Inilah 11 tokoh penting di balik lahirnya Hari Sumpah Pemuda 1928

6 days ago 9

Jakarta (ANTARA) - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, momen bersejarah yang menandai tekad generasi muda untuk bersatu dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia.

Pada tahun 2025, peringatan ini memasuki usia ke-97 dengan mengusung tema “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.” Tema tersebut menjadi pengingat bahwa semangat kebersamaan yang lahir hampir satu abad lalu masih relevan untuk generasi muda masa kini bahwa perubahan dan kemajuan bangsa selalu dimulai dari langkah nyata para pemuda.

Namun, di balik lahirnya ikrar yang menggugah semangat persatuan itu, ada sejumlah tokoh penting yang memainkan peran besar dalam merumuskan dan menggerakkan Kongres Pemuda II tahun 1928.

Mereka datang dari latar belakang daerah, organisasi, dan pemikiran yang berbeda, tetapi memiliki satu cita-cita bersama yakni Indonesia yang bersatu dan merdeka. Lantas, siapa saja sosok-sosok hebat di balik lahirnya Sumpah Pemuda itu? Berikut ulasannya berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Baca juga: 30 ucapan Hari Sumpah Pemuda 2025 penuh rasa persatuan & nasionalisme

Tokoh-tokoh penting di balik lahirnya Hari Sumpah Pemuda

1. Soegondo Djojopoespito

Sebagai Ketua Kongres Pemuda II, Soegondo Djojopoespito memegang peranan penting dalam menyatukan berbagai organisasi kepemudaan. Mewakili Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), ia memastikan seluruh jalannya kongres berjalan tertib dan menghasilkan keputusan bersama. Kepemimpinan-nya yang tenang namun tegas menjadi kunci keberhasilan lahirnya ikrar persatuan, meski kongres kala itu diawasi ketat oleh pemerintah kolonial Belanda.

2. R. M. Djoko Marsaid

Aktivis muda Raden Mas Djoko Marsaid berasal dari organisasi Jong Java. Ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Kongres Pemuda II dan dikenal sebagai sosok yang gigih menanamkan semangat kebangsaan di kalangan pemuda. Keaktifan-nya dalam memperjuangkan cita-cita persatuan menjadikannya salah satu tokoh penting dalam peristiwa bersejarah tersebut.

3. Mohammad Yamin

Lahir di Talawi, Sawahlunto, pada 24 Agustus 1903, Mohammad Yamin dikenal sebagai perumus naskah ikrar Sumpah Pemuda. Ia pula yang pertama kali mengusulkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dalam forum Kongres Pemuda II. Gagasan-nya yang visioner menunjukkan kepedulian-nya terhadap persatuan bangsa di atas perbedaan daerah dan suku.

Baca juga: Menjaga spirit persatuan dari Sumpah Pemuda

4. Wage Rudolf Soepratman (W.R. Soepratman)

Meski bukan bagian dari panitia utama, kontribusi W.R. Soepratman sangat berarti. Wartawan sekaligus musisi ini adalah pencipta lagu “Indonesia Raya.” Pada penutupan Kongres Pemuda II, ia memainkan lagu tersebut secara instrumental menggunakan biola, karena liriknya yang memuat kata “Merdeka” dilarang oleh polisi Belanda. Sejak saat itu, “Indonesia Raya” menjadi simbol pemersatu dan pembangkit semangat kebangsaan.

5. Amir Sjarifuddin Harahap

Tokoh muda asal Medan ini lahir pada 27 April 1907 dan menjabat sebagai Bendahara Kongres Pemuda II. Amir Sjarifuddin Harahap dikenal memiliki jiwa kepemimpinan dan pemikiran yang maju. Di kemudian hari, ia juga dikenal sebagai tokoh politik yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

6. Johan Mohammad Cai

Sebagai Pembantu I dalam Kongres Pemuda II, Johan Mohammad Cai menjadi salah satu perwakilan pemuda keturunan Tionghoa. Kehadirannya mencerminkan semangat inklusif dan persaudaraan lintas etnis yang menjadi kekuatan utama dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.

7. Soenario Sastrowardoyo

Lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902, Soenario Sastrowardoyo merupakan penasihat panitia Kongres Pemuda II. Ia juga dikenal sebagai pengacara berpendidikan Meester in de Rechten di Belanda, serta salah satu penggagas Manifesto 1925 bersama Mohammad Hatta dalam Perhimpunan Indonesia (PI). Setelah Indonesia merdeka, ia terus berkiprah dalam bidang hukum dan meninggal dunia pada 17 Mei 1997 di Jakarta.

Baca juga: Pemprov Jatim gelar kemah dan pasar UMKM peringati Sumpah Pemuda

8. Johannes Leimena

Perwakilan dari Jong Ambon, Johannes Leimena ikut terlibat dalam Kongres Pemuda I dan II. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berintegritas, serta kelak menjadi dokter dan pejabat tinggi negara yang berperan penting dalam pemerintahan Indonesia setelah merdeka.

9. Sarmidi Mangoensarkoro

Aktivis pendidikan ini dikenal gigih memperjuangkan hak rakyat untuk memperoleh pendidikan yang layak. Sarmidi Mangoensarkoro turut berpartisipasi dalam dua kongres pemuda dan kelak dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada periode 1949–1950.

10. Adnan Kapau Gani (A.K. Gani)

Lahir di Palembang pada tahun 1905, Adnan Kapau Gani aktif dalam organisasi Jong Sumatra Bond dan hadir dalam Kongres Pemuda II. Ia dikenal sebagai dokter, politisi, sekaligus tokoh militer yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada masa pemerintahan Amir Sjarifuddin. Setelah revolusi berakhir, ia menjadi Gubernur Militer Sumatra Selatan serta Rektor Universitas Sriwijaya. A.K. Gani wafat pada 23 Desember 1968.

11. Sie Kong Liong

Pemuda keturunan Tionghoa ini memberikan kontribusi nyata dengan menyediakan rumahnya di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta, sebagai tempat berlangsungnya Kongres Pemuda II. Berkat jasanya, rumah milik Sie Kong Liong kemudian dipugar atas prakarsa Soenario dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sebagai Gedung Sumpah Pemuda, yang kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Baca juga: Menpora ingin peringatan HSP perkuat nilai patriotik kalangan muda

Baca juga: Pemuda berperan tingkatkan kesehatan bangsa melalui terapi sel punca

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |