Belasan Siswi di Depok Diduga Dilecehkan Guru, Korban Diraba di Area Dada

1 week ago 4

  1. PERISTIWA
  2. REGIONAL

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Auriah membenarkan telah memanggil pihak sekolah.

Sabtu, 12 Apr 2025 11:01:50

Belasan Siswi di Depok Diduga Dilecehkan Guru, Korban Diraba di Area Dada ilustrasi pelecehan seksual (©merdeka.com)

Dugaan kasus pelecehan seksual terjadi di salah satu sekolah swasta di Depok. Peristiwa itu diduga terjadi pada Agustus 2024. Diduga korbannya sebanyak 14 orang, namun baru 11 yang berani bicara, mereka seluruhnya adalah siswi.

MWR, salah satu saksi mengatakan, korban adalah siswa di sekolah tersebut. Dari 11 siswi mengaku diraba oleh guru pria. Kemudian mereka dipeluk dari belakang dan kena di area payudara.

“Ketika kejadian seperti itu, si anak melapor ke orang tua. Kemudian sama orangtuanya, diadukan ke sekolah. Nah, oleh sekolah akhirnya diadakan pertemuan antara sekolah, yayasan, orang tua, dan komite untuk menyelesaikan kasus ini,” katanya ketika dikonfirmasi, Jumat (11/4).

Pada saat diselesaikan kala itu, tidak ada surat peringatan (SP) untuk guru tersebut. Pihak sekolah hanya menyampaikan akan diberikan SP dan surat pernyataan. Dan seandainya satu waktu terjadi lagi, maka oknum tersebut akan diberhentikan hingga pada akhirnya terjadi kasus serupa untuk kedua kalinya di Februari 2025.

“Tapi ternyata sampai kejadian, sampai sekarang surat itu tidak ada. Kejadian kedua terjadi sekitar Februari lah. Di mana ada pelaporan juga dari orang tua yang merasa anaknya di kelas II dipegang juga ketika anaknya lagi benerin dasi Pramuka. Anaknya bilang bahwa ‘mah aku tadi dipegang di bagian sininya’, gitu. Terus orang tuanya melapor ke sekolah, kemudian sama sekolah bilang itu akan ditindaklanjuti. Sampai kejadian ketiga di Maret 2025, sekitar tanggal 20an,” ujarnya.

Korban lainnya adalah siswi kelas IV. Saat itu ada saksi siswi kelas VI yang mengatakan, siswi kelas IV tersebut dipegang panggulnya oleh guru tersebut. Kemudian orang tua siswi tersebut menghubungi orang tua korban. Kemudian orang tua korban bertanya pada anaknya dan korban mengaku benar dipegang panggulnya.

“Tapi anak saya merasa tidak nyaman, tapi dia tidak tahu itu sebenarnya perbuatan apa. Begitu sih kronologisnya,” ungkap MWR.

Dari sejumlah siswi yang dilecehkan oleh guru tersebut, terparah adalah disentuh di area dada. Menurutnya, sudah ada sejumlah orang tua yang awalnya mau menjadi saksi dan mau melaporkan namun mereka masih merasa takut. MWR pun akan melaporkan kasus ini ke kepolisian.

“Jadi orang tuanya hanya menyampaikan kepada kami lah beberapa orang tua lain yang concern terhadap kejadian ini.  Ya kami akan melakukan pelaporan ke kepolisian.  Tadi saya sudah sempat berdiskusi, kalaupun memang orang tuanya merasa tidak berani, ya saya juga akan melaporkan. Saya sebagai saksi yang mengetahui bahwa memang beberapa kali guru tersebut ada di dapur memeluk anak perempuan,” ceritanya.

Dia menduga orang tua yang takut mengungkap kasus ini karena anaknya duduk di bangku kelas VI. Sehingga mereka khawatir proses kelulusan anaknya dihalangi.

“Lebih kepada korbannya itu kan anak kelas 6 ya. Jadi orang tuanya merasa nggak nyaman nanti anaknya nih bentar lagi lulus. Nanti ijazahnya lah ditahan, gitu kan. Atau anaknya mengalami pembullyan di sekolah gitu kan, mak lu cupu gitu, lebih ke gitu sih. Orang tuanya menganggap bahwa, jadi dari beberapa orang tua yang kami ajak gitu mereka bilang ya sudahlah kasusnya sudah diselesaikan, sudah dianggap damai, kenapa lagi kami harus bicara,” tegas MWR.

Adanya Ancaman

MWR menceritakan ada salah satu orang tua yang mendapat intimidasi. Salah satu orang tua diancam akan dihabisi jika ikut mengungkap kasus ini. 

“Kalau intimidasi ada satu orang tua yang saya tahu mengalami intimidasi gitu. Jadi dibilang bahwa, gua udah tahu lo siapa dan geng lo gitu kan ya. Dan orang tua ini adalah salah satu yang anaknya juga menjadi korban. Nanti begitu kasusnya meledak, gua tahu lo akan gua habisin. Lebih ke ancaman sih,” ungkapnya.

Namun orang tua murid tidak tahu siapa yang melakukan pengancaman tersebut. Orang tua murid banyak mengalami ketakutan yang ditimbulkan dari intimidasi tersebut.

“Iya dari anonim. Cuma ketika kita minta orang tuanya untuk mengaku, untuk mengirimkan nomornya, dia bilang sudah terhapus dengan alasan terhack. Jadi ketakutan-ketakutan lah ya yang ditimbulkan,” katanya.

MWR mengaku tidak tahu siapa pihak yang melakukan pengancaman tersebut. Ancamannya berisi bahwa kalau kasusnya diteruskan maka akan dihabisi.

“Kalau ancamannya kita gak tau dari siapa, tapi yang mengaku itu hanya satu orang. Jadi, dia mendapatkan telepon dari orang tersebut yang dibilang, kalau masih terus begini, dia akan dihabisin. Maksudnya masih terus begini itu maksudnya masih terus berbicara, masih terus membongkar kasus ini gitu,” jelasnya.

Yang mendapat ancaman adalah salah satu orang tua korban yang hadir dalam pertemuan dengan pihak sekolah saat itu. Hal itulah yang membuat orang tua menjadi takut.

 “Orang tua salah satu korban. Pada saat itu dia memang ada di pertemuan itu. Jadi orang tua memilih untuk tidak bersuara lagi karena dibilang bahwa kasus itu sudah selesai ya,” ungkapnya.

Pelecehan di Kelas

Dari sejumlah kesaksian siswi, dugaan pelecehan tersebut dilakukan di dalam kelas pada jam istirahat. Sayangnya tidak ada CCTV yang merekam kejadian tersebut.

“Saksinya murid-murid ya. Murid-murid yang murid-murid di sekolah itu. Melakukannya ada yang di kelas, ada yang di atas. Karena kan kelas 4, 5, 6 itu kelasnya di atas.  Jadi si pelakunya ya melakukan pada saat jam istirahat di atas gitu.  Atau yang saya lihat ya memang dia melakukan itu di dapur, ketika kami mengambil air teh atau si murid nge-refil air.  Sayangnya bahwa sekolah itu tidak memiliki CCTV.  Sehingga sama sekali tidak ada rekaman. Jadi pure hanya pengakuan dari anak yang menjadi korban kepada orang tuanya saja,” ungkap MWR.

Ironinya lagi terduga pelaku melakukan pelecehan secara terbuka. MWR sangat menyayangkan adanya pembiaran oleh pihak sekolah. Dia juga khawatir karena dilakukan di hadapan murid lain dan dibiarkan maka bisa menjadi contoh siswa laki-laki bahwa menyentuh siswi perempuan itu hal lumrah.

“Jadi itu terjadi secara terbuka gitu. Yang menjadi concern kami adalah kalau pelaku berani melakukan ini secara terbuka, artinya di sekolah tersebut ada mata ajaran baru, yaitu mata ajaran pelecehan seksual. Karena artinya kan apa yang dilakukan guru ini bisa menjadi contoh buat murid laki-laki lain bahwa ngegrepe anak murid anak perempuan itu adalah sesuatu hal yang wajar. Karena dengan terjadi seperti itu sekolah tetap melakukan pembiaran,” kecamnya.

Sejauh ini para korban adalah siswi perempuan. MWR mengaku belum menerima laporan apakah ada siswa laki-laki atau tidak yang menjadi korban.

“Untuk saat ini korbannya masih perempuan, tapi kan kita gak pernah tau, kalau ternyata mungkin ada korban-korban lain yang mungkin korban berikutnya laki, kita kan juga gak tahu,” ungkapnya.

Alibi Bentuk Kasih Sayang

MWR merasa kesal karena terduga pelaku melakukan perbuatan tersebut dengan alibi sebagai bentuk kasih sayang pada muridnya. Untuk mediasi sudah pernah dilakukan saat peristiwa pertama di 2024.

“Jadi kalau kaya si pelaku selalu melakukan alibi bahwa itu adalah wujud kasih sayang seorang guru kepada siswa. Sudah (mediasi), kalau enggak salah 23 Agustus ya itu sudah dilakukan pertemuan, karena kejadiannya di 2024, itu sudah dilakukan pertemuan. Bahwa di pertemuan itu si pelaku bilang, saya sama sekali tidak punya indikasi untuk melakukan pelecehan. Itu adalah bentuk kasih sayang saya kepada murid saya. Kalau bentuk kasih sayang kan nggak perlu ngegrepe payudara ya,” tegasnya.

Dia mengatakan akan segera membuat laporan dalam waktu dekat. Saat ini dia sedang melakukan koordinasi. Dikatakan, laporan polisi dibuat sebagai trigger supaya orang tua lain berani mengungkap kebenaran dan tidak merasa takut.

“Saya nanti akan berkoordinasi gitu kan kapan, kemungkinan dalam minggu ini akan melakukan laporan polisi. Laporan polisi ini sebenarnya dibuat sebagai trigger supaya orang tua yang lain speak up, enggak usah takut gitu loh. Bahwa pun ini sudah mendapatkan atensi, jadi gak usah takut, speak up aja,” ungkapnya.

MWR menuturkan pihak sekolah berupaya menutupi kasus ini. Bahkan dia mengaku pernah menyampaikan pada yayasan mengenai dugaan tersebut namun hanya direspon normative.

“Jadi kasus itu memang ditutupin. Saya ada, saya melihat ketika kami sama-sama di dapur sekolah dan itu saya beberapa kali sampaikan. Dan saya sampaikan juga ke yayasan dan saya sampaikan juga ke kepala sekolah dan wakilnya,” katanya.

Dia mengaku berani bicara karena untuk mencegah hal tersebut tidak terjadi lagi. Karena anaknya juga bersekolah di seolah tersebut dan khawatir bisa menjadi korban jika kasus ini dibiarkan tanpa penyelesaian.

“Kalau misalnya salah satu korban itu adalah anak saya, ini akan lebih rame gitu. Pasti akan saya ributin gitu. Karena buat saya, ya kalau saya ngak bicara sekarang, one day anak saya bisa jadi korban,” ungkapnya.

Bahkan yang lebih miris lagi, terduga pelaku ini baru mengajar di sekolah tersebut pada Juni 2024 atau saat tahun ajaran baru. Artinya, baru dua bulan mengajar di sekolah tersebut terduga pelaku sudah berani melakuan dugaan pelecehan pada muris perempuan.

“Jadi terduga pelaku ini baru masuk di sekolah ini Juni 2024 ya. Di tahun ajaran baru lah.  Kejadian pertama terjadi ya masih baru banget ya,” kata MWR.

Disdik Benarkan Panggil Kepsek

Sementara itu ketika dikonfirmasi, pihak sekolah tidak dapat memberikan keterangan. Saat didatangi ke sekolah, tidak ada satupun guru atau kepala sekolah yang bisa diminta penjelasan.

Namun dari keterangan satpam sekolah, pihak Kepala Sekolah dan sejumlah guru sedang berada di Dinas Pendidikan Kota (Disdik) Depok.

“Iya, kepala sekolah lagi ke Disdik. Itu dia, saya enggak memperhatiin (dengan siapa kepsek ke disdik). Ibu Margareth bilang bukan kapasitasnya. Iya, intinya tidak ada yang bersedia,” kata satpam tersebut.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Auriah membenarkan telah memanggil pihak sekolah. Namun Disdik belum bisa memberikan keterangan apapun mengenai dugaan kasus pelecehan tersebut. Pihaknya berkordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mendalami kasus ini.  

“Iya, dalam rangka konfirmasi, kita belum mengeluarkan statemen. Kepala sekolah iya betul dipanggil. Iya (kolaborasi dengan KPAI),” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh

Achmad Fikri Fakih Haq
15 Siswa Siswi Usia 11-12 Tahun Jadi Korban Pelecehan Guru di Sekolah Swasta Yogyakarta

15 Siswa Siswi Usia 11-12 Tahun Jadi Korban Pelecehan Guru di Sekolah Swasta Yogyakarta

Kuasa hukum korban, Elna Febiastuti mengatakan pihaknya melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual ini ke Polresta Yogyakarta pada Senin (8/1).

Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut

Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut

Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.

Bejat! Guru SD di Sumbar Cabuli 2 Siswinya Saat Jam Pelajaran, di Kelas dan Perpustakaan
 Tapi kan Belum Terjadi Apa-Apa

SMAN 8 Kabupaten Tangerang Akui Guru Lakukan Pelecehan Verbal terhadap Siswi: Tapi kan Belum Terjadi Apa-Apa

Seorang guru di SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang dilaporkan melakukan pelecehan dan kekerasan verbal terhadap sejumlah siswi.

ASN Guru SD di Garut Diduga Cabuli Siswa Laki-Laki, Korban Diperkirakan Lebih dari Satu Orang

ASN Guru SD di Garut Diduga Cabuli Siswa Laki-Laki, Korban Diperkirakan Lebih dari Satu Orang

Guru yang diduga melakukan pencabulan diketahui merupakan seorang laki-laki berusia 36 tahun.

Guru SD Cabul di Jaksel jadi DPO usai 1 Tahun Tersangka, Ini Tampangnya

Guru SD Cabul di Jaksel jadi DPO usai 1 Tahun Tersangka, Ini Tampangnya

Polisi menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap guru les yang diduga mencabuli anak didiknya di Jakarta Selatan.

Siswi SD Ngadu Dilecehkan Sejak Kelas 3, Guru SD di Bogor Dipolisikan

Siswi SD Ngadu Dilecehkan Sejak Kelas 3, Guru SD di Bogor Dipolisikan

NP baru menceritakan apa yang dialaminya belakangan ini saat ia duduk di bangku kelas 4.

Fakta-Fakta Guru Seni Budaya Lecehkan Belasan Siswi di SMKN 56 Jakarta
Belasan Siswi SMKN 56 Jakarta jadi Korban Pelecehan Guru Seni

Belasan Siswi SMKN 56 Jakarta jadi Korban Pelecehan Guru Seni

Sebanyak 11 siswi SMKN 56 Jakarta mengaku menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan guru seni budaya di sekolah kejuruan tersebut.

Guru SD di Sikka NTT Cabuli 8 Siswinya, Ancam Kurangi Nilai jika Korban Melapor
15 Siswi SMKN 56 Jakarta Diduga Dilecehkan Guru, Ini Kata Disdik DKI

15 Siswi SMKN 56 Jakarta Diduga Dilecehkan Guru, Ini Kata Disdik DKI

Dinas Pendidikan Pemprov Jakarta memastikan telah mengambil tindakan atas kejadian itu.

Cabuli Siswi SMP di Sekolah, Guru di OKI Dihajar Massa lalu Dibawa ke Polisi

Cabuli Siswi SMP di Sekolah, Guru di OKI Dihajar Massa lalu Dibawa ke Polisi

Imam mengungkapkan, AD kini telah ditetapkan tersangka dan dilakukan penahanan.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |