China telah mengeluarkan larangan terhadap istilah-istilah yang sering digunakan dalam promosi teknologi sistem bantuan pengemudi canggih (ADAS).
Senin, 21 Apr 2025 12:37:00

Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) China telah menetapkan serangkaian peraturan yang mengatur penjualan dan cara produsen atau merek mobil otonom melakukan promosi.
Aturan ini melarang penggunaan istilah-istilah yang umum seperti "smart driving," "autonomous driving," dan "intelligent driving" yang sering digunakan dalam pemasaran teknologi sistem bantuan pengemudi canggih (ADAS) pada kendaraan.
Sebagai alternatif, produsen di pasar China diwajibkan untuk secara jelas menunjukkan tingkat teknologi mereka sesuai dengan enam level otonomi yang ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers (SAE) menggunakan kode-L yang relevan.
Menurut laporan dari Carscoops pada Minggu (20/4/2025), level 0 menunjukkan bahwa tidak ada bantuan pengemudi sama sekali, sementara Level 5 adalah untuk kendaraan yang sepenuhnya otonom. Selain Mercedes-Benz Drive Pilot yang berada di Level 3, sebagian besar teknologi yang ada saat ini termasuk fitur Full Self-Driving dari Tesla berada di Level 2.
MIIT juga mengumumkan perubahan besar lainnya, seperti larangan fitur remote-summon yang dimiliki oleh Tesla, yang memungkinkan mobil bergerak tanpa adanya pengemudi di belakang kemudi. Fitur ini sendiri sedang dalam penyelidikan di Amerika Serikat.
Selain itu, MIIT mewajibkan agar sistem pemantauan pengemudi tidak bisa dinonaktifkan. Mereka juga menegaskan bahwa kendaraan harus melambat, menepi, atau mengaktifkan lampu hazard jika tangan pengemudi tidak terdeteksi pada kemudi selama periode 60 detik. Dengan langkah-langkah ini, MIIT berusaha meningkatkan keselamatan dan kejelasan dalam penggunaan teknologi otonom di jalan raya.
Kecelakaan yang melibatkan Xiaomi SU7 mengakibatkan tiga orang meninggal dunia

Pengujian beta publik untuk fitur ADAS yang baru melalui update perangkat lunak (OTA) kini dilarang. MIIT juga meminta agar merek-merek mengurangi jumlah frekuensi pembaruan OTA. Kebijakan ini diberlakukan setelah beberapa minggu terjadinya kecelakaan tragis di Tiongkok yang merenggut nyawa tiga mahasiswa.
Diketahui bahwa pengemudi menabrak tiang saat mengemudikan Xiaomi SU7 dengan kecepatan 96 km/jam, beberapa detik setelah mengambil alih kendali dari sistem semi-otonom mobil listrik itu. Selain itu, kebijakan tersebut muncul pada saat industri otomotif di China sedang berupaya meningkatkan kemampuan teknologi ADAS mereka dan gencar mempromosikannya untuk meningkatkan penjualan mobil baru.
Infografis Menyambut Era Mobil Listrik di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh

I
Reporter
- Iskandar
- Iskandar
- Agustinus Mario Damar

AS Ancam Blokir Teknologi Mobil Otonom dari China
AS berencana melarang penggunaan hardware dan software buatan China di kendaraan otonom. Mengapa?

Perangkat Lunak China di Mobil Otonom Dilarang di AS Demi Keamanan.
AS prihatin dengan risiko keamanan nasional yang terkait dengan teknologi yang terhubung pada kendaraan tersebut


Pabrikan Otomotif Ramai-ramai Sepakat Tidak Bersaing Berlebihan dan Kasih Diskon Besar!
Merek otomotif besar sepakat untuk tidak bersaing secara berlebihan di pasar otomotif China. Mereka juga sepakat untuk menahan diskon harga jual yang tinggi.
Tesla 2 tahun yang lalu

Mengenal Teknologi ADAS dari Mobil Listrik China Ini
Saat ini banyak mobil listrik yang canggih. Menggunakan sensor-sensor yang membantu pengemudi mengendarai kendaraannya.
China 2 bulan yang lalu

Tesla harus melakukan recall pada 5.836 mobilnya karena masalah software.
Gara-gara Software, Tesla Recall 5.836 Mobilnya di Tiongkok
Tesla 1 tahun yang lalu
