Film animasi Jumbo mencapai kesuksesan luar biasa dengan memecahkan rekor sebagai film animasi terlaris di Indonesia.
Rabu, 09 Apr 2025 17:16:00

Dalam waktu singkat, hanya tujuh hari setelah penayangan perdananya pada 31 Maret 2025, film animasi Jumbo berhasil mencatat prestasi yang mengesankan dengan mencapai satu juta penonton. Pencapaian ini menandai sebuah tonggak baru dalam sejarah industri film Indonesia, khususnya di sektor animasi.
Sebelumnya, rekor penonton terbanyak untuk film animasi karya kreator Indonesia dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) yang mencatat 642.312 penonton. Kini, Jumbo telah melampaui angka tersebut dengan mudah, dan tampaknya jumlah penonton masih akan terus bertambah seiring dengan tingginya antusiasme masyarakat.
Film Jumbo menawarkan pengalaman sinematik yang hangat dan menyentuh, penuh dengan momen tawa dan haru. Ulasan positif yang terus bermunculan di media sosial turut berkontribusi pada peningkatan jumlah layar penayangan, sehingga memperbesar peluang film ini untuk menjadi fenomena box office di tingkat nasional.
Tidak mengherankan jika Jumbo kini bersaing ketat dengan film-film besar lainnya seperti Pabrik Gula dan Qodrat 2 dalam kategori film terlaris pada musim Lebaran 2025. Berikut ini beberapa fakta menarik tentang film Jumbo yang berhasil dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (9/4).
1. Melibatkan Ratusan Kreator Lokal
Film Jumbo bukanlah sebuah proyek yang singkat. Proses produksinya berlangsung lebih dari lima tahun, dimulai dari ide awal yang muncul pada 2019 hingga akhirnya dirilis pada 31 Maret 2025.
Selama periode tersebut, lebih dari 420 kreator lokal dari berbagai bidang, termasuk animator, penulis, musisi, dan seniman visual, berkolaborasi untuk menghasilkan film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga kaya akan nilai dan emosi. Produksi resmi dimulai pada September 2021 di bawah naungan Visinema Animation, melibatkan sekitar 200 tenaga kreatif yang aktif dalam setiap detail penggarapan.
Setiap detik dari film Jumbo terdiri dari 24 frame yang digambar secara manual dan digital. Ini menunjukkan dedikasi tinggi tim produksi dalam menciptakan animasi berkualitas.
2. Film Animasi Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
Tak lama setelah dirilis, Jumbo berhasil mencetak prestasi yang luar biasa. Dalam waktu tujuh hari penayangan sejak 31 Maret 2025, film ini telah menarik lebih dari 1 juta penonton, menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang sejarah.
Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) yang hanya mencapai 642.312 penonton. Dengan pencapaian ini, Jumbo tidak hanya memecahkan rekor, tetapi juga merubah lanskap perfilman animasi di Indonesia.
Prestasi ini menunjukkan bahwa penonton Indonesia memiliki minat yang besar terhadap karya animasi lokal yang berkualitas. Kesuksesan ini juga memberikan dorongan besar bagi para animator dan sineas lokal untuk terus berkarya dan menjelajahi batasan yang selama ini dianggap sulit.
3. Dirilis di 17 Negara
Keberhasilan Jumbo dalam memasuki pasar internasional merupakan salah satu kebanggaan besar. Film ini telah dipastikan akan ditayangkan di 17 negara, termasuk di Eropa seperti Rusia serta di Asia seperti Mongolia dan Turki.
Anggia Kharisma, produser film tersebut, menyatakan bahwa jumlah negara yang akan menayangkan film ini masih dapat bertambah, karena negosiasi dengan beberapa distributor asing masih berlangsung. Hal ini menjadikan Jumbo sebagai film animasi pertama dari Indonesia yang dirilis secara global.
Fakta ini menunjukkan film animasi yang dihasilkan oleh anak bangsa memiliki kualitas serta nilai universal yang dapat diterima dan diapresiasi oleh penonton dari berbagai negara dan budaya.
4. Debut Ryan Adriandhy dari Komika ke Sutradara
Ryan Adriandhy dikenal luas sebagai komika yang berhasil dalam ajang Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama yang ditayangkan pada tahun 2011. Namun, kini ia telah bertransformasi menjadi sutradara animasi layar lebar dengan karya ambisiusnya, Jumbo.
Setelah meraih juara di SUCI, Ryan memilih untuk melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Rochester, Amerika Serikat. Di universitas tersebut, ia menciptakan film pendek animasi berjudul Prognosis, yang berhasil meraih Piala Citra.
Dengan Jumbo, Ryan melakukan debutnya sebagai sutradara film panjang sekaligus membuktikan berbagai disiplin seni dapat saling mendukung. Ia menunjukkan bahwa kreativitas tidak memiliki batas, dan dengan semangat yang tinggi, seseorang dapat berpindah dari satu bidang ke bidang lainnya. Debut ini bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, tetapi juga memberikan angin segar bagi industri film animasi di Indonesia.
5. Cerita Anak-Anak yang Cocok Buat Semua Umur
Kekuatan film Jumbo tidak hanya terletak pada teknik animasinya, tetapi juga pada cerita yang menyentuh dan sangat relevan dengan kehidupan anak-anak di Indonesia. Film ini mengisahkan perjalanan Don, seorang anak bertubuh besar yang berjuang untuk bertahan hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya.
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Meri, roh anak perempuan yang ingin mengetahui siapa yang telah membongkar makam orang tuanya. Dari pertemuan tersebut, cerita berkembang menjadi petualangan yang emosional dan penuh makna.
Setting film ini berada di awal tahun 2000-an, ketika anak-anak masih akrab dengan permainan tradisional seperti kasti, petak umpet, dan bermain di luar rumah. Ryan menyatakan bahwa film Jumbo ingin membawa penonton, baik anak-anak maupun orang dewasa, kembali ke masa-masa tersebut, untuk mengingat kembali betapa hangat dan sederhana masa kecil sebelum adanya gawai. Hal ini menjadikan film tersebut terasa sangat personal bagi banyak orang.
6. Deretan Pengisi Suara Papan Atas
Film Jumbo menghadirkan bintang-bintang papan atas untuk mengisi suara para karakternya. Prince Poetiray mengisi suara Don saat berusia 10 tahun, sedangkan Den Bagus Satrio mengisi suara Don kecil. Bunga Citra Lestari dan Ariel NOAH memberikan suara untuk karakter ayah dan ibu Don, yang menambah kedalaman emosional dalam alur cerita.
Selain mereka, terdapat pengisi suara lain yang juga terlibat, antara lain:
- Quinn Salvia Aqilah alias Quinn Salman sebagai Meri
- M Adhiyat sebagai Atta
- Yusuf Ozkan sebagai Nurman
- Graciella Abigail sebagai Mae
- Angga Yunanda sebagai Acil
- Cinta Laura Kiehl sebagai Mami Meri
- Ariyo Wahab sebagai Papi Meri
- Kiki Narendra sebagai Mr Rusli
- Rachel Amanda sebagai Panitia Panik
- Aci Resti sebagai Panitia Datar
- Ratna Riantiarno sebagai Oma Don
Kehadiran nama-nama besar ini bukan hanya sekadar gimmick, melainkan juga memperkuat kualitas akting suara yang diperlukan untuk menghidupkan karakter-karakter animasi dan menyentuh hati penonton.
7. Banyak Detail Menarik
Salah satu ciri khas dari Jumbo adalah fokus yang mendalam pada detail serta keberadaan easter eggs yang membuat penonton ingin menyaksikannya berulang kali. Contohnya, dalam salah satu trailer, terdapat kalender dengan tahun 1994 di kamar Don kecil, yang mengisyaratkan bahwa latar waktu cerita berlangsung sekitar tahun 2000. Hal ini kemudian diakui oleh sutradara.
Nama kampung fiksi Seruni juga memiliki kisah menarik, yang berasal dari penggabungan kata "seru" dan "nih". Bahkan, plat nomor kendaraan yang tertulis R O35 LI, jika dibaca menjadi "Rusli", nama kepala desa dalam cerita, menunjukkan ketelitian tim kreatif dalam menyisipkan humor yang cerdas dan lokal.
Plat "R" sendiri, menurut Ryan, dipilih secara acak, tanpa menyadari bahwa itu adalah kode wilayah Banyumas, yang menambah keunikan film ini.
8. Soundtrack Nostalgia yang Menguatkan Emosi
Soundtrack memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat atmosfer film ini. Lagu penutup berjudul Selalu Ada di Nadimu yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari menciptakan momen emosional puncak yang membuat banyak penonton meneteskan air mata.
Lagu ini tidak hanya memiliki melodi yang indah, tetapi juga sejalan dengan perjalanan emosional karakter Don. Selain itu, film ini juga menghadirkan lagu legendaris Kumpul Bocah karya Vina Panduwinata yang dinyanyikan ulang oleh Maliq & D'Essentials.
Aransemen baru yang tetap menjaga semangat ceria lagu tersebut membuat film ini semakin hidup dan membangkitkan kenangan masa kecil, terutama bagi penonton dewasa yang tumbuh di era sebelum adanya media sosial dan perangkat pintar.
Artikel ini ditulis oleh

F
Reporter
- Fitriyani Puspa Samodra
- Rizky Mandasari

Fenomena Baru, ‘JUMBO’ Sukses Jadi Film Animasi Lokal Paling Laris Sepanjang Sejarah
Film animasi Indonesia berjudul JUMBO telah menjadi yang terlaris setelah berhasil menarik 1 juta penonton dalam waktu hanya 7 hari tayang.


Laporan Box Office: Pabrik Gula 2 Juta Penonton, Film Qodrat 2 dan Jumbo Kompak Tembus Sejuta
Film "Pabrik Gula" yang dibintangi oleh Arbani Yasiz dan Erika Carlina berhasil menarik perhatian lebih dari 2 juta penonton dalam waktu enam hari.

Ariel NOAH merasa bahagia mendapatkan kesempatan baru sebagai pengisi suara, meskipun setiap bagian menjadi tantangan.

Pecah Rekor! Film Indonesia Tembus 55 Juta Penonton di Tahun 2023
Pecah rekor, film Indonesia tahun 2024 tembus 55 juta penonton. Terbanyak sepanjang sejarah.

Berperan Sebagai Ibu Don, Bunga Citra Lestari Jadi Karakter yang Bijaksana dalam Film JUMBO
Bunga Citra Lestari merasa beruntung karena selalu memiliki kesempatan untuk membacakan dongeng bagi Noah.

Film Barbies Sukses Raup Untung Rp 15,1 Triliun dalam Penjualan Tiket Global
Penjualan tiket film Barbie berhasil mendapatkan angka USD 1 miliar atau Rp 15,1 triliun dalam penjualan tiket global di minggu ketiga peluncurannya.


Moana 2 Pecahkan Rekor Baru Disney Animation dan Potensi Mengalahkan Film Besar Lainnya
Film Moana 2 yang rilis 27 November kemarin memecahkan rekor Disney Animation dan berpotensi mengalahkan film besar yang tayang tahun 2024 ini.

Daftar Film Indonesia yang Tayang April 2025, dari Horor hingga Drama Inspiratif
April 2025 menjadi bulan yang menarik karena sejumlah film dari berbagai genre siap menghibur penonton di bioskop.