Dalam menjalankan peran global, Indonesia tetap harus memprioritaskan kepentingan nasional.
Minggu, 13 Apr 2025 15:00:37

Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mendorong Pemerintah Indonesia untuk memperkuat diplomasi ekonomi dengan Amerika Serikat (AS) dan China di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
“Kita perlu melakukan diplomasi dan forward-looking engagement tidak hanya dengan AS, tetapi juga dengan China,” ujar Mari Elka dalam diskusi publik The Yudhoyono Institute bertema “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global”, dikutip dari Antara, Minggu (13/4).
Menurutnya, Indonesia tidak bisa hanya fokus pada satu kekuatan global, karena China juga tengah membangun kembali hubungannya dengan ASEAN sembari menghadapi tekanan dari AS.
“Kita harus bernegosiasi dengan itikad baik,” tambahnya.
Selain diplomasi internasional, Mari Elka menekankan pentingnya reformasi domestik guna memperkuat sistem ekonomi Indonesia secara otonom. Ia menilai Indonesia perlu siap menghadapi dampak dari trade diversion atau pergeseran arus perdagangan global yang bisa memicu peningkatan impor jika tidak dikelola dengan baik.
“Bisa saja Indonesia dibanjiri produk-produk ekspor dari China yang gagal masuk ke pasar AS, dan ini akan menjadi tantangan besar jika tata kelola kita belum siap,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya respons kolektif dari ASEAN dan perlunya organisasi kawasan tersebut untuk menjaga kepercayaan internasional. Salah satu langkah penting menurutnya adalah memperkuat komitmen terhadap World Trade Organisation (WTO) dan menghindari pendekatan proteksionisme, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lebih lanjut, Mari Elka menilai arah kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia saat ini sudah menunjukkan upaya yang positif. Hal ini tercermin dari aktivitas Presiden Prabowo Subianto dan pernyataan sejumlah menteri ekonomi ASEAN dalam berbagai forum internasional.
Namun, Mari Elka mengingatkan bahwa dalam menjalankan peran global, Indonesia tetap harus memprioritaskan kepentingan nasional.
“Setelah itu, baru kita bisa memikirkan kontribusi yang lebih besar bagi tatanan regional dan global,” tuturnya.
Ia menegaskan, peran aktif Indonesia dalam percaturan ekonomi dunia hanya bisa dicapai jika diawali dengan reformasi nyata dari dalam negeri.
Artikel ini ditulis oleh



VIDEO: Respons Prabowo Dilaporkan Anak Buah Luhut, Bahaya Era Trump Hingga Perang Dagang AS China
Prabowo menekankan pentingnya reformasi struktural untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia