Edukasi literasi keuangan dan pelindungan konsumen ini menjadi salah satu topik dalam Workshop Jangan Salah Langkah! Pilihan Perusahaan Bagi Fresh Graduate, dilaksanakan di Ruang Multimedia I Gedung Pusat UGM, Kamis (17/4 - 2025) lalu. / ist
JOGJA—Bank BPD DIY menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan dan pelindungan konsumen khususnya kepada mahasiswa di DIY.
Literasi keuangan dan pelindungan konsumen tersebut sangat penting bagi mahasiswa maupun alumni universitas di DIY yang akan memasuki dunia kerja khususnya industri jasa keuangan seperti perbankan.
Edukasi literasi keuangan dan pelindungan konsumen ini menjadi salah satu topik dalam Workshop Jangan Salah Langkah! Pilihan Perusahaan Bagi Fresh Graduate, dilaksanakan di Ruang Multimedia I Gedung Pusat UGM, Kamis (17/4/2025) lalu.
Dilanjutkan dengan topik yang tak kalah menarik yaitu Sekilas tentang Bank BPD DIY. Workshop yang menghadirkan tiga pembicara yaitu Hudan Mulyawan, Rosi Kho Arliyani dan Veny Hidayati ini diikuti peserta dari kalangan mahasiswa dan alumni universitas di DIY.
Pengawas Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Learning Management System (LMS) OJK DIY, Rosi Kho Arliyani mengatakan setiap PUJK yang berizin OJK wajib melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada konsumen dan masyarakat, termasuk Bank BPD DIY.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 diperoleh indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan 2023, bahwa indeks literasi keuangan adalah 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
"Ini berarti ada lebih banyak orang yang memiliki akses ke layanan keuangan daripada yang benar-benar memahami bagaimana menggunakannya secara efektif. Untuk itu, OJK dibantu perbankan seperti Bank BPD DIY berkerja sama meningkatkan edukasi literasi dan inklusif keuangan supaya tidak terjadi gap yang lebar antara inklusi dan keuangan masyarakat," ujar Rosi.
BACA JUGA: BI: Neraca Perdagangan Maret 2024 Menunjukkan Tren Positif
Rosi mengungkapkan literasi dan inklusi keuangan tersebut sangat diperlukan dan ditingkatkan. Salah satunya seiring masih maraknya praktik-praktik bisnis yang merugikan, contoh fenomena pinjaman online alias pinjol, investasi ilegal atau investasi bodong, judi online dan sebagainya. Sehingga literasi keuangan sangat diperlukan terutama guna melindungi konsumen seperti para mahasiswa.
"Dengan meningkatkan pemahaman konsumen tentang dunia keuangan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, bertanggung jawab, dan terlindungi dari potensi kerugian di sektor jasa keuangan. OJK juga menyelenggarakan layanan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen yang efisien dan terjangkau bagi masyarakat," katanya.
Direktur Umum Bank BPD DIY Hudan Mulyawan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta atas antusiasmenya mengikuti workshop tersebut. Kegiatan ini diharapkan memberikan edukasi literasi keuangan dan pelindungan konsumen kepada para mahasiswa dalam menghadapi tantangan dunia kerja, salah satunya industri jasa keuangan seperti perbankan.
"Tidak hanya kiat-kiat memasuki dunia kerja, kegiatan ini pun menambah pengetahuan para mahasiswa perihal pentingnya inklusi keuangan dan pelindungan konsumen. Selain itu, juga mendorong mahasiswa lebih sadar dan mewaspadai investasi bodong dan bahaya pinjol yang tidak bijak agar tidak menjadi korban,” kata Hudan. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News