Ilustrasi sampah. Freepik
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul angkat bicara terkait belum optimalnya kinerja dari TPST Modalan.
Sebab, sejak awal diresmikan, pada 14 November 2024 hingga saat ini TPST yang dibangun menggunakan dana loan Bank Dunia sebesar Rp20,8 miliar itu digadang-gadang mampu mengolah sampah sampai 49 ton, hanya mampu mengolah sampai 10 ton.
Kepala DLH Kabupaten Bantul Bambang Purwadi Nugroho beralasan, ada kendala pada peralatan mesin, sehingga operasional TPST Modalan belum optimal. Selain itu, ia juga mengaku para pekerja juga masih harus beradaptasi. Bambang juga membantah kabar bahwa mesin yang ada di TPST Modalan mengalami kerusakan.
"Kalau mesin tidak ada masalah. Memang ada komponen alat yang dudukannya bergeser sehingga perlu disetel," kata Bambang, Kamis (24/4/2025).
BACA JUGA: Dua Bulan Operasi, TPST Modalan Belum Bisa Olah Sampah Sampai 16 Ton
Pernyataan Bambang ini sangat berbeda dibandingkan pada Selasa (14/1/2025) lalu. Saat itu Bambang menyatakan, TPST Modalan masih belum optimal karena bangunan TPST Modalan belum diserahterimakan dari Kementerian PUPR ke Pemkab Bantul.
Bambang saat itu menyatakan, sejak dioperasikan pada TPST yang dibangun di atas lahan milik Pemerintah Kalurahan Banguntapan seluas 3.100 meter persegi dan menyerap tenaga kerja masyarakat sebanyak 46 orang itu baru sebatas uji coba pengoperasionalan.
Pemkab tidak bisa mengoptimalkan pekerja dan alat karena status dari TPST Modalan masih dalam tahap pemeliharaan. Alhasil, sampai saat ini TPST Modalan belum bisa mengolah sampah sebanyak 16 ton per hari atau jauh dari kapasitas maksimal yang dimiliki.
"Target sampai 31 Desember 2024 kemarin kan 16 ton. Sampai sekarang belum bisa," ungkapnya.
Alat Rusak
Sementara Wakil Ketua Komisi C DPRD Bantul Datin Wisnu Pranyoto menyatakan, ada kerusakan alat di TPST Modalan yang membuat kinerja TPST tidak optimal. Pasalnya, sejauh ini TPST dengan sistem insenerator itu hanya mampu mengolah sampah 10 ton per hari.
"Yang di Modalan itu alatnya rusak. Suku cadangnya khusus dan tidak bisa asal diberikan suku cadang lokal. Sehingga harus menunggu jika ingin diperbaiki. Dan, saat ini kelihatannya juga masih menuggu kedatangan suku cadang," paparnya.
Datin berharap, persoalan alat yang ada di TPST Modalan bisa segera teratasi. Sehingga diharapkan, dengan beroperasionalnya TPST Modalan, ITF Niten dan TPST Dingkikan, persoalan sampah bisa segera teratasi.
"Kalau sudah bisa optimal, saya yakin, masalah sampai selesai," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News