Personel gabungan dari Sat Pol PP Bantul dan DLH setempat saat melakukan OTT pembuangan sampah liar di Jalan Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan, Kamis (24/7 - 2025). Dokumentasi Istimewa
Harianjogja.com, BANTUL – Satpol PP Kabupaten Bantul menangkap basah dua warga Kota Jogja yang kedapatan membuang sampah sembarangan di Kapanewon Kasihan. Operasi Tangkap Tangan (OTT) tersebut digelar Kamis dini hari (24/7/2025), buntut dari membludaknya sampah akibat depo di Kota Jogja yang penuh.
Kepala Seksi Penindakan Satpol PP Bantul, Sri Hartati mengatakan OTT dilakukan menyusul laporan tumpukan sampah liar yang makin marak di kawasan perbatasan. "OTT ini ada kaitannya juga dengan membludaknya sampah di depo Kota Jogja. Banyak warga dari kota yang akhirnya buang ke wilayah Bantul," ujarnya.
BACA JUGA: Kerja Sama Penggelolaan Dihentikan, Sampah Kembali Menggunung di Sejumlah Depo Kota Jogja
Menurut dia, OTT dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul mulai pukul 01.00 hingga 05.00 WIB di Jalan Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan. Pemantauan dilakukan menggunakan enam unit CCTV yang sudah dipasang di titik-titik rawan.
"Kami pelajari dulu rekaman CCTV, jam-jam berapa biasanya mereka buang. Tadi malam itu tertangkap sekitar jam dua dini hari," jelasnya. Dari hasil OTT, dua pelaku diamankan, masing-masing ber-KTP Dagen dan Kadipaten, Kota Jogja.
Keduanya langsung diberi surat panggilan untuk pemeriksaan lebih lanjut di kantor Satpol PP. “Selanjutnya akan diproses sesuai Perda Bantul No. 2/2019 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenisnya,” jelasnya.
Kepala Satpol PP Bantul, R. Jati Bayubroto menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari operasi gabungan yustisi dan non-yustisi. “Sampah liar ini tidak hanya mencemari lingkungan tapi juga jadi ladang pencaharian bagi oknum yang memanfaatkannya,” ujarnya.
Jati memastikan kegiatan OTT akan rutin dilakukan ke depan, terutama di jalur-jalur rawan seperti Kasihan yang kerap jadi sasaran buang sampah oleh warga luar wilayah.
“Bukan berarti semua pelaku dari luar daerah, tapi sebagian besar memang berasal dari Kota Jogja. Ini akan terus kami awasi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News