Cerita CInta Andrea Pirlo dengan AC Milan, Penuh Sejuta Kenangan

1 week ago 7

  1. BOLA
  2. ITALIA

Andrea Pirlo, sang maestro di lini tengah yang terkenal dengan visi bermainnya yang luar biasa, mengenang masa-masa gemilangnya bersama AC Milan.

Rabu, 09 Apr 2025 19:46:00

Cerita CInta Andrea Pirlo dengan AC Milan, Penuh Sejuta Kenangan Kisah Cinta Andrea Pirlo Bersama AC Milan: Prestasi Gemilang dan Luka yang Tersisa (©© 2025 Bola.net)

Andrea Pirlo, seorang maestro lapangan tengah yang terkenal dengan visi bermainnya yang luar biasa, mengenang masa-masa keemasannya bersama AC Milan dengan perasaan yang campur aduk. Kebahagiaan karena berhasil meraih berbagai trofi prestisius jelas terukir dalam ingatannya, tetapi di sisi lain, ada penyesalan yang mendalam, terutama terkait dengan keputusan untuk meninggalkan San Siro.

Baru-baru ini, Pirlo kembali merasakan atmosfer lapangan hijau saat berlaga dalam pertandingan amal Milan Legends melawan Tottenham Hotspur di London. Gol tendangan bebas yang ia ciptakan seakan menghidupkan kembali kenangan indah ketika ia menjadi jiwa permainan Rossoneri dari tahun 2001 hingga 2011. Masa baktinya yang panjang dan penuh prestasi di Milan meninggalkan kesan mendalam baik bagi Pirlo maupun para penggemar Rossoneri.

Ia berhasil menjelma menjadi ikon klub, mengatur tempo permainan, serta menciptakan banyak peluang. Namun, perpisahan yang terjadi menyisakan rasa sakit, sebuah babak yang menurutnya bisa saja berlanjut lebih lama jika bukan karena keputusan yang diambil oleh klub. Simak kisah lengkapnya berikut ini.

Peran yang ikonik dan gelar juara di San Siro

Selama memperkuat AC Milan, Andrea Pirlo berhasil menciptakan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah klub. Ia memainkan peran yang unik di lini tengah, memanfaatkan visi permainan dan kemampuan distribusi yang sangat baik. Gaya bermainnya yang khas menjadi salah satu ciri khas dan memberikan dimensi baru dalam taktik tim.

Pirlo menjadi bagian penting dari skuad Milan yang mendominasi Eropa pada pertengahan tahun 2000-an. Ia berkontribusi dalam meraih dua gelar Liga Champions yang sangat bersejarah. Trofi pertamanya di Manchester memiliki arti yang mendalam baginya, menandai awal dari era keemasan tim serta menjadi gelar Liga Champions pertama bagi banyak pemain yang ada di tim tersebut.

"Saya mencoba menjadikan peran itu milik saya, dengan karakteristik khusus saya, dan itu mencerminkan cara saya melihat sepak bola," ungkap Pirlo kepada Milan TV.

"Yang pertama di Manchester adalah yang paling spesial, karena itu adalah awal dari era keemasan dan bagi banyak dari kami itu adalah trofi Liga Champions pertama kami," imbuhnya.

Pernyataan tersebut menunjukkan betapa besar arti trofi tersebut bagi Pirlo dan rekan-rekannya. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi pencapaian individu, tetapi juga mencerminkan kerja keras dan kolaborasi tim yang solid selama bertahun-tahun. Dengan kontribusi yang signifikan, Pirlo tidak hanya menjadi pemain kunci, tetapi juga simbol dari kesuksesan AC Milan di pentas Eropa.

Momen Menyakitkan di Istanbul dan Balas Dendam di Athena

Di balik kesuksesan meraih gelar juara, Andrea Pirlo dan Milanisti menyimpan kenangan pahit yang tak akan terlupakan. Final Liga Champions 2005 yang berlangsung di Istanbul menjadi mimpi buruk bagi mereka, ketika keunggulan 3-0 lenyap dalam waktu enam menit, mengakibatkan kekalahan menyakitkan melalui adu penalti melawan Liverpool. Momen tersebut meninggalkan luka yang dalam bagi Pirlo dan rekan-rekannya. Namun, takdir memberikan Milan kesempatan untuk membalas dendam.

Dua tahun kemudian, di Athena, mereka kembali berhadapan dengan Liverpool di final Liga Champions. Kali ini, dengan mental yang lebih kuat dan semangat yang tinggi, Milan berhasil meraih kemenangan dan menebus kekalahan di Istanbul.

"Ada juga penyesalan, karena kami bisa saja memenangkan lebih banyak trofi, terutama kalah di Final Liga Champions itu. Jika kita melihat apa yang kami menangkan, penyesalannya adalah kami bisa melakukan lebih banyak," ungkap Pirlo. "Seseorang mengawasi kami dari atas sana dan memberi kami kesempatan ini. Saya benar-benar berpikir Final 2005 adalah salah satu penampilan terbaik kami sebagai tim, itu adalah pertandingan yang hebat, dan kalah seperti itu...," tambahnya.

Rasa ingin bertahan dan kekecewaan yang mendalam akibat kepergian

Andrea Pirlo merupakan salah satu pemain yang sangat dihormati di San Siro selama sepuluh tahun kariernya bersama AC Milan. Namun, ia harus pergi dengan status bebas transfer setelah klub tidak memberikan tawaran kontrak baru. Keputusan tersebut sangat mengecewakan bagi Pirlo, karena ia sebenarnya ingin terus mengenakan seragam Rossoneri.

"Saya tumbuh di sana, saya menjadi seorang pria, dan jujur saya akan dengan senang hati tinggal selama beberapa tahun lagi, tetapi itu tidak mungkin. Mungkin itu adalah tahun-tahun terbaik saya," ungkap Pirlo.

Ia juga menambahkan, "Saya masih berteman dengan banyak orang yang saya temui di sana, kami bahkan pergi berlibur bersama. Itulah yang tertinggal dalam diri saya dari Milan, persahabatan."

Pirlo tidak pernah menyembunyikan rasa kecewa atas kepergiannya dari Milan, yang ia anggap dipengaruhi oleh keputusan pelatih saat itu, Max Allegri, dan direktur klub,

Adriano Galliani. Ia merasa "didorong" untuk meninggalkan klub yang sangat dicintainya. "Itu membuat saya kesal karena banyak orang masih tidak menyadari bahwa itu bukan pilihan saya. Saya ingin bertahan di Milan, tetapi tidak ada kondisi untuk itu, jadi kami harus mengambil jalan yang berbeda," tegasnya. Ia mengakui,

"Ketika saya mengucapkan selamat tinggal kepada rekan tim saya dan memberi tahu mereka bahwa saya meninggalkan Milan, itu adalah salah satu momen paling menyakitkan dan menyedihkan dalam hidup saya," tutupnya.

Selama kariernya di AC Milan, Andrea Pirlo berhasil mencatatkan 401 penampilan kompetitif, mencetak 41 gol, dan memberikan 71 assist. Ia juga berhasil mempersembahkan berbagai gelar bergengsi, termasuk dua gelar Serie A, dua Liga Champions, satu Piala Interkontinental, dua Piala Super Eropa, satu Coppa Italia, dan satu Supercoppa Italiana.

Artikel ini ditulis oleh

Eko Prasetya
Membandingkan Gaya Bermain Antonio Conte dengan Pelatih Top Serie A

Membandingkan Gaya Bermain Antonio Conte dengan Pelatih Top Serie A

Antonio Conte dikenal dengan gaya kepelatihan disiplin tinggi dan taktik bertahan yang solid, membedakannya dari pelatih top Serie A lainnya.

 Ini 7 Fakta Menariknya

Gianluigi Donnarumma, Kiper PSG yang Cetak Sejarah di Liga Champions: Ini 7 Fakta Menariknya

Gianluigi Donnarumma, penjaga gawang PSG sekaligus kapten Timnas Italia, terkenal karena bakatnya yang luar biasa dan perjalanan karier yang cemerlang.

Psg 1 bulan yang lalu

Potret Keseruan Gading Marten Berkunjung ke Italia, Semringah Bertemu Langsung Legenda AC Milan

Potret Keseruan Gading Marten Berkunjung ke Italia, Semringah Bertemu Langsung Legenda AC Milan

Gading Marten yang merupakan penggemar klub AC Milan, bertemu dengan salah satu eks pemainnya, Andrea Pirlo.

 Selebrasi Inter Milan saat Mengunci Gelar Juara Liga Italia Serie A 2023/2024

FOTO: Selebrasi Inter Milan saat Mengunci Gelar Juara Liga Italia Serie A 2023/2024

Kemenangan Inter Milan atas AC Milan telah memastikan scudetto atau juara Liga Italia 2023/2024.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |