Jakarta (ANTARA) - Mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir bukan sekadar bentuk belasungkawa, tetapi juga termasuk ibadah yang memiliki nilai pahala besar di sisi Allah SWT.
Dalam Islam, setiap langkah yang dilakukan saat mengiringi jenazah memiliki adab dan tuntunan yang perlu dijaga, mulai dari cara berjalan, sikap selama di perjalanan, hingga saat prosesi pemakaman berlangsung. Semua itu menunjukkan betapa Islam mengajarkan umatnya untuk menghormati orang yang telah wafat dengan penuh kasih dan tata krama.
Lalu, seperti apa adab yang benar ketika mengantar jenazah ke pemakaman dalam ajaran Islam? Simak ulasannya berikut ini.
Adab mengantar jenazah ke pemakaman dalam Islam
Mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir bukan sekadar tradisi sosial, melainkan bagian dari ibadah yang penuh makna. Setiap langkah dalam prosesi ini menunjukkan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah wafat.
Karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga adab dan sikap ketika mengiringi jenazah, agar kegiatan ini bernilai pahala sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang kematian dan kehidupan setelahnya.
Berdasarkan penjelasan dari NU Online dan berbagai sumber keislaman lainnya, berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan saat mengantar jenazah menurut ajaran Islam:
1. Senantiasa khusyu dan menjaga kekhusyukan
Mengiringi jenazah dianjurkan dilakukan dengan hati yang tenang dan penuh kekhusyukan. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya sikap ini sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum dan keluarganya yang sedang berduka.
Oleh karena itu, para pelayat hendaknya tidak bercanda, tertawa, atau bersenda gurau selama perjalanan. Kesadaran bahwa kematian merupakan peristiwa sakral dan menyentuh hati menjadi alasan utama mengapa sikap khusyu’ sangat dianjurkan. Mengantar jenazah bukan sekadar wujud simpati sosial, tetapi juga ibadah yang bernilai pahala besar di sisi Allah SWT.
2. Menundukkan pandangan
Orang yang sedang mengiringi jenazah dianjurkan untuk menundukkan pandangan dan menjaga pandangan mata agar tidak berkelana ke sana kemari. Hal ini membantu menciptakan suasana tenang dan mendorong seseorang untuk lebih meresapi makna duka dan kefanaan hidup.
Menundukkan pandangan juga termasuk bagian dari adab beribadah. Dengan cara ini, hati menjadi lebih hadir, dan pikiran tertuju pada doa serta rasa empati kepada keluarga yang ditinggalkan.
3. Menghindari percakapan yang tidak perlu
Berbicara hal-hal yang tidak penting selama prosesi pemakaman sebaiknya dihindari. Suasana khidmat bisa terganggu bila diwarnai obrolan atau suara bising dari para pelayat.
Namun, berbeda halnya jika yang diucapkan adalah kalimah thayyibah, seperti “Lâ ilâha illallâh, Muhammadur Rasûlullâh”. Ucapan tersebut justru dianjurkan, karena dapat menjaga suasana tetap khusyu’ sekaligus mengingatkan semua yang hadir pada keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
4. Mengambil pelajaran dari kematian
Salah satu hikmah terbesar dari menghadiri pemakaman adalah kesempatan untuk merenungi makna kehidupan dan kematian. Melihat jenazah seharusnya mengingatkan setiap orang bahwa hidup di dunia bersifat sementara dan akan berakhir pada waktunya.
Kematian bukan akhir segalanya, tetapi awal dari kehidupan yang sesungguhnya kehidupan di alam akhirat, di mana setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amal-nya. Dengan menyadari hal ini, para pelayat diharapkan dapat mengambil pelajaran agar lebih berhati-hati dalam menjalani hidup dan senantiasa memperbaiki diri sebelum ajal menjemput.
5. Mengingat pertanyaan malaikat di alam kubur
Setiap orang yang meninggal akan menghadapi pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Dalam beberapa riwayat disebutkan, ada enam pertanyaan yang akan diajukan kepada mayat, yaitu:
• Siapa Tuhanmu?
• Apa agamamu?
• Siapa nabimu?
• Apa kitabmu?
• Ke mana arah kiblatmu?
Mengingat pertanyaan-pertanyaan ini dapat menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT sekaligus meneguhkan keimanan bagi mereka yang masih hidup. Karena itu, saat mengiringi jenazah, hendaknya hati dipenuhi zikir dan renungan tentang kesiapan diri menghadapi kematian.
6. Meluruskan niat
Semua amal dalam Islam bergantung pada niat. Termasuk ketika mengantar jenazah, niat harus dilandasi dengan keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Tujuannya bukan untuk mencari pengakuan, penghormatan sosial, atau alasan duniawi lainnya.
Dengan niat yang tulus, setiap langkah menuju pemakaman akan bernilai ibadah dan mendatangkan pahala. Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap amal selalu diawali dengan niat yang benar, sebab tanpa niat yang ikhlas, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah.
7. Berpakaian sopan dan menjaga perilaku
Selama prosesi pemakaman, berpakaianlah dengan sopan dan sesuai dengan adab Islam. Hindari pakaian yang terlalu mencolok, ketat, atau berlebihan. Sikap tubuh juga perlu dijaga tenang, hormat, dan tidak membuat gaduh.
Tujuan utama kehadiran di pemakaman adalah untuk mendoakan dan menghormati orang yang telah meninggal, sehingga perilaku yang tenang dan santun mencerminkan rasa hormat tersebut.
8. Membaca doa dan istighfar
Di sepanjang perjalanan menuju pemakaman, sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa dan istighfar. Doa yang tulus dari para pengiring menjadi amal yang terus mengalir bagi almarhum. Selain itu, membaca ayat-ayat Al-Quran juga diperbolehkan untuk menambah keberkahan suasana dan menghadirkan ketenangan bagi semua yang hadir.
9. Membantu membawa keranda jenazah
Membantu membawa keranda termasuk amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengantar jenazah sampai dishalatkan, maka baginya satu qirath. Dan barang siapa yang mengantar-nya hingga dikuburkan, maka baginya dua qirath.” (HR. Bukhari)
Satu qirath diibaratkan sebesar Gunung Uhud, menunjukkan betapa besar pahala yang Allah berikan bagi orang yang ikut serta dalam prosesi pemakaman hingga jenazah dimakamkan dengan layak.
10. Melaksanakan penguburan sesuai tuntunan syariat Islam
Sesampai-nya di area pemakaman, proses penguburan jenazah sebaiknya dilakukan dengan mengikuti tata cara yang telah diajarkan dalam Islam. Setiap tahap, mulai dari meletakkan jenazah di liang lahat dengan posisi yang benar hingga membaca doa-doa yang dianjurkan, perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan rasa hormat.
Semua langkah tersebut bukan sekadar ritual, melainkan bentuk pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT. Dengan menjalankan proses penguburan sesuai tuntunan syariat, umat Islam menunjukkan kepatuhan dan penghormatan terakhir kepada saudara seiman yang telah berpulang.
Dengan menjaga seluruh adab di atas, prosesi mengantar jenazah tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terakhir bagi yang wafat, tetapi juga menjadi pengingat bagi yang hidup agar senantiasa mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.
Baca juga: Amalan sunnah dan larangan dalam menguburkan jenazah menurut Islam
Baca juga: Persiapan yang harus diperhatikan sebelum jenazah dimakamkan
Baca juga: Benarkah jenazah tak boleh sendirian sebelum dimakamkan? Ini alasannya
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































