet, Anda dapat memperkaya jenis menu makanan sekaligus menjaga berat badan yang sehat.

FOTO: Konsumsi Ikan Sarden hingga Teri Cegah 750 Ribu Kematian pada 2050
Mengganti daging merah dengan ikan sarden, herring, hingga teri disebut dapat mencegah 750 ribu kematian setiap tahun pada 2050.


7 Makanan Rendah Kalori yang Perlu Dikonsumsi untuk Mempertahankan Berat Badan Ideal
Konsumsi makananrendah kalori dalam diet harian dapat membantu mempertahankan berat badan ideal sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.


Mengapa Ikan Lokal Lebih Segar, Sehat, dan Aman Dibanding Ikan Impor?
Dibanding sejumlah ikan impor, ikan lokal mempunyai berbagai keunggulan yang luar biasa dan bisa menjadi pilihan kita.

Diet Ala Jepang, Badan Langsing dan Bebas Penyakit Kronis
Diet tradisional ala Jepang adalah jenis diet yang berfokus pada menu makanan berbahan dasar ikan, seafood, sayur, serta buah-buahan.
Diet 2 tahun yang lalu

Contoh Menu Makanan Clean Eating yang Mudah Dibuat, Cocok untuk Diet
Makanan clean eating dan panduan melakukannya agar hasilnya lebih maksimal.
Diet 1 tahun yang lalu

6 Kandungan Kesehatan yang Luar Biasa dari Ikan Jambal untuk Tubuh
Ikan jambal merupakan pilihan yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh kita.

Tak Boleh Makan Sembarangan, Ini Jenis Seafood Paling Tepat untuk Penderita Diabetes
Sejumlah seafood bisa menjadi pilihan yang tepat bagi penderita diabetes dalam menjaga kondisi kesehatannya.


8 Manfaat Diet Tinggi Protein, Menurunkan Berat Badan hingga Meningkatkan Metabolisme
Diet tinggi protein tak hanya membantu menurunkan berat badan, tapi juga baik untuk kesehatan.