Gegara Jajanan, Siswa SMP Negeri di Gunungkidul Dipukul Kakak Kelas

3 hours ago 2

Gegara Jajanan, Siswa SMP Negeri di Gunungkidul Dipukul Kakak Kelas Ilustrasi. - Freepik

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kasus perundungan murid terjadi di salah satu SMP Negeri di Kapanewon Playen, Gunungkidul. Hingga sekarang, pihak sekolah masih berupaya mediasi kedua belah pihak yang terlibat dalam kasus ini.

Orang tua korban perundungan, Sri Kusmiyanti mengatakan, anaknya masih kelas VII dan menjadi korban pemukulan kakak kelas yang terjadi pada Rabu (23/4/2025) siang. Peristiwa pemukulan terjadi disebabkan karena diduga mencuri makanan di kantin sekolahan.

BACA JUGA: Disiram Air oleh Oknum Tukang Tagih Utang, Lurah di Gunungkidul Wadul ke Polisi

Padahal, sambung dia, anaknya sudah pamit ke pemilik kantin untuk mengambil uang guna membayar jajanan yang dibawa. “Awalnya anak saya tidak mau mengaku. Tapi, saya malah mendapatkan laporan dari wali murid lain, setelah itu baru mengakui menjadi korban pemukulan,” kata Kusmiyanti kepada wartawan, Kamis (24/4/2025).

Dia pun merasa kecewa kepada pihak sekolah yang tidak memberitahukan permasalahan ini. Kusmiyanti juga sudah memeriksakan anaknya ke rumah sakit untuk kepentingan visum.

“Sempat mengeluh sakit perut dan mengalami memar di bagian Pundak,” katanya.

Akibat peristiwa perundungan ini, korban tidak mau lagi bersekolah karena trauma. “Setelah diperiksa di rumah sakit tidak ada luka yang serius. Tapi, hingga sekarang tidak mau masuk sekolah,” katanya.

Pelaksana Tugas Kepala SMP Negeri 1 Playan, Tumijo saat dikonfirmasi tidak menampik adanya kasus perundungan di sekolahnya. Meski tidak menyebut secara rinci kejadian kasus, namun hingga saat ini sudah ada upaya mediasi antara kedua belah pihak.

“Saya baru dengar pagi ini. Upaya mediasi terus dilakukan agar bisa berdamai. Pihak sekolah juga sudah ketemu dengan orang tua korban,” katanya.

Meski demikian, Tumijo mengakui pertemuan dengan orang tua korban belum ada sinkronisasi masalah kasus yang terjadi. Ia berejanji akan terus melakukan upaya terbaik sehingga ada solusi yang tidak memberatkan siapa pun.

Ia berharap pada saat ada pertemuan lanjutan, khususnya saat menghadirkan para siswa yang terlibat bisa saling jujur satu sama lainnya. “Kejujuran ini penting untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kami ingin para anak ini bisa tetap bersekolah di sini hingga lulus nanti,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |