Almarhum Hamzah Sulaiman pendiri Raminten Grup. - Instagram.
Harianjogja.com, JOGJA—Seorang pengusaha sekaligus tokoh budaya Jogja Hamzah Sulaiman meninggal dunia, Kamis (24/4/2025). Hamzah Sulaiman yang dikenal dengan Raminten sangat terkenal di kalangan masyarakat Jogja. Ia memiliki sejumlah usaha dengan nama Raminten.
Mengapa disebut Raminten? Berdasarkan situs resmi Raminten.com, sejarah Raminten tak lepas dari peran Hamzah Sulaiman yang juga Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo. Mendiang Hamzah mendapatkan gelar dari Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X sebagai abdi dalem yaitu KRT.
Adapun sejarah nama Raminten berawal dari Hamzah yang pernah memerankan sosok perempuan Jawa lengkap dengan busana Jawa; berkebaya, memakai jarik dan berkonde dengan nama Raminten. Acara komedi itu tayang di sebuah stasiun TV lokal Jogja.
BACA JUGA: Mengenang Hamzah Sulaeman, Pemilik Hamzah Batik yang Wafat di Usia 75 Tahun
Ternyata berawal dari nama peran tersebut, kemudian beberapa unit usaha yang didirikan mendiang Hamzah mengambil nama Raminten. Hingga saat ini nama Raminten dan sosok yang sudah di kenal masyarakat saat ini. Bahkan menjadi icon di Hamzah Batik & Raminten Group.
Almarhum Hamzah mendirikan sebuah warung kuliner di Jalan FM Noto No.7 Kotabaru Yogyakarta pada 26 Desember 2008 silam. Kini lokasi tersebut menjadi salah satu ikon wisata kuliner yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai kota dan negara.
Di awal berdirinya The House of Raminten ini hanya berjualan aneka jamu sangat sederhana. Mulai dari jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Kemudian terus berkembang, selain jamu juga menjual Sego Kucing dengan harga Rp1000.
"Rupanya dengan menjual sego kucing dengan harga yang spektakuler inilah sejarah Raminten mulai di kenal orang. Dari sinilah awal mula pelanggan mulai berdatangan sampai rela mengantri untuk dapat tempat duduk. Dan Sego Kucing seribu rupiah inilah yang sampai sekarang tetap menjadi icon di The House of Raminten," demikian ditulis di website Raminten.
The House Of Raminten saat ini dikenal dengan tempat makan yang unik dan menonjolkan tema tradisional Jawa, yang berada dikawasan Kotabaru Yogyakarta. Bahkan penataan tempat beserta pakaian seragam pelayannya pun sangat menarik.
BACA JUGA: Pengusaha dan Seniman Jogja, Hamzah Sulaeman Alias Raminten Meninggal Dunia
Baru masuk pengunjung akan menjumpai bangunan yang semi permanen dengan menonjolkan unsur kayu sebagai bangunan. Selanjutnya pengunjung disuguhi tatanan bunga setaman di sudut ruangan dan wewangian dupa yang akan menambah kentalnya suasana tradisional seperti di rumah-rumah Jawa.
Hamzah Batik
Mendiang Hamzah juga memiliki usaha di Malioboro bernama Hamzah Batik, yang sebelumnya dikenal dengan nama Mirota Batik, didirikan pada tahun 1979. Dikutip dari lama resmi Hamzah Batik, nama Mirota Batik diambil dari nama usaha milik orang tua Hamzah pada tahun 1950-an, yaitu Mirota yang merupakan singkatan dari Minuman, Roti, dan Tawar.
Kala itu Hamzah Batik mengangkat konsep Malioboro Baru, sebuah pasar kecil yang terdiri dari beberapa kios atau stand. Pada masa itu, pusat keramaian kawasan Malioboro masih terpusat di sekitar toko Ramai di bagian utara, sehingga area Malioboro Baru masih relatif sepi pengunjung.
Mendiang Hamzah, memulai langkahnya dengan menyewa tiga stan yang menawarkan produk batik dan kerajinan tangan. Seiring berjalannya waktu, usaha tersebut mengalami perkembangan pesat, ditandai dengan bertambahnya jumlah stan yang disewa. Perkembangan ini terus berlanjut hingga akhirnya Mirota Batik tumbuh dan dikenal luas oleh masyarakat.
Menariknya mendiang Hamzah memiliki visi berbisnis yang sangat mulia. Ia ingin memberikan lapangan kerja bagi masyarakat luas. Bergerak di dunia kuliner untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dengan semangat kekeluargaan. Misinya turut serta memajukan pariwisata terutama wisata kuliner di Yogyakarta, dengan tetap konsisten mempertahankan budaya tradisional khususnya Jawa.
Karya mendiang Hamzah Sulaiman di sektor pariwisata Jogja ini tentu akan dikenang oleh masyarakat luas. Tidak hanya dari sisi keberhasilan dalam berbisnis namun juga upayanya yang luar biasa dalam melestarikan budaya Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News