Apa isi dalam Ka'bah? Ini jawabannya

8 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Ka'bah, bangunan suci yang menjadi kiblat umat Islam di seluruh dunia, menyimpan makna spiritual dan sejarah yang begitu dalam. Namun, tak banyak orang tahu seperti apa bagian dalam dari bangunan yang terletak di pusat Masjidil Haram, Kota Makkah, Arab Saudi, ini.

Hal itu wajar, karena tidak semua orang diizinkan masuk ke dalamnya. Maka tak heran bila banyak umat Islam merasa penasaran dengan apa sebenarnya yang tersembunyi di dalam Ka'bah.

Berlawanan dengan imajinasi sebagian orang yang membayangkan adanya benda-benda sakral atau harta karun di dalam Ka'bah, faktanya ruang tersebut sangat sederhana. Di dalamnya tidak terdapat benda-benda bernilai material seperti emas atau perhiasan. Ka'bah justru mencerminkan kesucian dan kesederhanaan sebagai tempat ibadah.

Bagian dalam Ka'bah merupakan ruang terbuka seluas sekitar 180 meter persegi, dengan tiga pilar kayu besar penyangga atap yang dibangun oleh Abdullah bin Zubair. Lantainya dilapisi marmer putih dengan pinggiran hitam, sementara dinding bagian bawahnya dilapisi marmer berwarna mawar setinggi empat meter. Di atasnya, terdapat kain hijau bertuliskan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang membentang hingga ke langit-langit.

Baca juga: PPIH: Jangan swafoto secara berlebihan di depan Kabah

Langit-langit Ka'bah juga dihiasi lentera-lentera kuno peninggalan era Kekhalifahan Utsmaniyah, terbuat dari tembaga, perak, dan kaca, serta dihiasi kaligrafi Al-Qur’an. Sebuah tangga kecil menuju atap tersimpan di dalam, namun tidak terdapat jendela pada ruang ini.

Di bagian dalam dinding Ka'bah, tertanam beberapa prasasti marmer bertuliskan kaligrafi Arab yang berasal dari masa para penguasa Muslim terdahulu, sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi mereka terhadap renovasi dan pemeliharaan Ka'bah.

Di lantai, terdapat penanda tempat Nabi Muhammad SAW dahulu shalat dan berdoa saat memasuki Ka'bah. Penanda ini menjadi salah satu bagian paling sakral di dalam ruangan tersebut.

Hajar Aswad: Batu hitam dengan sejarah panjang

Salah satu bagian paling ikonik dari Ka'bah adalah Hajar Aswad, batu hitam yang tertanam di sudut timur bangunan. Dahulu batu ini berwarna putih dan dipercaya telah menghitam karena menyerap dosa-dosa orang yang menciumnya. Dalam praktik Tawaf, jamaah Haji dan Umrah berusaha untuk mencium atau menyentuh batu tersebut sebagai bentuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Saat ini, Hajar Aswad terdiri dari tiga bagian utama dan beberapa fragmen kecil yang disatukan dengan bingkai perak. Delapan bagiannya masih berada di Ka'bah, sementara enam bagian lainnya diketahui berada di Istanbul, Turki.

Baca juga: Tawaf di setiap embusan napas

Siapa yang boleh masuk ke dalam Ka'bah?

Tidak semua orang dapat memasuki Ka'bah. Bahkan, jutaan jamaah yang menunaikan ibadah haji dan umrah setiap tahun pun tidak diizinkan masuk. Hanya individu tertentu yang mendapat kehormatan tersebut, seperti:

  • Pejabat tinggi negara Muslim yang diundang secara resmi oleh pemerintah Arab Saudi.
  • Ulama dan cendekiawan Muslim terkemuka dalam rangka kunjungan atau kegiatan keagamaan tertentu.
  • Tamu istimewa Kerajaan Arab Saudi, termasuk dalam beberapa kasus, non-Muslim yang mendapat izin khusus.

Simbol persatuan dan perdamaian

Lebih dari sekadar bangunan fisik, Ka'bah merupakan simbol utama persatuan umat Islam. Setiap Muslim di dunia melaksanakan shalat lima waktu dengan menghadap ke arah Ka'bah (kiblat), menjadikannya titik sentral dalam kehidupan spiritual umat Islam.

Lebih jauh, Ka'bah memiliki potensi besar untuk menjadi pusat dialog lintas budaya dan lintas agama. Ibadah Haji dan Umrah yang melibatkan jutaan orang dari berbagai negara menjadi ajang pertukaran budaya dan solidaritas umat manusia.

Ka'bah juga dapat dijadikan simbol dalam isu-isu global, seperti:

  • Keadilan sosial, dengan mendorong semangat kesetaraan dan kepedulian terhadap kaum dhuafa.
  • Kesadaran lingkungan, mengingat jutaan peziarah menciptakan dampak besar terhadap lingkungan.
  • Tanggap krisis kemanusiaan, sebagai penggerak aksi cepat dan solidaritas umat Muslim global.

Ka'bah bukanlah tempat penyimpanan benda suci atau harta duniawi, melainkan ruang ibadah yang sarat makna dan sejarah. Kesederhanaan bagian dalamnya justru mencerminkan nilai spiritual yang tinggi: kesucian, ketundukan kepada Allah, dan persatuan umat Islam.

Bagi umat Muslim, Ka'bah adalah rumah Allah yang menjadi pusat ibadah, bukan objek wisata. Meski tak semua bisa melihat bagian dalamnya secara langsung, memahami isi dan maknanya tetap bisa menumbuhkan rasa takzim dan cinta terhadap simbol keimanan ini.

Baca juga: Kemenag gelar pengukuran sejuta arah kiblat pada 27 Mei 2024

Baca juga: Pengalaman spiritual saat berjumpa Ka'bah

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |