Berapa selisih usia ideal untuk menikah? ini penjelasannya

1 day ago 7

Jakarta (ANTARA) - Sebenarnya, perbedaan usia dalam hubungan asmara bukan lagi menjadi persoalan besar bagi banyak pasangan. Akan tetapi, masih ada sebagian orang yang masih mempertimbangkan hal ini, terutama orang tua dari pihak pasangan.

Jarak usia antara dua insan yang memutuskan menikah semakin beragam, mulai dari hanya terpaut satu hingga dua tahun, hingga selisih usia yang mencapai lebih dari satu dekade.

Meski cinta menjadi landasan utama dalam membangun rumah tangga, berbagai penelitian menunjukkan bahwa perbedaan usia juga dapat mempengaruhi dinamika dan ketahanan hubungan dalam jangka panjang.

Secara kultural, masyarakat Indonesia masih banyak yang memegang pandangan bahwa pria sebaiknya lebih tua dibanding wanita.

Alasannya, pria dianggap perlu lebih matang secara emosional dan ekonomi sebelum membina rumah tangga.

Namun, kini pandangan tersebut mulai bergeser. Tak sedikit pasangan yang memilih menikah dengan wanita yang lebih tua, seiring meningkatnya kesetaraan gender dan perubahan nilai sosial.

Penelitian dari Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa semakin besar perbedaan usia pasangan, semakin tinggi pula risiko hubungan tersebut tidak bertahan lama.

Riset terhadap 3.000 responden itu menemukan bahwa pasangan dengan selisih usia lima tahun, memiliki risiko 18 persen lebih besar untuk berpisah dibanding pasangan dengan usia yang sama.

Risiko tersebut meningkat menjadi 39 persen jika jarak usia mencapai sepuluh tahun, dan bahkan naik hingga 95 persen pada pasangan dengan selisih usia dua dekade.

Sementara itu, pasangan dengan perbedaan usia hanya satu tahun tercatat memiliki kemungkinan berpisah paling rendah, yakni sekitar tiga persen.

Adanya perbedaan gaya hidup, tingkat kematangan emosional, hingga cara pandang terhadap masa depan, bisa menjadi pemicu utama ketidakharmonisan dalam hubungan dengan jarak usia terlalu jauh.

Sehingga dapat dikatakan perbedaan usia antar pasangan yang ideal sekitar 1-3 tahun atau 3-5 tahun dan pria lebih tua dari pada wanita.

Meski demikian, perbedaan usia tersebut tidak bisa berlaku sama untuk semua pasangan. Melansir dari klikdokter, tidak ada rumus baku mengenai jarak usia ideal untuk pasangan menikah. Sebab tergantung pada kecocokan latar belakang dan karakter masing-masing individu.

Selisih usia tidak selalu menjadi faktor penentu tingkat kebahagiaan dan langgengnya rumah tangga. Banyak pasangan dengan jarak usia besar justru berhasil membina pernikahan harmonis karena memiliki nilai dan tujuan hidup yang sejalan.

Namun, berbicara soal kesiapan menikah, faktor usia wanita yang mesti menjadi pertimbangan penting, terutama dari sisi biologis dan reproduksi.

Secara medis, usia terbaik bagi wanita untuk memiliki anak adalah sekitar 25 tahun, di mana kondisi reproduksi berada pada puncaknya.

Menurut American Society for Reproductive Medicine, wanita di bawah usia 30 tahun memiliki sekitar 25 persen peluang hamil secara alami setiap bulannya.

Setelah usia 30 tahun, peluang itu menurun menjadi sekitar 20 persen, dan saat mencapai usia 40 tahun, menurun drastis hingga 5 persen.

Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah serta kualitas sel telur seiring bertambahnya usia. Meski demikian, faktor psikologis dan kesiapan emosional tetap perlu dipertimbangkan.

Kesiapan mental, komunikasi yang sehat, serta dukungan pasangan juga berperan penting dalam mewujudkan keluarga yang bahagia.

Pernikahan bukan hanya tentang berapa jarak usia di antara pasangan, melainkan tentang kesetaraan, rasa saling menghargai dan menerima, serta kemauan untuk berjalan bersama.

Jarak usia mungkin berpengaruh pada dinamika hubungan, tetapi yang lebih menentukan adalah bagaimana pasangan saling memahami dan membangun komitmen jangka panjang.

Bagi yang sedang merencanakan pernikahan, hal yang terpenting bukan mencari “jarak usia ideal pasangan”, melainkan memastikan kesiapan hati, kematangan berpikir, serta kesediaan untuk saling beradaptasi dan berjuang dalam setiap fase kehidupan bersama.

Baca juga: Mengenal “silent treatment” dan dampaknya pada hubungan pernikahan

Baca juga: Rekomendasi perawatan kesuburan melalui teknologi medis & terapi

Baca juga: Ini kata Pram alasan anak muda di Jakarta takut menikah

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |