Meningkatkan kesadaran akan penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan serangga, yang dapat berujung pada gagal jantung dan komplikasi jangka panjang.
Selasa, 15 Apr 2025 15:40:00

Hari Penyakit Chagas Sedunia diperingati setiap tanggal 14 April untuk meningkatkan kesadaran global mengenai penyakit Chagas, yang merupakan infeksi menular disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi. Peringatan ini sangat penting karena penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga tersebut dapat berakibat fatal, termasuk risiko gagal jantung, serta mengurangi harapan hidup seseorang.
Epidemiolog dan PhD dalam bidang Keamanan Kesehatan Global, Dr. Dicky Budiman, menjelaskan bahwa penyakit Chagas ditularkan oleh serangga yang dikenal dengan nama kissing bug atau Triatoma. "Penularan terjadi saat serangga menggigit dan meninggalkan kotoran di kulit. Ketika seseorang tanpa sadar menggaruk area tersebut, parasit masuk ke dalam tubuh," ungkap Dicky.
Meskipun penyakit Chagas lebih sering ditemukan di Amerika Latin, peringatan Hari Penyakit Chagas Sedunia berfungsi sebagai pengingat bahwa penyakit ini termasuk dalam kategori neglected tropical diseases (NTDs). Penyakit tropis yang terabaikan ini sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup, padahal memiliki risiko tinggi, termasuk gangguan fungsi jantung dan penurunan kualitas hidup, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber pada, Selasa(15/4/2025).
Tahapan Penyakit Chagas
Fase Akut
Fase akut muncul 1 hingga 2 minggu setelah terjadinya infeksi dan biasanya ditandai dengan gejala ringan, seperti demam, kelelahan, serta pembengkakan di area yang digigit serangga. Banyak kasus tidak terdeteksi karena gejala yang tidak jelas.
Fase Kronis
Fase kronis jauh lebih serius dan memerlukan perhatian medis. Sekitar 30 persen pasien berpotensi mengalami komplikasi jangka panjang yang berat, terutama pada jantung. Komplikasi ini dapat menyebabkan gagal jantung, aritmia, serta pelebaran organ seperti esofagus atau usus besar. Tanpa penanganan yang tepat, komplikasi ini berisiko mengancam jiwa.
Apakah ada Penyakit Chagas di Indonesia

Menurut Dr. Dicky, hingga saat ini, Indonesia belum melaporkan adanya kasus lokal penyakit Chagas karena tidak adanya vektor utama, yaitu serangga Triatominae, di kawasan Asia Tenggara. Meskipun demikian, peringatan Hari Penyakit Chagas Sedunia mengingatkan kita untuk tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran penyakit ini melalui perjalanan dan migrasi internasional, khususnya dari daerah yang dikenal sebagai endemis.
Penyakit Chagas, Pembunuh Diam yang Menyerang Jantung

Menurut Dicky, "Komplikasi paling berbahaya dari penyakit Chagas adalah masalah jantung." Dalam fase kronis penyakit ini, parasit dapat menyerang otot jantung sehingga menyebabkan kardiomiopati. Kondisi ini meliputi pembesaran jantung, gangguan ritme jantung atau aritmia, dan pada akhirnya dapat berujung pada gagal jantung.
Semua ini berpotensi menyebabkan kematian mendadak. Oleh karena itu, penyakit Chagas dikenal sebagai silent killer. Penderita penyakit ini sering kali bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun tanpa menunjukkan gejala yang jelas, namun dapat tiba-tiba mengalami komplikasi yang serius. Situasi ini menjadi ancaman besar bagi harapan hidup yang panjang, terutama jika diagnosis dan penanganan dilakukan terlambat.
Penyakit Chagas merupakan contoh nyata dari penyakit menular yang berpengaruh secara global, meskipun lebih banyak dijumpai di kawasan Amerika Latin. Di tengah era global health security saat ini, negara-negara yang tidak terjangkit seperti Indonesia juga harus tetap waspada. Hal ini terutama penting dalam konteks migrasi, perjalanan, dan transfusi darah yang dapat membawa risiko penularan penyakit ini. Kesadaran dan tindakan preventif sangat diperlukan untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit Chagas di wilayah yang tidak endemis.
Langkah-langkah untuk Mencegah Penyakit Chagas

Dalam rangka memperingati Hari Penyakit Chagas Sedunia, Dr. Dicky Budiman menekankan bahwa memutus rantai penularan penyakit Chagas sangat penting untuk menghindari komplikasi serius seperti gagal jantung serta untuk memastikan harapan hidup yang lebih panjang. Terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan penyakit ini.
1. Perbaikan rumah di wilayah endemis
Langkah pertama adalah menghilangkan tempat persembunyian serangga vektor, seperti kissing bug, dengan menutup celah-celah pada dinding atau atap jerami. Hal ini akan mengurangi kemungkinan serangga tersebut masuk ke dalam rumah.
2. Penyemprotan insektisida
Penyemprotan insektisida secara berkala di daerah endemis juga sangat diperlukan untuk mengendalikan populasi serangga pembawa penyakit. Dengan cara ini, risiko penularan dapat diminimalisir.
3. Skrining darah dan organ donor
Penting untuk melakukan skrining darah dan organ donor guna mencegah penularan penyakit Chagas melalui transfusi darah atau transplantasi organ. Ini adalah langkah krusial untuk melindungi kesehatan masyarakat.
4. Edukasi masyarakat
Edukasi kepada masyarakat juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan cara-cara untuk menghindari gigitan serangga. Pengetahuan ini dapat membantu masyarakat melindungi diri mereka sendiri.
5. Skrining pada pelaku perjalanan dan migran
Skrining terhadap pelaku perjalanan dan migran, terutama dari wilayah Amerika Latin, juga sangat penting meskipun Indonesia bukan merupakan negara endemis. Ini menjadi langkah strategis dalam mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat global.
"Untuk negara non-endemis seperti Indonesia, penting juga melakukan skrining pada pelaku perjalanan atau migran dari daerah Amerika Latin," pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh

A
Reporter
- Ade Nasihudin Al Ansori
- Aditya Eka Prawira

Penyakit yang Disebabkan Gigitan Nyamuk, Kenali Perbedaan Gejalanya Jangan Disepelekan
Bukan hanya demam dan malaria, masih ada banyak penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Jangan pernah anggap sepele gejalanya.

Penyakit yang Dapat Ditularkan Lalat dan Cara Mencegahnya
Keberadaan lalat di sekitar kita tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa membawa risiko kesehatan yang signifikan.
Lalat 1 tahun yang lalu

5 Penyakit Mematikan yang Bisa Membunuh Seseorang Hanya dalam 24 Jam
Sejumlah penyakit bisa sangat mematikan karena bisa membunuh diri seseorang hanya dalam 24 jam. Apa saja?

Mengenal Japanese Encephalitis, Penyakit Berbahaya Akibat Gigitan Nyamuk
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini bisa menyebabkan radang otak yang berakibat fatal, bahkan hingga kematian.

Bukan Hiu atau Beruang, Ini Hewan Paling Mematikan yang Harus Diwaspadai
Berikut adalah hewan yang paling mematikan yang harus diwaspadai manusia.

Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan dan Lingkungan, Penting Diketahui
Polusi udara telah menjadi masalah lingkungan global yang semakin mengkhawatirkan.

Penyebab Gagal Jantung di Usia Muda, Wajib Diwaspadai
Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung mulai melemah dalam memompa darah.

Apakah Kaki Gajah Bisa Sembuh? Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya
Kaki gajah atau filariasis limfatik adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang
Penyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.

5 Dampak Polusi Udara Tinggi bagi Kesehatan Tubuh
Kondisi polusi udara tinggi beberapa waktu ini bisa menimbulkan dampak jangka panjang bagi tubuh.